Menu

Mode Gelap
Kasus Pembakaran Rumah Sempurna Pasaribu di Tanah Karo: Polda Sumut Tambah Tersangka Baru Polri Gunakan Teknologi Canggih untuk Seleksi Akpol 2024 Terungkap! Identitas dan Peran 2 Eksekutor dalam Pembakaran Rumah Sempurna Pasaribu Rektor UM Tapsel Kukuhkan 146 Guru Profesional, Kepala LLDIKTI Wilayah I: Jangan Berbisnis Apapun Di Sekolah Kejahatan Siber Merebak: Pembelajaran Preventif Masyarakat Kunjungan Mahasiswa MBS UIN Syahada Sidimpuan ke UMKM: Memahami Proses Bisnis dan Pemasaran Digital

Kepolisian

Kasi Humas Polres Tapsel Ungkap Seni Meredam Hoaks Jelang Pemilu 2024

badge-check


					Kasi Humas Polres Tapsel Ungkap Seni Meredam Hoaks Jelang Pemilu 2024 Perbesar

TAPANULI SELATAN – Plh Kasi Humas Polres Tapanuli Selatan (Tapsel), Brigadir Erlangga Gautama Nasution, SH, mengungkap seni meredam hoaks jelang Pemilu 2024.

Menurut Kasi Humas, salah strategi terbaik Polres Tapsel guna cegah hoaks jelang Pemilu 2024, salah satunya dengan meredam info negatif dengan yang positif. Misal lewat berbagai platform media sosial ataupun mainstream.

“Mendorong pemberitaan positif, demi meredam informasi bernada negatif jadi solusi agar Pemilu tetap sejuk,” ujar Rangga, sapaan karib Kasi Humas usai paparan di Lat Pra Ops Mantap Brata Toba Toba 2023-2024, Rabu (18/10/2023) pagi.

Sebelumnya, Rangga menjelaskan bahwa, perbubahan kultur bergaul masyarakat di era digital di dunia maya, kerap memicu munculnya hoaks. Hal ini, kerap tersebut sebagai situasi pasca kebenaran.

Menurutnya, dewasa ini masyarakat cenderung ingin mendengar tentang apa yang selama ini mereka dengar. Hoaks muncul lebih subur, apabila kompetisi pada Pemilu 2024 nanti, sudah berdasarkan emosi.

“Parahnya, masyarakat tidak melihat pada fakta tentang kapasitas serta kualitas kandidat. Melainkan dengan dasar fanatisme yang berujung emosi,” terangnya dalam kegiatan di Aula Pratidina Mako Polres Tapsel itu.

Peristiwa hoaks, lanjutnya, kerap kali menjamur menjelang peristiwa politik seperti Pemilu. Mirisnya, berita hoaks lebih jauh, cepat, dan mendalam saat menyebar di masyarakat, ketimbang info fakta.

“Buktinya, pada riset Majalah Science, pada 2018 lalu, informasi viral yang paling besar berasal dari berita palsu (fake news-red) saat Pemilu,” tuang Rangga.

Bahkan, sebutnya, hasil penelitian Master in Information Technology (MIT), hoaks mudah menyebar di jaringan highly connected. Misalnya, WhatsApp, grup Facebook, Telegram, maupun kelompok yang terpolarisasi.

Maka, katanya, Polri berupaya untuk gandeng instansi terkait guna mengklarifikasi isu atau berita hoaks, sebelum melakukan upaya pidana. Karena upaya pidana, merupakan jalan terakhir dalam menyikapinya.

“Namun jika ditemui konten hoaks yang menimbulkan perpecahan di masyarakat luas, maka pelakunya dapat terjerat pidana sesuai dengan Undang-undang yang berlaku,” tutup Kasi Humas.

Baca Lainnya

Heboh di Media Sosial, Ibunda Kapolres Yasir Luruskan Isu Dukungan untuk Edy-Hasan

21 November 2024 - 23:02 WIB

Rayakan HUT ke-79 Kesad, TNI-AD Serahkan Sumur Bor ke Yayasan Muslimah Peduli Alam

11 Oktober 2024 - 22:37 WIB

Ribuan Jiwa Selamat dari Jerat Narkoba, Pemuda Muhammadiyah Tapsel Puji Kapolres Tapsel

21 September 2024 - 00:00 WIB

Selamatkan 5.492 Jiwa, Polres Tapsel Musnahkan 10 Kg Ganja dalam Jihad Melawan Narkoba

19 September 2024 - 22:09 WIB

Brigadir Erlangga Terima Penghargaan Dari Kapolres Tapsel Atas Prestasi Cemerlang

9 September 2024 - 21:50 WIB

Trending di Kepolisian