Menu

Mode Gelap
Kasus Pembakaran Rumah Sempurna Pasaribu di Tanah Karo: Polda Sumut Tambah Tersangka Baru Polri Gunakan Teknologi Canggih untuk Seleksi Akpol 2024 Terungkap! Identitas dan Peran 2 Eksekutor dalam Pembakaran Rumah Sempurna Pasaribu Rektor UM Tapsel Kukuhkan 146 Guru Profesional, Kepala LLDIKTI Wilayah I: Jangan Berbisnis Apapun Di Sekolah Kejahatan Siber Merebak: Pembelajaran Preventif Masyarakat Kunjungan Mahasiswa MBS UIN Syahada Sidimpuan ke UMKM: Memahami Proses Bisnis dan Pemasaran Digital

Mahasiswa

CATATAN KANGEN YANG MENGGEBU AKAN KERINDUAN

badge-check


					CATATAN KANGEN YANG MENGGEBU AKAN KERINDUAN Perbesar

Kangen !! ya itulah satu kata yang terbelisit dalam diriku, dan mungkin juga dalam diri semua orang. Di tengah meluasnya pandemi covid 19 membuat segala aktivitas manusia yang berhubungan dengan kontak secara langsung terpaksa ditiadakan. Kangen menjadi kata yang indah nan sarat akan makna, so akankah kamu kangen denganku ?? hehehe

Para pembaca sekalian, izinkanlah saya menuliskan sebuah catatan akan kerinduan, catatan yang menggambarkan rasa kangen terhadap suatu objek tertentu serta masih bersifat teka – teki.

Istilah physical distancing menjadi kecamuk yang berakibat pada dilarangnya kontak secara langsung. Huft, hal ini tentu bukan tanpa alasan, lagi dan lagi sebagai upaya pemutusan mata rantai virus bernama corona.

Kangen !! ungkapan inilah yang sering muncul pada hati ini, entah berasal dari mana. Kangen adalah sakit yang belum terobati hingga kini.

Seakan menjadi bayang – bayang tersendiri, lagi – lagi kangen adalah sebuah terminologi yang meresahkan sanubariku hingga kini.

Oh ya, pertanyaan pun mencuak apa dan siapa sebetulnya yang di kangenin ?

toh belum tentu kita juga mendapatkan kompensasi kangen dari yang lain.

Ada dua problem pelik yang kemudian harus kita kaji secara eksplisit terlebih dahulu. First, saat ini dengan diberlakukannya stayathome alias tetap di rumah, siapa yang di kangenin ? toh kita juga sudah beraliansi dengan keluarga.

Second, lalu bagi yang tidak bisa mudik alias pulang kampung, okelah jelas yang di kangenin adalah anggota keluarga di kampung, akan tetapi ada hal lain nggak yang juga di kangenin ?. Untuk menjawab dua pertanyaan di atas, terlebih dahulu kita harus menerawang, menelisik dan melihat dari berbagai persepsi.

Kangen !!! itu mencakup berbagai komponen, tidak hanya terbatas pada satu atau beberapa hal saja. Rasa kerinduan yang menggebu karena belum atau tidak ada kesempatan untuk melakukan aktivitas seperti saat keadaan normal dan tidak dapat bertemu dengan orang spesial dalam hidup kita ( eitss tunggu orang spesial bukan hanya pacar lho ya ) itulah definisi dari kangen.

Untuk itulah bagi yang sedang berada dirumah, bersama keluarga mungkin memang benar adany, mereka sudah berada di tengah – tengah kehangatan keluarga. Akan tetapi itu masih kurang karena jauh diluar sana terdapat beberapa perihal yang tak dapat di temui dan dilakukan.

Ambil contoh kerinduan pada sahabat, bagi teman – teman yang saat ini berada dirumah pasti sudah merindukan kehangatan bersama para sahabat.

Kendati demikian untuk kali ini belum bisa berkumpul seperti biasa lantaran himbauan untuk tetap di rumah. Bagi para mahasiswa mungkin juga hal yang di kangenin tak terbatas pada sahabat semata, melainkan hiruk pikuk saat di kampus.

Menikmati setiap pembelajaran di kampus, atmosfer berdebat dengan teman – teman di kala presentasi. Tidak cukup dengan itu saja, bagi para aktivis penggiat organisasi, juga terdapat beberapa perihal yang di kangenin.

Sebutlah saat menjalankan program kerja, rapat untuk merencakan suksesnya acara, bahkan mencari dana guna kegiatan kemana – mana.

Kangen !! juga dirasakan oleh beberapa orang yang biasanya bekerja, dengan ditransisikannya sistem bekerja di kantor ke sistem WFH atau istilah kerennya Workh From Home.

Menjadikan rasa kerinduan tersendiri tatkala bekerja dirumah, hal seperti tidak bisa berkumpul dengan rekan di tempat kerja, menikmati suasana di tempat kerja bahkan pada perdebatan kecil di tempat kerja menjadi alasan utamanya.

Lalu pada teman – teman yang saat ini belum bisa pulang ke kampung atau mudik. Jelas yang di kangenin adalah keluarga, ayah bunda dan sanak sauadara.

Memang ini tak bisa terbantahkan sebab dengan adanya larangan mudik dan juga himbauan agar tetap di daerah perantauan guna meminimalisir transmisi covid 19 ke kampung, membuat sebagian dari kita memutuskan untuk tetap setia di perantauan, hal inilah yang kemudian menjadi sumbu dari perasaan kangen kepada anggota keluarga.

Eitss, tapi selain keluarga, ada nggak hal lain yang kemudian menjadi objek rasa kangen ??. Tentu ada dong, sebetulnya sama sih dengan apa yang telah di tuturkan di atas, kangen dengan teman – teman, bekerja normal dan lain sebagainya.

Akan tetapi juga ada satu komponen urgen yang juga di kangenin, ya keadaan normal di daerah perantauan. Alasannya jelas dengan kondisi normal tanpa adanya pandemi di daerah perantaun, kita dapat melakukan aktiviitas seperti sedia kala, macam bekerja di kantor, belajar di rumah atau di sekolah dan lain – lain.

Kangen!!! adalah sesuatu yang tidak bisa dibantah oleh asumsi apapun, apalagi saat ini sedang berada di bulan yang penuh dengan keberkahan dan keistimewaan, yakni bulan Ramadhan.

Rutinitas ibadah yang biasanya di lakukan di tempat peribadatan dengan terpaksa harus dialihkan di rumah masing – masing. Ritual semacam sholat tarawih berjamaah, taddarus bersama di masjid menjadi hal yang kemudian harus di hindarkan untuk sementara waktu, lagi dan lagi alasannya adalah guna memutus mata rantai sebaran covid 19.

Aktivitas – aktivitas seperti inilah yang membuat rasa kangen dalam hati semakin menjadi – jadi. Berdasarkan pemaparan atau lebih tapat di katakan sebagai curahan hati, semakin menyadarkan kita bahwa keadaan normal merupakan penentu rasa kangen itu.

Dengan keadaan normal sebuah kemustahilan kita tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Kondisi yang saat ini terjadi di Indonesia bahkan di seluruh penjuru dunia merupakan intepretasi dari abnormal situation.

Efek dominanya pun juga sangat menyesakkan dada, dan inilah yang membuat perasaan kangen menjadi sesuatu yang nyata walau tak kasat mata. Obat dari rasa kangen adalah pelampiasan guna memuaskan rasa kangen itu sendiri.

Namun perlu diingat selain rasa kangen yang terbelisit di hati, juga terdapat sifat yang harus di pupuk dan juga sebagai manifestasi akan keikhlasan terhadap kondisi yang demikian, ialah sabar.

Kangen !! pastilah tetap ada, tapi yakinlah pada suatu analogi yakni “badai akan segera berlalu”. Perasaan yang saat ini terngiang akan tersalurkan di kemudian waktu.

Kangen itu wajar apalagi di kala kondisi seperti saat ini, untuk itulah guna mententramkan batin agar tetap bahagia adalah dengan bersabar dan menunggu dengan penuh keikhlasan, maka masihkah kangen yang menggebu – gebu itu membayangi hari – hari mu ?

  • Penulis Oleh Irvan Ulvatur Rohman Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo Prodi Manajemen
  • Irvan Ulvatur Rohman Aktivis dan Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ponorogo

Baca Lainnya

Seru dan Edukatif! Mahasiswi PBL Unand Berikan Penyuluhan TB dengan Emo-demo

6 Oktober 2024 - 22:37 WIB

Hutan Riau Jadi Kebun Sawit? Aliansi Mahasiswa Tuntut PT. Wahana Multitalenta Disanksi Berat!

6 Oktober 2024 - 21:58 WIB

Serius dan Beradaptasi, Pesan Penting Rektor UM-Tapsel di Pembukaan Matamaru

24 September 2024 - 17:54 WIB

Deklarasi Pemilu Damai 2024 Oleh IMM Dan KAMMI Padang Lawas

23 September 2024 - 19:36 WIB

Sumut Raih Posisi Ke-4 Di PON XXI, IMM Apresiasi Keberhasilan Dan Kerja Keras Pemprov

20 September 2024 - 17:26 WIB

Trending di Mahasiswa