TAPANULI SELATAN- Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Tapanuli Selatan (Tapsel) gelar Forum Grup Diskusi (FGD) dengan tema Catatan Kritis 100 Hari Kerja Bupati Tapanuli Selatan di Lopo Parpio Coffee Sipirok, Minggu(13/6/2021).
Dalam acara, berhadir pemateri Bangun Siregar sebagai Advokat/aktivis, Herman Pelangi sebagai Tokoh Pemuda, Zulfitri Muhajir Daulay sebagai Akademisi. Dan juga rekan dari PC KAMMI Tapsel- Padangsidimpuan serta seluruh Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Tapsel – Padangsidimpuan.
Acara dibuka oleh Rahmat Taufiq Pardede, Ketua Umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Tapanuli Selatan – Kota Padangsidimpuan. Pada sambutan dikatakannya bahwa agenda FGD ini merupakan upaya merawat nalar kritis Mahasiswa dan menjalankan peran mahasiswa sebagai mitra kritik pemerintah.
“FGD Ini merupakan langkah menjalankan tugas mahasiswa sebagai mitra kritik pemerintah, Maka menjadi penting bagi IMM untuk merangkum Catatan Kritis terhadap 100 hari Kerja Bupati Tapanuli Selatan sebagai kontribusi pemikiran untuk kemajuan Tapanuli Selatan”, tegas Rahmat.
Diskusi dipandu oleh Alan Sayid Siregar, kesempatan langsung diberikan kepada para pemateri untuk memaparkan argumentasinya tentang catatan kritis 100 hari kerja Bupati Tapsel.
100 Hari Kerja Bupati Tapanuli Selatan
Bangun Siregar, mengatakan bahwa dalam 100 Hari kerja Bupati Tapanuli Selatan atau pemerintahan baru, masyarakat wajib hukumnya untuk menagih janji kampanye dan bahkan tempat tinggal beliau pun harus di pertanyakan.tuturnya.
“Masih banyak pekerjaan rumah yang harus segera di selesaikan, seperti peningkatan SDM melalui pemberian beasiswa, pemerataan pembangunan bahkan Konflik agraria yang belum terjamah oleh pemerintah baik eksekutif dan legislatif demi menyeimbangkan hak dasar masyarakat Tapanuli Selatan.”harapnya.
Dilanjutkan Herman Pelangi, Tokoh Pemuda Tapanuli Selatan menyampaikan terimakasih karena masih ada jiwa-jiwa patriot melakukan diskusi sekaligus kritik yang membangun untuk Tapanuli Selatan.
“Banyak pesan dari kalangan muda agar pemerintah menyerap aspirasi baik dari pemuda maupun mahasiswa, apalagi pemimpin kita tergolong milenial.”tuturnya.
Zulfitri Muhajir Daulay, sebagai Akademisi menyampaikan kecemasannya kepada Pemimpin Milenial yang masih terbiasa dengan mental kolonial. Seorang Pemimpin harus selektif dalam menempatkan seseorang, bahkan belum ada terlihat upaya reformasi birokrasi.
“Termasuk dalam hal program unggulan, belum ada upaya pemerintah yang mengarah kepada visi misi. Tapanuli Selatan punya banyak potensi sumber daya alam, seperti danau siais. Sampai saat ini belum ada upaya pemerintah untuk mengembangkan pariwisata.”cetusnya.
Dimasa pandemi, pemerintah juga sedang dihadapkan dengan resesi ekonomi, tergantung kelihaian pemimpin yang mampu memberikan solusi untuk masyarakatnya.
Diakhir diskusi, Rahmat Taufiq Ketua Umum PC IMM Tapsel- Padangsidimpuan menyampaikan ” Bupati Tapanuli Selatan Harus Menjadi Bapak nya Seluruh elemen masyarakat Tapanuli Selatan, agar Pembangunan SDM Yang berkeadilan dalam tercapai di Tapanuli Selatan. tutupnya.