Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berdaulat, kedaulatan bangsa itu sendiri dapat dilihat pada pemerintah, wilayah, penduduk, serta konsep ideologi yang jelas. Maksud dari ideologi yang jelas merupakan inti utama penerapan bangsa dalam melangkah serta menjadikan bangsanya ke arah yang lebih baik. Seperti yang kita ketahui bersama Pahlawan Indonesia telah berjuang melawan penjajah demi merebut kedaulatan bangsa dengan bercucuran keringat, darah, bahkan air mata untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Sudah hampir 75 tahun Indonesia merdeka dimulai dari peran pemuda mendorong untuk didesaknya Indonesia agar merdeka sehingga dibacakanlah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 yang di bacakan pertama kali oleh Soekarno dan di dampingi oleh Mohammad Hatta yang dahulu adalah Presiden dan Wakil Presiden pertama Republik Indonesia dan diproklamirkan di Jalan Pegangsaan Timur No.56 yang terletak di Jakarta Pusat.
Dalam kemerdekaannya lapisan elemen masyarakat berperan aktif untuk Kemerdekaan Republik Indonesia salah satu diantaranya pemuda, pemuda dalam idealismenya pada saat itu sangat memperjuangkan untuk kemerdekaan Indonesia menjadi salah satu tujuan utama. Dengan bermental besar, serta bertekad baja pemuda pejuang kemerdekaan Indonesia pada saat itu sangat kompak dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaannya tersebut. Hasilnya sampai sekarang ini kita dapat merasakan kemerdekaan Indonesia karena perjuangan pemuda-pemuda tadi.
Peran pemuda dalam merebut kemerdekaan Indonesia tidak berakhir dalam memperjuangkan saja, pada saat itu pemuda diuji kesetiaannya untuk bagaimana bisa memperjuangkan serta melanjutkan kemerdekaannya bukan hanya sebatas dengan membantu memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia akan tetapi bagaimana peran tersebut berlanjut dalam tindakan mengembangkan dan sama-sama ikut serta membangun Republik Indonesia.
Untuk melanjutkan cita-cita bangsa tersebut pemuda sama-sama menuangkan gagasan pikirnya dalam merumuskan ideologi bangsa, seperti yang sudah dijelaskan diatas bangsa yang berdaulat merupakan bangsa yang memiliki ideologi yang jelas serta menjadi acuan dalam mengembangkan kemajuan bangsa itu sendiri. Ideologi bangsa Indonesia adalah Pancasila. Pancasila adalah wujud dari cita-cita bangsa Indonesia. Dalam perumusan serta pengesahan Pancasila tersebut terjadi banyak pergolakan, pertentangan, dinamika, yang lahir dari ketidaksamaan perspektif masing-masing individu dan kelompok tertentu.
Sebelum kita mengetahui poin-poin substansial dalam Pancasila kita harus mengetahui sejarah awal mula Pancasila. Kalau kita balik berkaca pada sejarah awal lahirnya Pancasila dimulai dari pemberian janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang Kuniaki Koiso pada tanggal 7 September 1944. Sejak saat itu Soekarno beserta pemuda bangsa memikirkan hal apa yang harus dilakukan demi mewujudkan kemerdekaan serta memulai kehidupan baru dalam membentuk Republik Indonesia kedepannya.
Sehingga lima bulan sebelum kemerdekaan yaitu tepatnya pada tanggal 29 April 1945 dibentuknyalah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dengan tujuan mempelajari setiap hal yang berhubungan dengan tata pemerintahan Indonesia Merdeka, dengan 62 orang Indonesia dan 8 orang anggota istimewa yaitu bangsa Jepang yang tidak mempunyai hak berbicara dan hanya mengamati kemudian ditambah dengan 6 orang Indonesia pada sidang kedua. Selama empat hari terjadi pembahasan dalam merumuskan Pancasila, tokoh-tokoh yang berperan dalam menyumbangkan idenya atas Dasar Negara antara lain Mohammad Hatta, Mohammad Yamin dan Soepomo.
Dalam perumusan tersebut banyak pertentangan serta adu gagasan pikir yang dimana lahir dari pemikiran Mohammad Yamin, Soekarno, Bung Hatta dan kawan-kawan, serta beberapa utusan pemuda dari Bagian Timur Indonesia yaitu, Sam Ratulangi dari Sulawesi, Hamidhan dari Kalimantan, I Ketut Pudja dari Nusa Tenggara, dan Latuharhary dari Maluku. Mereka semua melahirkan gagasan ide yang komprehensif untuk di rumuskan kedalam isi Pancasila agar menjadi satu kesatuan yang utuh dengan melihat beberapa keseluruhan aspek dari berbagai macam keberagaman yang ada di Indonesia.
Layaknya BPUPKI, Jepang membuat badan yang dimana untuk menjawab janji kemerdekaan Indonesia PPKI yang di rancang dalam sebuah pertemuan rahasia di Saigon, Vietnam Selatan, pada 7 Agutsus 1945. Sama halnya dengan sidang BPUPKI pembahasan tersebut meliputi pembahasan dalam merumuskan Pancasila dengan dibentuk Panitia Sembilan sekaligus membentuk Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesai sehingga menjadi final serta menentukan Presiden dan Wakil Presiden terpilih secara aklamasi.
Sejarah pergolakan dinamika dalam merumuskan Pancasila serta Undang-Undang Dasar ditambah faktor kepentingan Jepang untuk Indonesia merdeka adalah suatu perjuangan panjang yang menguras tenaga dan pikiran, hal itu menjadi salah satu tujuan penting bagaimana Pancasila harus tetap bertahan serta melekat di kalangan anak muda sekarang. Perjuangan tersebut bukan perjuangan main-main, Pancasila sebagai ideologi bangsa ini merupakan hasil dari satu kesatuan yang dimulai dari perumusan, pembentukan bahkan pada pentahapan mengesahkan setelah itu dipidatokan oleh Ir.Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945, piagam jakarta dan rumusan final Pancasila pada 18 Agustus 1945.
Maka dari itu hasil dari pengorbanan perjuangan bangsa tidak boleh disia-siakan bahkan dilupakan, catatan kritis yang perlu digaris bawahi pemuda sebagai bagian dari penggerak perubahan dimasa sekarang harus menghargai serta menerapkan makna dari perjuangan sejarah tersebut.
Pancasila merupakan hasil dari produk jiwa-jiwa yang mempunyai semangat nasionalisme dalam ketertindasan masyarakat sehingga membuat para aktor pejuang kemerdekaan menjadikan tujuan dan cita-cita tadi untuk bersatu secara bersama membangun serta memajukan Republik Indonesia tercinta ini. Sifat yang melekat pada Pancasila maupun kekuatan terkandung didalamnya yaitu pemenuhan persyaratan kualitas 3 dimensi, yaitu: Dimensi Realita, Dimensi Idealisme, dan Dimensi Fleksibilitas.
Ketiga dimensi tersebut kalau disimpulkan merupakan kelanjutan konsep pikir yang dimana mencakup dalam keseluruhan aspek untuk bagaimana supaya bisa mempertahankan, melestarikan, serta menerapkan pemikiran dari hasil realitas nyata yang sudah diperjuangkan sehingga menghasilkan sejarah dalam bentuk ideologi bangsa dan didalamnya mengandung makna nasionalis atas kecintaannya terhadap perjuangan para pahlawan bangsa sebelumnya.
Pancasila sendiri bisa menjadi ideologi yang terbuka dan mampu menyesuaikan diri dengan pengembangan jaman tanpa mengubah nilai dasarnya. Ideologi terbuka yang dimaksud harus dengan menyeimbangkan sikap dalam perilaku berbangsa dan bernegara dengan penerapan setiap butir makna yang ada pada Pancasila maka akan muncul keseimbangan dari setiap implementasi pelaksanaan arti dari pemaknaan tersebut. Faktor yang mendorong pemikiran Pancasila sebagai Ideologi Terbuka ialah Moerdiono, faktor tersebut meliputi 1). Dalam proses pembangunan berencana, dinamika masyarakat kita berkembang amat cepat, 2). Kenyataan bangkrutnya ideologi bangkrutnya tertutup seperti Marximelenisme/Komunisme, 3). Pengalaman sejarah politik kita sendiri dengan pengaruh komunisme sangat penting, 4). Tekat kita untuk menjadikan Pancasila sebagai satu asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karena Pancasila yang mempunyai sifat yang pandangannya tidak kaku, dinamis serta fleksibel sehingga tuntutan pengaruh perkembangan zaman membuat Pancasila cocok diterapkan di segala masa.
Dalam setiap makna Pancasila memiliki tujuan penting supaya setiap pemuda dapat menerapkannya dalam perilaku tersebut kedalam kehidupan sehari-harinya. Kita ketahui bersama bahwa Indonesia memiliki beraneka ragam Agama, Bahasa, Suku, Ras, dan Budaya. Apalagi disetiap daerahnya Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia sangat berlimpah dengan segenap potensi yang ada, Indonesia merupakan bangsa yang besar dan kaya, karena memiliki keuntungan demografi yang strategis diantara jalur-jalur distribusi barang dan jasa Internasional sehingga Indonesia bagian dari surganya dunia karena limpahan berkat hasil alam dari keberagaman tersebut membuat Indonesia disoroti. Dengan keberagaman tersebut kita bisa tahu bersama pasti akan muncul segregasi kelompok satu dengan yang lain, perpecahan dimana-mana, sehingga menimbulkan disintegrasi antara anak bangsa sendiri.
Selain dampak negatif tersebut lahir antara perbedaan bangsa itu sendiri, petikaian atau perpecahan setiap bangsa bisa lahir dari faktor diluar lainnya. Perlu adanya tameng untuk mempertahankan itu, dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila serta mewujudkannya kedalam kehidupan sehari-hari maka disintegrasi dari keberagaman tadi tidak akan terwujud.
Nilai yang terkandung dari Pancasila itu dapat merupakan bagian yang harus di contoh dan diterapkan, dasar tersebut membuat Pancasila memiliki sifat fundamental dan universal baik bagi manusia, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian bilamana hal itu dijabarkan menjadi suatu norma-norma kemudian menjadi suatu pedoman, norma-norma tersebut meliputi, 1). Norma Moral yaitu merupakan ukuran tingkah laku manusia baik atau buruk dan Pancasila merupakan sistem etika dalam bermasyarakat dan bernegara, 2). Norma Hukum yaitu sistem peraturan undang-undang yang berlaku dinegara Indonesia ini. (Siti Hidajatul Hidajah, 2015: Hal 131).
Perkembangan teknologi yang kian hari berkembang semakin pesat adalah awal lunturnya nila-nilai karakter dan sifat perilaku suatu bangsa sehingga menimbulkan tergerusnya nilai-nilai pada Pancasila itu sendiri. Dalam hal ini kalau kita pakai teori dalam perspektif evolusi proses ini mengacu kepada tujuan evolusi setiap manusia untuk membantu kelangsungan hidup dan reproduksi, perspektif tersebut merupakan bagian dari sifat manusia untuk mau lebih berkembang demi pemuasan kehidupannya sehingga dari evolusi perkembangan tersebut melahirkan metode-metode baru yang berdampak pada perubahan-perubahan banyak hal.
Sekarang kita sudah bisa melihat bahwa perubahan evolusi tadi membuat setiap manusia memiliki pemahaman dan konsep pikir yang sudah pasti maju, sehingga menimbulkan ego individualistik, mau menang sendiri dan tercipta disintegrasi tadi. Kalau di hubungkan dalam perspektif humanistik hasil karya para humanis seperti Carl Rogers dan Abraham Maslow, perspektif ini menekankan peranan motivasi dalam pikiran dan perilaku. Konsep dalam perspektif seperti ini mengacu kepada pengembangan diri yang dimana memotivasi seseorang untung jauh lebih baik mengikuti perkembangan modern demi pengaktualisasian pada diri individu tertentu.
Perkembangan tersebut dapat mempengaruhi cara berpikir seseorang, perubahan pada tingkah laku, cara berpakaian dan lain sebagainya. Permasalahan yang terjadi sekarang adalah banyak dari sebagian pemuda Indonesia kurang adanya pengontrolan dalam diri mereka untuk bagaimana bisa menyeimbangkan hidup mereka dengan tidak mengikuti arus perkembangan zaman tersebut.
Untuk itu diperlukan pegangan yang kokoh dalam membentengi serta mengontrol mereka dalam menjaga nilai luhur yang ada pada Pancasila sebagai ideologi bangsa serta mengamalkan setiap butiran makna dari Pancasila tersebut. Generasi Milenial harus mampu berpikir bijak dalam usianya yang produktif ini merekalah yang akan membawa tongkat estafet dan menggerakan negara pada masa mendatang. Generasi ini memang sangat identik dengan kehidupan serta digital dan mahir dalam teknologi. Keunggulan yang didapatkan oleh generasi sekarang diharapkan untuk memanfaatkannya dengan sebaik mungkin, bukan hanya dilakukan untuk hal yang negatif, serta membuat pemuda tersebut menjadi tidak peduli dan respect pada lingkungan sekitar.
Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi di era modern sekarang diharapkan pemuda untuk mngembangkan hal tersebut baik pemuda yang ada dikota maupun didesa agar bisa mempelajari secara mendalam dimanapun mereka menerima pembelajaran demi membangun bangsa ini kearah yang lebih baik, yang diperlukan masyarakat sekarang untuk meningkatkan mutu dengan tidak lupa untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila ialah sebagai berikut:
- Kesadaran pada diri sendiri,
- Mengontrol diri sendiri,
- Hidupkan nilai-nilai positif dalam diri,
- Membuat inovasi dan kreativitas baru,
- Penerapan kreativitas dari inovasi tersebut,
Kelima hal tersebut merupakan suatu penerapan dalam perkembangan diri pemuda untuk menanamkan serta menerapkan nilai yang terkandung dalam makna Pancasila agar lebih berguna. Karena Generasi Milenial sekarang membentuk pemuda menjadi orang yang bermalas-malasan serta selalu menggampangkan segala hal karena memang nyatanya hasil dari modernisasi yaitu selalu instan jadi hal yang berdampak buruk pada pemuda akan nyata terlihat.
Sehingga dalam penerapan tersebut tidak berdampak baik secara utuh. Generasi muda harus terus disirami dengan pengarahan dan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila dan implementasinya dalam kehidupan. Penting pula, disertai ajaran-ajaran agama, karena iman yang kuat dan kokoh akan menjauhkan generasi muda dari tindakan yang melanggar norma-norma kehidupan sebagai bangsa Indonesia.
Masalah yang terbesar Indonesia sekarang selalu terjadi krisis INTOLERAN yang sangat besar. Apabila tidak diatasi dan dicegah dengan bijak melalui berbagai program-program penguatan nilai-nilai Pancasila dan kesadaran hidup kebhinekkaan. Hal ini harus secara massif dilakukan ditengah masyarakat kita.
Kasus ini selalu ada disetiap saat bahkan saat terjadi momen-momen tertentu sehingga membentuk masyarakat sendiri menjadi seorang yang minimya kecintaan akan keberagaman. Apalagi kalau momen politik terjadi, perbedaan antara partai politik serta pendukung individu dan kelompok tertentu selalu melahirkan yang namanya politik identitas dan isu yang dikembangkan ialah isu SARA yang selalu setiap saat dipakai untuk melenggangkan kepentingannya untuk mendapatkan kekuasaan tertentu.
Kita akan melihat dampak kedepan ketika politik identitas selalu menghantui masyarakat setiap saat. Mereka yang saling menyerang dengan pintarnya membuat masyarakat merasa jiik dan alergi terhadap politik bangsa ini. Satu sama lain melemparkan statement berita-berita “HOAX” yang dibumbui dengan isu SARA sehingga membuat setiap pengikutnnya saling membenci dan saling tidak menghargai satu dengan yang lain. Demokrasi Pancasila tidak terwujud sebagai demokrasi yang seutuhnya karena sudah diberikan racikan yang membuat rasanya sudah tidak memiliki ciri khas pemersatu keberagaman tadi bahkan menjadikan penghancur keberagaman itu sendiri.
Hasilnya secara tidak langsung melecehkan nilai-nilai leluhur bangsa Indonesia sendiri. Pancasila yang merupakan jati diri bangsa Indonesia menjadi tombak pergerakan bangsa seolah sirnah begitu saja akibat segelintir orang. Padahal esensi dari Pancasila yang dibuat dan dirumuskan oleh para pendahulu bangsa nyatanya bukan seperti demikian, Pancasila memiliki dasar yang struktural dan fungsional sehingga bertujuan untuk menciptakan keseimbangan dari pluralisme bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara adalah sebuah kesatuan utuh yang menyatukan setiap elemen masyarakat untuk menghindari hal yang tidak sesuai dengan pemaknaan pada nilai Pancasila. Sebenarnya tingkat kesadaran setiap masyarakatnya harus dibentuk sendiri di dalam diri, kita boleh saja menerima segala bentuk perubahan modernisasi yang berkembang , dimulai dari fashion, lifestyle, perilaku, sikap dan berbagai hal modern lainnya akan tetapi tidak lupa untuk bisa mengontrol hal tersebut agar tidak menghancuri makna Pancasila itu sendiri, kita tidak boleh sampai mengadopsi ideologi dari luar dan menanamnya didalam otak kita, tetapi kita dengan segala hal baru tersebut harus tetap berpegang teguh pada ideologi kita yang sebenarnya yaitu Pancasila.
Diharapkan juga generasi milenial mampu berpikir bijak untuk kerukunan dan kehidupan sosial negeri dan bangsa ini. Semua ini merupakan tugas, tantangan dan pekerjaan rumah yang besar dan berat bagi kita sebagai generasi milenial di negeri ini. Selain penguatan dan pengontrolan diri yang sudah dijelaskan diatas tadi ada metode-metode khusus yang dimana mengharuskan setiap generasi milenial untuk melakukan segala hal tanpa melupakan dan mengesampingkan makna dari nilai-nilai Pancasila tersebut, berikut diantaranya:
- Generasi milenial harus menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh dari dalam diri mereka, dan perlu menanamkan nilai kecintaan produk dalam negeri,
- Generasi milenial perlu menanamkan serta mengamalkan nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila sebaik-baiknya,
- Generasi milenial diharapkan tak melupakan ajaran-ajaran pada agama dengan menanamkan nilai ketaqwaan pada setiap masing-masing individunya,
- Generasi milenial sendiri perlu mewujudkan yang namanya supremasi hukum, menerapkan hukum dalam artian proses dalam setiap perwujudan hukum itu sendiri dengan dilakukan sebenar-benarnya dan seadil-adilnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
- Generasi milenial adalah tiang yang kokoh menjadi penggerak bangsa maka perlu adanya keselektifan terhadap pengaruh globalisasi dibidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Untuk membentuk nilai Pancasila di dalam diri harus memperhatikan hal diatas, pemuda adalah salah seorang faktor perubah masa depan bangsa maka peran penting pemuda untuk menjalankan amanat Pancasila, dengan bergandengan tangan diharapkan pemuda Indonesia melanjutkan perjuangan bangsa dengan berbagai pertimbangan dan penjelasan saran yang sudah diberikan sehingga wujud cita-cita pahlawan kita dapat tercipta lebih sempurna kembali.
Bentuk kekreatifan pemuda harus dikembangkan apalagi di era industry 4.0 sudah pasti mereka paling tahu tentang teknologi, hal ini merupakan keuntungan utama bagi pemuda untuk mengamalkan nilai Pancasila tersebut terhadap penggabungan penerapan dari kecanggihan teknologi ini. Dengan adanya teknologi pemuda membuat suatu gerakan sosial apapun itu, mengkampanyekan terkait Pancasila yang berkedaulatan di setiap media sosial miliknya untuk supaya masyarakat tahu dan memahami konteks serta hubungan keberadaan Pancasila ditengah-tengah Indonesia ini.
Tidak hanya itu dengan teknologi informasi yang dikembangkan oleh pemuda membuat saudara-saudara kita yang jauh dengan kita dan yang sulit berhubungan dengan kita dapat memahami konsep kenegaraan dalam keberagaman Indonesia tersebut melalui pemikiran kita. Manfaatkan hal kecanggihan era ini dengan membentuk inovasi baru, dengan itu implementasi yang kita lakukan dapat terwujud disitu.
Semua hal itu harus kita terapkan dan wujudkan dalam bingkai NKRI marilah kita sama-sama untuk menyatukan keberagaman kita dengan mempererat toleransi keberagaman Indonesia, dengan pemanfaatan teknologi informasi kita bisa manfaatkan hal itu untuk pengembangan nilai-nilai Pancasila. Diharapkan generasi milenial sekarang harus menjadi generasi yang baik, berintegritas, professional, serta optimis dan tidak boleh berhenti melangkah dalam melakukan metode untuk meningkatkan segala aspek kemajuan bangsa Indonesia.
Pemuda dituntut untuk responsif dan mengkritisi segala kesalahan yang diluar dari konsep ideologi Pancasila. Tanamkan sikap bahwa Pancasila sebagai pegangan dan prinsip hidup. Dengan itu hasil dari responsif pemuda terhadap sesama akan melahirkan kesadaran individu untuk melakukan hal tersebut, karena contoh dari kita membuat setiap orang sadar dan melihat makna dari penerapan implementasi tersebut akan menjadikan kita bersatu dalam keberagaman.
Dengan menciptakan kualitas politik yang baik, perbaikan ekonomi, kerukunan yang menentramkan, menghidupkan toleransi untuk dapat menjadikan kemajuan nilai moral pada setiap masyarakatnya. Tindakan nyata yang dilakukan oleh generasi milenial akan menjadikan negara yang tadinya dikuasai oleh para penguasa yang korup, oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab menghancurkan bangsa serta seorang yang opportunist demi jabatan, kekuasaan dan uang semata akan hilang dan sepenuhnya nilai-nilai Pancasila akan terpatrih dalam diri setiap masyarakat Indonesia.
Kita tahu bersama wabah COVID-19 membuat setiap orang harus stay at home, dengan menggunakan teknologi informasi yang digunakan pada saat ini diperlukan inovasi serta kekreatifan yang muncul dari setiap pemuda dan masyarakatnya. Secara tidak langsung kita sebagai masyarakat Indonesia diharuskan untuk memanfaatkan teknologi untuk melakukan segala kegiatan pekerjaan, belajar secara online.
Dengan demikian pemuda bisa memanfaatkan hal tersebut untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila apapun bentuknya. Mungkin setiap orang memanfaatkan teknologi berbeda-beda, tapi hal positif harus kita lakukan dengan cara dan metode kreatif apapun bentuknya. Beberapa media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube dan lain sebagainya beberapa diantaraya banyak digunakan sebagai ajang pamer kekayaan, pamer apapun itu yang isi dari maknanya pun tidak ada sama sekali.
Hal tersebut merupakan bagian dari kurang mengontrol diri dan terlalu ikut arus perkembangan zaman tanpa memikirkan dampak kedepannya. Cobalah gunakan media itu dengan berguna, serta latihlah mutu dan kualitas kalian untuk melakukan suatu yang baru. Mengikuti perkembangan sah saja akan tetapi, diharuskan untuk lebih fokus kepada proses kesadaran untuk mengembangkan diri masing-masing individu.
Hadirnya Pancasila ditengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara adalah konsep utama supaya pemuda bisa melestarikan makna ke-5 sila tersebut, hal demikian membuat pemuda menjadi masyarakat yang santun. Pemahaman menjadikan Pancasila sebagai dasar negara membentuk setiap orang menjadi masyarakat yang harus cinta kepada tanah air.
Dengan cara apa ?
Memanfaatkan teknologi tadi, contoh membuat blog atau artikel terkait Pancasila dan hubungannya dengan cinta tanah air, buat video kreatif terkait Pancasila sebagai pengikat bangsa, buat tulisan atau karya tulis ilmiah bahkan bisa juga puisi untuk keberagaman yang ada di Indonesia. Semua hal tersebut membuat kita menjadi pemuda milenial yang mempunyai ide serta pemikiran baru dalam bertindak mewujudkan nilai Pancasila dengan proses dan metode bahkan ide yang cemerlang.
Keberagaman bangsa bukan menjadi suatu halangan untuk kita bersatu, era generasi modern bukan menghambat kita untuk meninggalkan nilai-nilai Pancasila akan tetapi kita sebagai pemuda berusahalah untuk kreatif dalam melihat peluang situasi tersebut dengan mengembangkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila serta memanfaatkan seluruh metode dalam kecanggihan teknologi di era milenial ini, untuk mengakhiri ini saya mau mengutip bahasa latin “Ut Omnes Unum Sint” yang artinya biarlah kita semua menjadi satu untuk menjadikan bangsa Indonesia yang lebih luhur serta berdaulat.
- Penulis: Leonard Manuputty
- Kader GMKI Cabang Ambon