“Ya,Allah,tidak kah kau merupakan penguji tiap perjalanan manusia,hari ini ujian mu teramat berat bagi hamba,Engkau telah mengambil seseorang yang akan menghalalkan hamba,tidak kah ada orang lain yang Engkau ambil nyawa nya selain dia,ya Allah sungguh berat ujian mu ini”aisyah bertekuk lutut dan menangis didermaga tersebut.
Namun Azzam menghampiri aisyah disana,ia mencoba menenangkan aisyah yang batin nya yang rapuh.
“Innalillah wainna ilaihi rojiun.
Bismillahirohmanirohim,
ا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupan nya.Aisyah renungilah makna ayat ini,niscaya engkau tidak larut dalam kesedihan yang berlarut,kita masih punya Allah,ukhti.ini semua cobaan,ini semua cobaan yang dimana kita harus sabar menghadapinya”azzam mencoba memberikan kata kata penenang buat aisyah agar ia tidak larut dalam kesedihan yang teramat dalam.
Aisyah mengalami defresi yang luar biasa hingga seperti mengalami gangguan kejiwaan.namun azzam selalu datang menghampiri nya di kala ia sendiri dan menghibur nya.terkadang aisyah tiba tiba tertawa lepas entah apa yang merasuki nya dan bahkan menangis tiba tiba,kepergian fikri sangat membuat nya sakit.
Dan ustadz hamid pun tiba tiba melontarkan pertanyaan yang tak pernah diduga oleh azzam sekalipun.
“Wahai azzam,boleh ustadz bertanya dan menginginkan sesuatu dari kamu”tanya ustadz hamid pada azzam.
“Apa itu ustadz,insyallah daku bisa jawab dan insyallah juga semua pinta ustadz tidak akan pernah daku sanggah”jawab azzam.
“Bolehkah ustadz meminta pada mu untuk menikahi salah satu dari putri ku yaitu fatimah maupun aisyah,namun engkau tahu aisyah saat ini mengalami gangguan kejiwaan mungkin pilihan tidak akan memilih aisyah,mana ada lelaki yang mau menikahi perempuan yang mengalami gangguan jiwa”ustadz hamid menangis sambil berucap demikian.
“Astagfirullah ustadz,beristigfarlah sesungguhnya itu bukan kemauan dari aisyah,dia tidak mengalami gangguan jiwa ia sehat namun hanya saja hati nya lah yang terluka,baiklah ustadz ijinkan daku shalat istikharah menentukan pilihan yang mana antara aisyah dan fatimah,terima kasih ustadz ini amanah yang tak pernah sama sekali terpikirkan oleh ku,daku tidak bisa menolak apa yang permintaan dari ustadz tapi ijinkan daku menentukan pilihan itu dengan campur tangan Allah untuk menentukan nya.
“Baiklah nak,apa yang menjadi keputusan suatu waktu akan ustadz nantikan jawaban dari mu”jawab ustadz hamid sambil tersenyum melihat kebijakkan dari Azzam.
Azzam pun selepas sholat tahajjud ia pun melalukan shalat istikharah untuk menentukan pilihan antara aisyah dan fatimah.ia meminta ketetapan hati dalam menentukan pilihan tersebut kepada Allah.
Pada pagi hari nya azzam pun menemui ustadz hamid.
“Assalamu’alaikum ustadz hamid”
“Wa’alaikumussalam azzam silahkan masuk nak,silahkan duduk,fatimah,fatimah tolong buatkan dua gelas teh hangat untuk kami berdua”kata ustadz hamid pada fatimah.
“Baik ayah,”fatimah sambil tersenyum melihat kedatangam azzam.
“Ini teh nya ayah,silahkan diminum azzam”ucap fatimah.
“Iya fatimah”sambut azzam
“Begini ustadz”kata azzam
Tidak sempat berbicara panjang ustadz hamid sudah memotong pembicaraan dari azzam.
“Sudahkah azzam temukan jawaban atas shalat istikharah yang dilaksanakan nak azzam”tanya ustadz hamid sambil tersenyum.
“Daku menemukan jawaban nya ustadz,azzam menemui aisyah disebuah taman yang indah,bergaun pengantin dan azzam berada diantara taman yang dipenuhi bunga tersebut”jawab azzam
“Masyallah,azzam kamu telah menemukan jawaban atas istikharah mu,tapi mau kah nak azzam menikahi seorang wanita yang mengalami gangguan kejiwaan seperti aisyah semenjak kepergian fikri”ustadz hamid menangis.
“Insyallah ustadz,jika itu yang terbaik menurut Allah dengan menghadirkan aisyah dimimpi ku maka pilihan nya memang jatuh pada aisyah biarkan azzam yang merawat aisyah ustadz,selepas kami menikah”ujar azzam pada ustadz hamid.
“Masyallah,luar biasa hati mu nak luar biasa sikap mu,semoga Allah membalas kebaikkan mu”ucap ustadz hamid.
“Semua ini tidak ada apa apanya dibandingkan apa yang telah diberi kan ustadz kepada azzam”balas azzam.
“Semua yang ku berikan itu Lillahi ta’ala semata mata memang atas Allah untuk mu zam,besok 15 hari bulan,bulan yang baik untuk menikah besok kita adakan ijab kabul antara azzam dan aisyah”kata ustadz hamid
“Baiklah Ustadz”ucap azzam.
Di satu sisi fatimah mendengar kan semua obrolan antara azzam dan ayahandanya,ia menangis bahwa perasaan nya yang ada selama ini kepada azzam itu hanya lah perasaan yang bertepuk sebelah tangan,ia harus mengikhlaskan semua perasaan nya kepada sang adik yaitu Aisyah.
Keesokan harinya dimulai acara ijab kabul antara aisyah dan azzam.
Aisyah pun hanya terdiam dan kadang meneteskan air mata disudut pipinya.
Azzam pun sudah duduk didekat ustadz hamid untuk dimulai nya acara sakral tersebut para tetamu undangan pun sudah datang dalam acara ijab kabul itu.kemudian dimulai lah prosesi ijab kabul antara azzam dan aisyah.ustadz hamid pun mulai mengulurkan tangan kepada azzam
“Ya azzam”
“Saya pak”jawab azzam.
Tiba tiba dari kejauhan datang lah fikri dengan baju compang camping dan wajah yang terbakar lebam..
“Aisyah..aisyah ini aku”ucap fikri
Semua tetamu pun tertegun dan tidak menyangka bahwa fikri masih hidup.dan tiba tiba saja aisyah terperanjat dan sehat dari gangguan kejiwaan nya.”Abang fikri,abang fikri kau datang menemui aku kau datang menepati janji mu”ujar aisyah dan berlari menghampiri ustadz fikri
“Iya aisyah ini aku,fikri kau masih mengenali wajah ku yang legam terbakar ini”jawab fikiri.
“Masyallah,abang ku kau masih hidup”azzam pun langsung bangkit dari duduknya dan mendekap fikri.
“Iya adik ku,abang masih hidup”jawab fikri pada azzam
Azzam pun melepas peci nya dan sal yang telah diberikan ustadz hamid kepada nya dan kembali meletakkan sal tersebut kepada ustadz fikri dan menaruhkan peci dikepala ustadz fikri.
“Zam,apa yang kau lakukan ini pada abang”jawab fikri pada azzam.
“Menikahlah dengan aisyah bang,karena aisyah sudah lama menunggu kepulangan abang,dan mesti abang lebih pantas mendapatkan cinta nya aisyah daripada daku,menikahlah bang karena aisyah adalah tunangan abang”azzam pun tersenyum sambil memeluk fikri yang sudah ia rasa seperti abang kandung nya sendiri.
“Zam,tidak.Allah telah menitipkan aisyah kepada mu dan bukan untuk ku lagi,aku banyak mendengar berita tentang ini semua kepulangan abang dari perestiwa na’as itu sudah dari kemarin,kau lah yang selalu ikhlas menghibur aisyah,dan dikau adik ku sanggup menikahi aisyah saat ia tidak memiliki jiwa yang normal,belum tentu abang punya sifat seperti mu zam,kau laki laki yang ikhlas,ku serahkan aisyah kepada mu zam,abang Alhamdulillah sudah menghafal 30 juz Al qur’an sembari juga menuliskan nya dengan tangan abang sendiri,abang berikan hadiah Al qur’an hasil tulisan tangan abang sendiri kepada mu untuk kamu jadikan mahar untuk aisyah,kalian berdua aisyah dan azzam adalah adik ku,wahai ayahanda nikahkan lah azzam dan aisyah ini,sesungguhnya insyallah daku ikhlas melepas aisyah yang pernah menjadi tunangan ku untuk menjadi istri adik ku yaitu Azzam”azzam sambil tersenyum
“Abang,apa yang kau lakukan ini bang”tanya azzam
“Zam,kau telah ku anggap sebagai adik ku kau telah menemukan jawaban atas istikharah mu,menikahlah dengan aisyah,menikahlah zam abang sudah ikhlas”ujar fikri
“Masyallah,ayah menemukan anak anak ayah yang ikhlas menjalani takdir Allah kepada kalian wahai anak anak mu,zam mari kita laksanakan prosesi ijab kabul mu dengan aisyah”ucap ustadz hamid pada azzam.
“Baiklah ayah”jawab azzam pada pada Ustadz hamid.
Baru kali ini azzam memanggil ustadz hamid sebagai panggilan ayah,tampak wajah kebahagiaan pada ustadz hamid mendengar itu semua.
“Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti aisyah alal mahri Al quranul karim hallan”ijab dari ustadz hamid pada Azzam.
Dan dibalas oleh Azzam.
“Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq”
Sah..
Jawaban semua saksi pun mengatakan Sah.
Maka Sah lah aisyah dan Azzam menjadi sepasang suami istri.
Nampak seorang ustadz fikri tersenyum atas keikhlasan nya untuk melepas aisyah dan menjadi istri bagi adik angkat nya yaitu azzam.
Pada suatu hari.
“Wahai azzam suami ku,jika adinda tidak sembuh dalam penyakit itu apa dikau tetap menjadikan aku sebagai istri mu”
“Jangan ragukan aku wahai adinda,apa yang menjadi takdir Allah akan daku jalani,apa yang buruk bagi ku belum tentu buruk bagi Allah,apa yang baik bagi ku belum tentu baik bagi Allah”jawab azzam.
“Masyallah suami ku,engkau memang menjadi imam yang baik bagi ku,”ucap aisyah.
“Aisyah,terima kasih telah menerima keberadaan ku dan dengan masa lalu yang kelam”balas azzam.
“Daku tidak mementingkan seberapa masa lalu mu,dinda hanya memiliki mu dengan masa mu yang saat ini”balas aisyah kepada azzam.
“Baiklah aisyah,mari kita shalat berjama’ah bersama”Ucap azzam mengajak aisyah.
“Mari suami ku”aisyah pun tersenyum.







Mantap tetap berkarya zona intelektual ?