Menu

Mode Gelap
Kasus Pembakaran Rumah Sempurna Pasaribu di Tanah Karo: Polda Sumut Tambah Tersangka Baru Polri Gunakan Teknologi Canggih untuk Seleksi Akpol 2024 Terungkap! Identitas dan Peran 2 Eksekutor dalam Pembakaran Rumah Sempurna Pasaribu Rektor UM Tapsel Kukuhkan 146 Guru Profesional, Kepala LLDIKTI Wilayah I: Jangan Berbisnis Apapun Di Sekolah Kejahatan Siber Merebak: Pembelajaran Preventif Masyarakat Kunjungan Mahasiswa MBS UIN Syahada Sidimpuan ke UMKM: Memahami Proses Bisnis dan Pemasaran Digital

Opini

MENJADI MILENIALIS YANG PANCASILAIS OLEH RENALDO GIZIND

badge-check


					MENJADI MILENIALIS YANG PANCASILAIS OLEH RENALDO GIZIND Perbesar

Pada 75 tahun silam, BPUPKI mengadakan sidang perdananya membahas hal-hal yang diperlukan untuk persiapan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang tersebut setidaknya tiga tokoh besar bangsa merumuskan di atas dasar apa Indonesia berdiri. Mereka diantaranya adalah M. Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.

Tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mendapat giliran membacakan pidato gagasannya. Dia menyebutkan bahwa bangsa Indonesia ini akan berdiri di atas lima dasar yang akan menjadi pedoman segenap anak-cucunya dalam mengisi kemerdekaan.

Lima dasar tersebut kini kita kenal dengan sebutan Panca Sila yang kita peringati hari kelahirannya di tanggal ya sama, setiap 1 Juni.

Lima dasar atau lima sila tersebut berisi;

  1. Kebangsaan
  2. Internasionalisme atau kemanusiaan
  3. Mufakat atau demokrasi
  4. Kesejahteraan sosial
  5. Ketuhanan

Soekarno menyatakan bahwa lima itu dapat diperas menyisakan tiga bilangan (tri sila), bahkan dapat diperas kembali menyisakan satu bilangan (Eka Sila). Eka Sila inilah yang menjadi substansi inti dari pada ke lima sila tadi. Bunyinya “Gotong royong”.

Semangat ini tentunya diharapkan hadirnya sampai selama-lamanya menerobos ruang dan waktu bagi segenap putera-puteri Indonesia. Mengisi setiap hati anak bangsa dalam membangun negaranya, dan tatkala mereka berada di tengah-tengah masyarakat.

Di era milenial ini, Pancasila harus bertahan diantara gempuran arus globalisasi yang terus-menerus merebak. Sadarkah kita bahwa sikap individualisme perlahan-lahan mengikis kegotongroyongan tersebut ?

Spirit gotong royong harus terus dijadikan jiwanya anak muda, begitulah kita seyogyanya bangsa Indonesia yang diberikan pedoman hidup oleh para pendahulu.

Gotong royong dapat kita kaitkan dengan pemanfaatan teknologi yang menjadi ciri era milenial. Memberikan inspirasi positif bagi anak muda lainnya dengan menggunakan platform-platform media social.

Dibandingkan memposting hal-hal tidak perlu semisal status-status galau, atau bahkan berita-berita hoax, saya rasa lebih memberikan dampak positif apabila kita anak muda melakukan kreasi yang kreatif dalam mengisnpirasi khalayak umum melalui social media kita.

Jika itu terjadi, semangat gotong royong yakinlah akan meluas ke seantero Nusantara bahkan dunia sekaligus. Dengan demikian, kita akan menjadi bangsa yang solider dalam bahu-membahu mengisi indonesia merdeka dan mengalahkan hal-hal yang memicu perpecahan bangsa sekaligus berita-berita negatif semisal hoax.

Jayalah Indonesia, Terbang lah tinggi Garuda Pancasila !

Baca Lainnya

Guru sebagai Teladan: Membangun Karakter Siswa Sejak Dini

5 Maret 2025 - 13:51 WIB

AI Dalam Pendidikan Matematika: Solusi Atau Ancaman Bagi Guru Dan Siswa?

20 Februari 2025 - 12:51 WIB

Anak Indonesia Hebat Dengan Penguatan Nilai Karakter dan Kearifan Lokal

31 Desember 2024 - 14:46 WIB

Berempati Tanpa Mengeksploitasi: Bahaya Penyebaran Foto Anak Korban Pencabulan Tanpa Sensor

12 November 2024 - 17:53 WIB

Refleksi Peringatan Hari Santri 2024: Santri Harus Kaya

23 Oktober 2024 - 00:04 WIB

Trending di News