Zonaintelektual.com| Kita meyakini bahwa masyarakat Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang Pluralistik dan memiliki dua modalitas penting yang membentuk karakternya yang multikultural, yaitu demokrasi dan kearifan lokal (local wisdom) sebagai nilai yang dipercaya dan dipahami dapat menjaga dan merawat kerukunan umat beragama.
Masyarakat Indonesia khususnya Kota Medan memiliki keragaman, mencakup beraneka ragam etnis, bahasa, agama, budaya dan status sosial. Keragaman dapat menjadi “integrating force” yang mengikat kemasyarakatan namun dapat menjadi penyebab terjadinya benturan antar budaya, antar ras, etnik, agama dan antar nilai-nilai hidup. Keragaman budaya (multikultural) merupakan peristiwa alami karena bertemunya berbagai budaya, berinteraksinya beragam individu dan kelompok dengan membawa perilaku budaya, memiliki cara hidup berlainan dan spesifik. Keragaman seperti keragaman budaya, latar belakang keluarga, agama, dan etnis tersebut saling berinteraksi dalam komunitas masyarakat Indonesia khususnya di Kota Medan.
Maka perlunya memuwujudkan peranan pemimpin dalam mengembangkan budaya organisasi. Budaya organisasi dirasakan sebagai suatu yang harus tumbuh dalam membentuk perilaku organisasi, perilaku individu didalamnya dan membentuk citra organisasi pada seluruh elemen masyarakat yang merasakannya.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah sebuah Organisasi Gerakan Mahasiswa Islam, sekaligus Organisasi Otonom Muhammadiyah yang bergerak di bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Kemasyarakatan. IMM berdiri secara lokal di Yogyakarta, tanggal 14 Maret 1964 M / 29 Syawal 1384 H dan Menasional Tahun 1965. Tujuan IMM adalah “mengusahakan terbentuknya Akademisi Islam yang Berakhlak Mulia dalam rangka mencapai Tujuan Muhammadiyah“.