Oleh : Cahyati Daulay
Zonaintelektual.com-Gerakan ekofeminis hadir sebagai bentuk panggilan kesadaran global untuk melawan eksploitasi alam dan perempuan, sementara di dalam konteks Islam, sudah sejak lama telah ada semangat perlindungan lingkungan dan keadilan gender juga memiliki pondasi yang sangat kuat. Namun, tentu upaya ini tidak terlepas dari tantangan yang dapat mempengaruhi efektivitas gerakan dan organisasi ekofeminis dalam lingkungan yang lebih luas.
Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi keadilan yang tentu mengajarkan nilai-nilai tentang perlindungan alam dan kesetaraan gender. Sebagai khalifah di bumi manusia mempunyai peranan untuk merawat dan melestarikan alam semesta serta dalam islam perempuan memiliki kedudukan yang dihormati dan hak-hak yang perlu dijaga. Namun, implementasi nilai-nilai ini dalam aktivisme ekofeminis dapat menghadapi beberapa kendala.
Tantangan lainnya adalah ketidaksetaraan akses. Meskipun ajaran Islam memandang perempuan dan laki-laki memiliki nilai yang setara, dalam praktiknya, ada masalah ketidaksetaraan gender di berbagai komunitas muslim. Pendidikan terbatas, keterbatasan mobilitas, dan faktor-faktor sosial dapat menghalangi perempuan dari terlibat aktif dalam aktivisme ekofeminis, yang pada gilirannya mempengaruhi keberlanjutan dan efektivitas gerakan.
Konteks budaya juga memiliki peran dalam mempengaruhi aktivisme ekofeminis dalam perspektif Islam. Beberapa masyarakat mungkin lebih terpapar pada interpretasi yang patriarkal dan mendiskreditkan gerakan-gerakan yang mendorong perubahan sosial. Ini bisa menjadi hambatan dalam mengartikulasikan pesan ekofeminis dengan efektif dan mendapatkan dukungan yang diperlukan.
Tantangan ekofeminisme mulai terarah pada pemecahan masalah memalui pengaruh dari perubahan persepsi masyarakat tentang peran perempuan dan alam melalui prisma ekofeminisme telah membawa perubahan yang positif dalam cara kita memandang keterlibatan perempuan dalam perlindungan lingkungan dan pengambilan keputusan terkait isu-isu lingkungan. Ekofeminisme telah membuka jendela baru untuk memahami hubungan yang lebih dalam antara isu gender dan isu lingkungan, memberikan pandangan holistik terhadap tantangan yang dihadapi oleh masyarakat dan bumi kita.
Dalam beberapa abad terakhir ekofeminisme telah mengambil peran penting dalam merubah pandangan yang konvensional tentang peran perempuan dan lingkungan. Konsep ini telah memperjuangkan gagasan bahwa perempuan memiliki kontribusi unik dalam perawatan alam dan keseimbangan ekosistem. Dengan menyoroti peran tradisional perempuan dalam merawat keluarga dan komunitas, ekofeminisme mengilustrasikan bagaimana pandangan ini dapat diperluas hingga ke skala yang lebih besar, mencakup tanggung jawab terhadap bumi kita.
Penting untuk mengakui bahwa perubahan ini tidak hanya tentang pengakuan terhadap perempuan dalam lingkungan alami. Ini juga tentang menghargai perspektif perempuan dalam menghadapi isu-isu lingkungan yang semakin kompleks. Pengalaman harian perempuan, terutama di masyarakat yang lebih bergantung pada alam untuk kelangsungan hidup, memberikan wawasan penting tentang dampak perubahan iklim, polusi, dan eksploitasi alam terhadap keluarga dan komunitas.
Selain itu, ekofeminisme juga telah membuka jalan untuk keterlibatan lebih besar perempuan dalam pengambilan keputusan terkait isu-isu lingkungan. Lebih banyak orang mengakui pentingnya inklusi perempuan dalam merumuskan kebijakan dan proyek-proyek lingkungan. Hal ini tidak hanya menciptakan perspektif yang lebih beragam, tetapi juga menghasilkan solusi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.
Namun, perubahan persepsi ini juga menghadapi tantangan. Meskipun kesadaran telah meningkat, ada kesenjangan antara pemahaman dan tindakan nyata. Keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan dan implementasi solusi lingkungan masih belum merata di banyak tempat. Selain itu, masih ada stereotip dan norma sosial yang perlu diatasi agar peran perempuan dalam perlindungan lingkungan diakui sepenuhnya.
Tidak hanya perempuan secara umum namun perempuan dalam organisasi muhammadiyah terkhusus dalam oraganisasi ikatan mahasiswa muhammadiyah juga mengambil peran penting dalam ekofeminisme sebagai bukti nyata bergeraknya bidang perempuan (IMMawati) dan bidang lingkungan hidup. Contohnya saja banyaknya kader ikatan mahasiswa muhammadiyah yang peduli akan lingkungan dengan mengadakan berbagai kegiatan seperti penanaman pohon secara massal di area terdegradasi, daerah perkotaan yang minim vegetasi, atau daerah rawak longsor.kegiatan tersebut tentunya tidak sampai disitu saja melainkan ada bentuk Pemantauan dan Evaluasi, Organisasi melakukan pemantauan berkala terhadap perkembangan pohon-pohon yang ditanam. Jika ditemukan pohon yang tidak berkembang dengan baik, mereka akan mengambil tindakan perbaikan seperti penggantian atau peningkatan perawatan.
Ini sebagai bukti tajamnya kader dalam mengamati dampak lingkungan dari kapitalisme yang rakus. Dalam upaya untuk memaksimalkan laba, sering kali sumber daya alam dieksploitasi secara berlebihan dan tidak berkelanjutan. Hutan ditebang, sungai tercemar, dan biodiversitas terancam punah demi kepentingan ekonomi yang sebagian besar menguntungkan segelintir orang.
Disamping itu juga tentu kegiatan itu dibarengi dengan Kampanye Edukasi, Selain kegiatan lapangan, juga mengadakan kampanye edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pelestarian lingkungan dan dampak positif dari penghijauan.kegiatan ini sebagai bentuk pelestarian lingkungan dan juga bentuk humanitas kader yang langsung terjun langsung kemasyarat.
Tak lepas soal lingkungan saja yang menjadi perhatian daripada ikatan mahasiswa muhammadiyah melainkan adanya bidang khusus terkait perempuan dalam organisasi ini. Dengan berbagai macam kegiatan nyata diantara tanggap terhadap isu-isu perempuan baik secara tulisan maupun perbuatannya contohnya adalah di publikasinya tulisan-tulisan yang temanya tentang perempuan dan munculnya berbagai kegiatan sebagai bentuk merespon isu-isu tentang perempuan tersebut contohnya adalah progran pendidikan dan pelatihan, advokasi kesetaraan gender, pemberdayaan ekonomi, pencegahan kekerasan terhadap perempuan, pendidikan seksual, partisipasi politik dan kepemimpinan, sosialisi bahaya pernikahan dini dan lain sebagainya.
Perlunya keterlibatan perempuan dalam lingkungan dikarenakan pandangan perempuan mengenai siklus kehidupan dan reproduksi menghadirkan wawasan penting dalam ekofeminisme. Seperti alam yang memiliki siklus musim dan kelahiran, perempuan juga mengalami siklus menstruasi dan kehamilan. Melalui perspektif ini, perempuan dapat memahami secara mendalam bagaimana lingkungan dan tubuh manusia saling berinteraksi.
Sebagai kesimpulan, ekofeminisme telah membawa perubahan positif dalam pandangan masyarakat tentang peran perempuan dan alam. Namun, perjalanan menuju kesetaraan gender dan perlindungan lingkungan yang lebih baik masih panjang dan butuh perjuangan yang lebih lagi. Termasuk melalui edukasi, tindakan kolektif kolegial, dan terus menumbuhkan kesadaran yang terus berkembangdi lingkup organisasi dan masyarakat, kita dapat memastikan bahwa perubahan persepsi ini menjadi dasar untuk tindakan nyata dalam menjaga keberlanjutan bumi kita dan meningkatkan kesejahteraan semua makhluk di dalamnya.