“Kak….kak….. bangun kak kita sudah sampai”
Panggil Anita pada kakaknya yang tertidur di sepanjang perjalanan mereka pulang ke kampung halaman mereka di Labuhanbillik. Pagi itu bus yang membawa mereka telah sampai di ujung dermaga.
“hmmmm ada apa sih dek, apa kita sudah sampai” jawab Riski dengan nada suara yang masih mengantuk di karenakan mereka baru saja pulang dari kota padang
“ia kak, ihhh cepatan dong kak aku mau keluar nih”
Saat itu posisi duduk dari Anita berada pada tepi dekat kaca bus yang mereka tumpangi.
“iya-iya bawel kali sih dek macam omak-omak pekan aja kamu”
“ihh biarin pegel tau, 24 jam lebih duduk terus”
Akhirnya perjalanan mereka yang jauh itu harus disambung dengan tranportasi sungai yang ada disana. Didermaga itu mereka termenung melihat sebuah bangunan-bangunan tinggi menjulang yang tak lain bangunan itu adalah sebuah sarang walet yang ada di daerah Kampung mereka.
Pagi itu trip boat/perahu yang membawa mereka menyebrangi sungai besar itu tiba. Seluruh penumpang ingin menuju Labuhanbillik berangsur-angsur naik keboat tadi. Selama menyebrangi sungai besar itu tampak pula sebuah pulau tak berpenghuni yang sangat terkenal akan legendanya masyarakat sekitar menamai pulau itu sebagai pulau Sikantan.
Setelah 15 menit menyebrangi sungai Barumun menepi lah boat yang mereka tumpangi tadi di dermaga Kota Labuhanbillik masyarakat sekitar menyebutnya dengan Tangkahan. Disana tampak pria tua dan remaja sudah menunggu kedatagan mereka yang tak lain itu adalah ayah dan adik bungsu dari Riski.
“Assalamualikum yah” salam Riski dan Anita pada sang ayah sembari mencium tangan ayah mereka
“waalaikumsallam, hahaha jadi libur yah kuliah kalian berdua” tanya Basyir pada kedua anak mereka
“iya ni yah mau gimana lagi virus ini sudah semakin menyebar mau tak mau pihak kampus meliburkan kami” jawab Anita sambil berjalan munuju sepeda motor tua Basyir.
“Riski kamu sama Alif saja biar Anita sama ayah saja”
“baik ayah, yuk liff kakak udah bauk nih dari seharian gak mandi heheh”
“ihh kakak jorok akh, kakak gak lupa kan sama pesanan alif kemarin”
“Tenang liff kakak gak lupa kok” Riski langsung naik ke sepeda motor yang di bawa Alif untuk menjemput kakaknya itu.
“kak tau gak, kemarin ada suara-suara aneh deh dekat kamarnya Alif” Alif membuka pembicaraan diatas motor selama perjalanan kerumah
“Suara….?? suara bagaimana lif ?”
“Saura seperti memanggil Alif tapi rasanya bukan memanggil”
“Maksudnya gimana ? akh mabuk kamu ya ? kebanyakan nonton Anime sih kamu hehehe”
Tak terasa mereka sudah sampai di depan rumah mereka. Disana tampak Aminah sedang berbelanja pagi pada tukang sayur yang sering lewat di dekat rumah mereka. Muka langsung sumringah melihat kedatangan dua putri pulang dari perantauan untuk menuntut ilmu disana.
“My Princes pulang rupanya” teriak Aminah dengan mengenggam belanjaan nya meninggalkan tukang sayur tadi di tengah perjalanannya…
“Buk…bayarannya buk…buk belanjaannya belum di bayar” teriak si tukang sayur ke Aminah
“Oh iya sampai lupa, heheh ini kak sampek lupa tadi cemana lah ya kan My princes pulang”
Tampak di teras rumah mereka Riski, Anita, Alif, Basyir tertawa dengan tingkah laku ibu mereka yang agak periang ini. Kadang sifat periang sang ibu lah yang membuat mereka rindu pada kampung halamannya ini. Riski dan Anita langsung menyalami sang ibu, ketika sang ibu ingin memeluk mereka…
“Op.. jangan kau peluk-peluk dulu orang ini” tangan Basyir langsung menahan bahu Aminah
“Emangnya kenapa bang kan aku mau peluk My princes ?”
“My princes-My Princes kata mu, kau mau nanti entah terkena virus, kan mereka baru pulang dari bus, ya udah Riski, Anita langsung mandi yah pakaian yang kamu pakai tadi langsung kamu rendam” Suruh Basyir kepada kedua anak gadisnya tadi.
Sementara itu Aminah tadi nampak menggeruta kepada suaminya yang melarang ia memeluk kedua anaknya tadi.
Malamnya diteras rumah mereka Alif kembali bercerita pada Riski tentang suara aneh yang ia ceritakan di perjalanan kerumah tadi. Riski mendengarkan kembali apa yang di ceritakan adiknya ini
“Akh kakak rasa itu hanya halusinasi kamu saja mana mungkin ada suara apa lagi meledek mu dengan nama ayah di tengah malam”
“isshh si kakak gak percaya, betul lah kak Basyir botak…..katanya kak”
“Masa iya dia bilang gayak gitu, kan yang tau ayah botak kan kita-kita saja yang lain kan gak tau orang setiap hari ayah pakai lobe kok”
“Hahahah maka dari itu kak, kira-kira itu siapa yah malam-malam lagi”
Pada malam itu juga Risky terbangun dari tidurnya di karena ada suara panggilan aneh yang berasal dari depan teras rumah mereka
“Basyir botak…….”
“Basyir botak……”
Teriak panggilan misterius itu, Riski langsung berlari menuju depan rumah mereka untuk mengintip di jendela depan. Disaat ia mengintip ke arah luar jendela ia tak melihat siapa-siapa, lalu ia melihat jam yang ada di hpnya menunjukkan pukul 01.00 WIB. Ia bergumam dalam hati
“Tak mungkin ada orang jam segini, lagian di sini kan jam 22.00 WIB saja sudah sunyi”
Nampak ia bertanya-tanya dalam hati, tiba-tiba dari belakang tampak tangan ingin memegang bahunya
“Waaaahhhh” teriak Aminah
“ANAK AYAM ANAK AYAM KAKI AYAM akh si mamak, kaget Riski mamak buat”
“Heheheh kenapa kaki ayamnya Riski patah ?, kamu sih jam segini pakek intip-intip di jendela emangnya ada apa?”
“Heh anu mak anu…, mamak juga, jam segini ngapain juga belum tidur”
“Mamak tadi ngambil minum kedapur langsung mau Wudhu jugak untuk tahajud, eh tau-taunya mamak nampak kamu ngintip-ngintip di jendela depan”
“Heheheh gak ada apa-apa kok mak”
“Ya sudah kalau enggak ada apa-apa sudah sana tidur, sebelum tidur jangan lupa wudhu dulu biar tidurnya gak di gangguin setan”
“Iyah mak beres mamakku yang syantik hehehe” canda Riski pada ibunya
Di pagi harinya Alif dan basyir sedang duduk diteras rumah. Sang ayah nampak sedang membaca berita di Smartphonenya sedangkan Alif sedang duduk santai sambil ngeteh pagi di teras rumahnya. Riski dan Anita juga ikut bergabung dengan mereka berdua sambil membawakan janji Riski kepada adik bungsunya ini. Janji itu tak lain adalah Sanjai makanan khas dari Sumatera Barat yang sering di bawakan Riski saat ia pulang kerumah. Alif langsung berdiri melihat makanan ia pinta pada sang kakak ternyata jadi juga di belikkan kedua kakaknya itu.
“Udah kan Alif janji kakak sudah kakak tepati”
“Hehehehe makasi banyak ya Kak Iki, Kak Iki terbaik deh gak macam yang disana tuh”
“Apa ko cakap, hebat sekarang ko yah sama Kak nita kalau gak Kak Nita ingatkan Kak iki pasti Kak Iki lupa beliin sanjai pesananmu”
“Udah-udah akh pagi-pagi gini ribut terus baru jumpa pun, kalau pisah saja rindu-rinduan” Basyir melerai pertengkaran adik kakak ini dan melanjutkan membaca.
“O iya dek kemarin kakak juga mendengar Suara panggilan yang sama seperti yang kamu ceritain kemarin”
“Kan apa aku bilang kak kakak sih gak percayaan”
“Emangnya ada apa sih kak Iki, Alif ?” tanya Anita
“Gini Nit Kakak dan Alif mendengar suara orang gayak gini ni BASYIR BOTAK………”
Basyir langsung tersentak mendengar percakapan anak-anaknya. Tak lama kemudian ia ikut bergabung dengan mereka bertiga dan mendengarkan penjelasan dari Alif dan Riski. Kemdian Alif dan Riski menceritakan apa yang mereka dengar di depan teras rumah mereka. Tampak di wajah Basyir memperlihatkan wajah yang tak percaya setelah mendengar cerita dari kedua anaknya itu. Sementara itu Aminah bertanya-tanya dalam hati tumben-tumbennya suaminya ini memperlihatkan muka tak enak saat berkumpul dengan anak-anak.
“Heh bang kenapanya muka abang ini dah” tepuk Aminah di bahu Basyir
“Emangnya kenapa bang tumben-tumbennya abang masang mukak masam gitu sama anak-anak” Aminah sambil ikut duduk sama mereka
“Gini dek ada orangnya tau abang botak ?” Basyir sambil memegang kepalanya
“Basyir, Basyir, Basyir Hidayatullah udah emang botak jangan lah lagi abang rondokkan di balek lobe itu”
Gelak tawa mereka sekeluarga pecah pada pagi hari itu, namun Riski tetap bertanya-tanya apa sebenarnya dari panggilan aneh yang ia dengar pada malam itu. Siang harinya Riski sedang ada kuliah online dan Anita juga sedang kuliah. Mereka tampak sibuk dengan gadget mereka diruang tengah rumah tak mungkin di pungkiri canggihnya teknologi sekarang dapat menjadi solusi yang terbaik di tengah Pandemi.
“Sibuk kali ah kakak-kakak awak ini jang”
“Ya sibuk lah gak macam kau udah kelas 2 SMA taunya hanya Anime saja tak ada yang lain kakak rasa yang kau tahu kan” balas Anita pada adiknya Alif
“Mau gimana lagi lah dek kakak sekarang sudah semester 6 sedangkan kak Nita semester 2, wajar aja sibuk apa lagi kak Nita kuliah di Teknik Sipil pasti lagi berat-beratnya, sedangkan kakak diperbankan sudah pasti sibuk”
“Assalamualaikum Riski….Riski?”
“Waalaikumsallam kak itu ada kak Ainun datang” balas Alif pada Riski
Riski langsung bergegas mendatangi sumber suara tersbut, dan ia melihat Ainun menunggu di depan teras rumahnya. Ainun merupakan teman Riski dari ia SD dulu sampai sekarang kuliah tetapi mereka hanya berbeda kampus saja. Dua sahabat ini kemudian berbicara panjang lebar seperti dua gadis pada umumnya. Karena masih bertanya-tanya di dalam hati Riski tentang suara panggilan itu, Riski pun menceritkan tentang kejadian malam tadi kepada Ainun. Mendengar penjelasan Ainun menjelaskan bahwa yang Riski adalah perbuatan Lesso.
“Lesso kau bilang Nun apa itu Lesso baru itu pulak kudengar ceritanya”
“Gini ki emang Lesso ini sudah lam tidak ada terdengar ceritanya di labuhanbillik ini, kalau kau mau lebih jelas tentang Lesso tanya saja sama Wak Ijal”
“Hmmm aku penasaran nun tentang lesso ini”
“akh sudah lah jangan terlalu di pikirin, sudah dulu ya aku pulang dulu Assalamualaikum ki”
“Waalaikumsallam”
“BASYIRRR BOTAAKK…….”
“BASYIRRR BOTAAKK……”
“BASYIRRR BOTAAKK …..”
Teriakkan itu terdengar lagi pada malam hari tak hanya membangungan Riski, teriakkan itu juga membangunkan Anita dan Alif. Riski langsung melihat kedepan rumah mereka ia juga tidak melihat apa-apa bahkan orang yang berteriak meledek ayahnya itu.ketika membalikkan badan Riski terkejut melihat dibelakangnya ada Anita dan Alif sedang menghampirinya. Alif yang ketakutan berusaha bersembunyi di belakang badanya Anita. Sedangkan Anita dengan pose siap tempur memegang raket Badminton punya ia. Melihat itu Riski merasa lucu melihat kedua tingkah adiknya itu.
“Astaghfirullah, Mau kemana buk” Tanya Riski sambil tertawa kecil
“Pasti anak bandal sini yang teriak-teriak jam segini” balas Anita dengan pose seorang samurai jepang yang siap tempur ia memegang raketnya tadi dengan di ikuti Alif di belakang badanya
“Kak sudah ketiga kalinya suara itu datang kerumah ini” kata Alif menjelaskan pada Anita
“Udah-udah akh kalian besok kita cari tau jawabannya sama Wak Ijal”
Saat Riski menenangkan kedua Adiknya riski melihat sosok putih berada di belakang kedua adiknya itu, Riski ketakutan tapi sosok putih itu perlahan mendekati belakang kedua adiknya itu. Merasa ada yang tidak beres melihat tingkah kakaknya yang ketakutan Anita dan Alif Mulai merasa ketakutakan. Kini sosok putih itu berada tepat di belakang mereka, Anita dan Alif semakin katakutan Alif dengan refleksnya memegang jilbab panjang Anita tiba-tiba…
“Hihihihihi Anita Alif kenapa belum tidur” Aminah mengejutkan mereka dengan menirukan suara seram
“Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa” Mereka berbalik sambil berteriak melihat Si Mamak pakai mukena putih baru siap sholat Tahajud.
“Hahahaha kena kalian, rasakan Hahahahah” tawa Riski pecah malam itu melihat Kedua adik mereka dikejutkan si mamak dengan mukenanya.
“Sudah-sudah Ki, Nita, alif ayo tidur lagi baru jam 1 malam gini udah mau main samurai-samuraian dengan raket lagi”
“Heheheh iya mak ini juga mau tidur”
Disaat mau menuju kekamar masing-masing mereka berempat di kejutkan dengan Lobe Basyir mengintip di balik lemarri, rupanya Basyir dari tadi terbangun akibat teriakkan anaknya dan melihat Anak istrinya sedang berada di pintu depan rumah.
Pada pagi nya Riski pergi kerumah wak Ijal di temani dengan Anita dan Alif, wak Ijal merupakan orang tua yang sudah lama tinggal di Labuhanbillik ini. Sampainya dirumah wak Ijal kemudian ia menceritakan semua kejadian dua malam ini yang ia alami. Wak Ijal menjelaskan bahwa yang mengganggu mereka adalah Lesso semacam mitos Makhluk yang sering meledek orang dengan nama orang tua mereka, Masyarakat sekitar juga pernah mendapatkan lesso berbicara kotor pada mereka yang melihatnya. Wak Ijal juga menceritakan lesso ini berbentuk seperti manusia tetapi memiliki tapak kaki yang terbalik berlari sangat kencang.
“Hahahah serem juga ya wak” tanya Alif pada wak Ijal
“Hahahah dia itu kan mitos yang berkembang di masyarakat labuhanbillik ini saja, kalau di Sumatera Barat ada Orang bunian seperti itu lah Lesso ini tadi nak Alif”
“Iya wak Nita pernah dengar juga mendengar cerita macam gitu di Padang”
“Jadi gimana pak ? biar rumah Riski gak di gangguin lagi sama Lesso ini”
“Uwak tengok depan rumah kalian agak kotor ya Rumputnya sudah tinggi, sapah juga berserakkan mungkin itu penyebabnya, Bangsa jin kan suka dengan lingkungan yang kotor-kotor”
“Heheheheh lupa bersihinnya wak biasa banyak tugas wak”
“Hallah Lif-lif banyak tugas ko bilang nonton anime ajanya kerja mu di rumah”
“Iya-iya nanti Alif bersihkan kak Nita, Kak Iki bantu Alif nantinya bersihinnya” Riski hanya membalas jawaban adiknya itu dengan senyuman. Sampai sekarang mitos ini di percaya oleh Masyarakat Labuhanbillik dan Sei Berombang dan sudah menjadi urban Legend yang cukup terkenal untuk daerah pesisir Labuhanbatu ini.