Menu

Mode Gelap
Kasus Pembakaran Rumah Sempurna Pasaribu di Tanah Karo: Polda Sumut Tambah Tersangka Baru Polri Gunakan Teknologi Canggih untuk Seleksi Akpol 2024 Terungkap! Identitas dan Peran 2 Eksekutor dalam Pembakaran Rumah Sempurna Pasaribu Rektor UM Tapsel Kukuhkan 146 Guru Profesional, Kepala LLDIKTI Wilayah I: Jangan Berbisnis Apapun Di Sekolah Kejahatan Siber Merebak: Pembelajaran Preventif Masyarakat Kunjungan Mahasiswa MBS UIN Syahada Sidimpuan ke UMKM: Memahami Proses Bisnis dan Pemasaran Digital

Opini

Generasi Z IMM : Generasi Potensial Ikatan

badge-check


					Pheby Mawaddah Situmorang Ketika Berkunjung Ke Masjid Al Mashun Medan Perbesar

Pheby Mawaddah Situmorang Ketika Berkunjung Ke Masjid Al Mashun Medan

Generasi Z merupakan generasi yang lahir setelah generasi Y.

Dalam teori generasi (Generation Theory) Graeme Codrington & Sue Grant Marshall membagi generasi menjadi lima berdasarkan tahun kelahirannya,yaitu ;

Generasi Baby Boomer (1946-1964), Generasi X ( 1965-1980), Generasi Y ( 1981-1994), Generasi Z (lahir 1995-2010), dan Generasi Alpha ( 2011-2025).

Berbeda generasi tentu mempunyai pola hidup dan kepribadian yang berbeda pula, karenanya setiap generasi mempunyai persoalan dan tantangan yang berbeda.

Generasi Baby Boomer merupkaan generasi yang adaptif, mudah menerima dan mempunyai saudara dan teman bermain yang banyak.

Pada era Generasi X mulai muncul teknologi informasi, menurut Jane Daverson bahwa generasi ini adalah generasi yang mempunyai perilaku negatif seperti menggunakan narkoba dan tidak hormat pada orangtua.

Generasi Y atau yang kita kenal dengan sebutan generasi millenial atau millenium, merupakan generasi yang sudah akrab dengan teknologi informasi dan komunikasi yang fokus pada satu disiplin ilmu atau bidang tertentu.

Generasi ini memiliki kemiripan dengan Generasi Z, keduanya akrab dan cakap mengelola dan menggunakan teknologi. informasi dan komunikasi.

Namun, generasi Z lebih gesit melakukan pekerjaan berbeda dalam waktu yang sama, seperti belajar sembari mendengarkan musik dan membalas tweet dari teman-teman sosial media.

Sedangkan generasi Alpha merupakan generasi terdidik dan banyak belajar dari generasi sebelumnya.

Karakteristik Generasi Z

mengutip dari Ranny Rastati, menurut Grail Research Generasi Z adalah generasi awal yang benar-benar menggemari teknologi, suka berjejaring dalam dunia virtual, fleksibel, lebih cerdas dan toleran terhadap perbedaan budaya.

Generasi Z adalah generasi yang berpikiran global karena akses informasi yang sangat beragam bisa mereka dapatkan dengan mudah.

Pemikiran dan wawasan mereka yang luas mendorong generasi ini untuk selalu mencipatkan hal-hal baru, mereka sangat kreatif-inovatif serta menjadi orang-orang yang berpengaruh dalam komunitasnya.

Generasi ini juga adalah generasi yang kritis dan memiliki analisis yang tajam sehingga mereka lebih kritis apabila melihat berbagai persoalan.

Mereka akan mengungkapkan segala hal yang mereka pikirkan dan rasakan ke jejaring sosial media baik dalam bentuk lisan ataupun tulisan (Sladek & Grabinger).

Tetapi, tak jarang pula generasi Z memiliki karakter sebaliknya. Mereka bisa menjadi generasi yang konsumtif yang hanya bisa menikmati perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi.

Seperti yang terjadi saat ini, banyaknya anak-anak muda yang menghabiskan waktunya untuk gaming, watching dan searching hal-hal yang tidak bermanfaat dan tentunya mengurangi produktifitas mereka sebagai anak muda.

Generasi Z IMM : Kader Potensial

 Saya mencoba mengaitkan antara generasi Z dalam Teori Generasi dengan Generasi Z Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.

Jika merujuk pada Teori Generasi maka kader-kader yang lahir pada tahun 1994 tergolong ke dalam kader-kader generasi Z.

Kader-kader generasi Z harus mampu menghadapi perkembangan teknologi pada era disrupsi ini.

Tetapi dengan maraknya teknologi dan informasi harapannya kader IMM mampu untuk beradaptasi dan turut ambil peran.

Tentu tidak hanya sebatas menggunakan berbagai teknologi yang sudah mapan tetapi mampu menciptakan gagasan dan pemikiran baru dalam mewarnai gerakan IMM kedepannya.

Peran Generasi Z kader IMM

Pertama, sebagai konsumen yaitu penerima informasi dan pengguna teknologi.

Generasi Z IMM harus mampu memilih, memilah dan menganalisis berbagai informasi yang ada, tidak serta-merta percaya dan menerima informasi dari satu arah saja.

Selain itu, kemudahan akses informasi sekarang harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.

Seperti akses untuk mendapatkan literatur atau referensi buku secara gratis.

Berbagai media pembelajaran dan wawasan dari website atau YouTube yang dapat membantu meningkatkan kapasitas intelektual para kader.

Sebagai pengguna teknologi, harapannya kader IMM cerdas dalam menggunakannya, tidak hanya untuk kegiatan yang sia-sia dan tidak bermanfaat serta berlebihan. Sebagai contoh, bermain Tik-Tok dan game yang membuat waktu terbuang sia-sia.

Kedua, sebagai produsen (creator) generasi Z IMM harus kreatif-inovatif untuk memanfaatkan teknologi yang ada.

Bagaimana alat komunikasi dan media sosial menjadi sumber mata pencaharian, menyebar konten-konten yang bermanfaat melalui tulisan, audio ataupun video.

Saat ini, apapun gagasan serta konsep kader-kader IMM sangat mudah untuk direalisaiskan sehingga sangat rugi apabila tidak dimanfaatkan secara masif.

Generasi Z IMM harus mampu menentukan untuk menjadi apa, dan mampu memberikan ide-ide kreatifnya untuk gerakan IMM kedepan.

Bukan lagi menunggu arahan dan perintah dari pimpinannya, kader-kader IMM harus menjadi inisiator dalam segala lini.

Memiliki kesadaran diri untuk terus meng-upgrade potensi diri sehingga kemudian bisa merealisaiskannya dalam tubuh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.

Generasi ini tidak hanya berhenti mendialogkan gagasan-gagasan mereka, tetapi mengupayakan perwujudan dari apa yang sudah digagaskan (Ahmad Soleh dalam IMM Autentik).

kader-kader ini adalah orang-orang yang multitalent mampu menjadi konseptor sekaligus menjadi aktor dalam ikatan.

Untuk mencapai itu semua, kader-kader IMM gen Z harus menyemarakkan kembali ruang baca, menggalakkan ruang diskusi secara masif dan berkelanjutan sehingga gerakan IMM tidak mati dan menjadi organisasi yang menjemukan.

  • Oleh: Pheby Mawaddah Situmorang (Sekbid IMMawati PK IMM PROF.DR.HAMKA UNIMED)

Baca Lainnya

Guru sebagai Teladan: Membangun Karakter Siswa Sejak Dini

5 Maret 2025 - 13:51 WIB

AI Dalam Pendidikan Matematika: Solusi Atau Ancaman Bagi Guru Dan Siswa?

20 Februari 2025 - 12:51 WIB

Anak Indonesia Hebat Dengan Penguatan Nilai Karakter dan Kearifan Lokal

31 Desember 2024 - 14:46 WIB

Berempati Tanpa Mengeksploitasi: Bahaya Penyebaran Foto Anak Korban Pencabulan Tanpa Sensor

12 November 2024 - 17:53 WIB

Refleksi Peringatan Hari Santri 2024: Santri Harus Kaya

23 Oktober 2024 - 00:04 WIB

Trending di News