LPM Manunggal Undip, Minggu (02/9/2020)¬— Mewabahnya Coronavirus deaseas atau Covid-19 di berbagai belahan negara, termasuk Indonesia, menjadi titik balik berubahnya kebiasaan hidup sebagian besar manusia. Layaknya jantung, datangnya pandemi ini membuat berbagai sektor sempat berhenti berdetak melalui kebijakan lockdown atau di Indonesia sendiri adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal itu terlihat jelas di sektor pendidikan, ekonomi, dan pembangunan.
Kurang lebih sudah empat bulan pandemi ini melanda di Indonesia. Dan di Undip sendiri, sejak akhir 2019 hingga saat ini sedang gencar-gencarnya dilakukan pembangunan di kampus utama yang berlokasi di Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah. Namun apakah dampak pendemi pada sektor pembangunan di Undip?
Sekitar empat bulan yang lalu foto diatas diambil, kondisi kampus Undip Tembalang begitu sunyi tanpa kehadiran lalu-lalang mahasiswanya. Beberapa pintu masuk ke dalam fakultas tertentu juga terlihat diportal rapat-rapat. Semua itu demi memutus rantai penyebaran Covid-19 dan juga menaati kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah Kota Semarang sesuai anjuran Pemerintah Pusat.
Sepinya Undip saat itu, membuat siapapun yang datang dan sekadar memutari kampus dapat memperhatikan bahwa hanya ada satu aktivitas mencolok disana. Ya, proyek pembangunan yang masih berjalan. Tidak seperti pendidikan, yang mana aktivitas perkuliahan dialihkan dengan metode daring dan praktikum atau studi lapangan ditunda pelaksanannya, agaknya pembangunan yang dilakukan Undip tidak dapat dihentikan sekalipun Covid-19 melanda.
Wakil Rektor Bidang Administrasi dan Keuangan, Prof. Heru Susanto memberikan alasan yang logis dibalik masih berlangsungnya aktivitas pembangunan pada beberapa sisi di kampus Undip Tembalang, yaitu: terikat kontrak.
“Tidak mungkin juga untuk menghentikan total mereka dalam penyelesaian (pembangunan, red). Namun, tentu kita mengeluarkan edaran bahwa dalam pelaksanaanya harus tetap memperhatikan protokol pencegahan penyebaran Covid-19,” ujar Heru saat dihubungi awak LPM Manunggal, Senin (6/4).
Secara spesifik ada tiga titik yang pembangunannya masih dikejar saat itu dan bahkan hingga kini, yaitu: Gedung Sekolah Vokasi dan Jembatan Sikatak. “Pembangunan multi years,” itulah istilah yang digunakan Heru jika membicarakan kedua proyek itu. Rencana yang sudah dimatangkan jauh-jauh hari, dan juga kontrak yang telah dibuat membuat proses konstruksi masih terus berjalan.
Jika diperhatikan sekarang, proses konstruksi tersebut rupanya telah membuahkan hasil tersendiri. Meskipun mengejar pengerjaan proyek ditengah pandemi yang melanda tidak dapat dibilang mudah, satu dari dua pembangunan multi years tersebut telah diselesaikan dan kini telah dapat digunakan. Ialah Jembatan Sikatak, jembatan yang menjadi pelengkap jalur lingkar luar Undip itu sekaligus menjadi akses melintasi Sungai Sikatak. Dan kini, jembatan tersebut seakan menjadi ikon baru bagi Undip.
Sementara itu, diluar pembanguan multi years tadi, terdapat beberapa proyek yang harus ditunda pengerjaanya, salah satunya working space baru. Awal tahun ini sendiri dikabarkan Undip akan membangun fasilitas working space bagi mahasiswannya. Namun, proses konstruksi harus berhenti sebelum finishing dan instalasi fasilitsa tambahan dilakukan.
“Working space di depan ICT atau di samping masjid kampus itu memang tahun kemarin akan kita selesaikan tahun ini juga. Tapi, memang belum (bisa, red) kita lakukan. Jadi, project yang belum dimulai kita undur mulainya,” tambah Heru.
Memang pandemi dampaknya begitu besar mempengaruhi, namun bukan berati segala aktivitas dan kegiatan melulu harus mati atau berhenti. Kira-kira seperti itu gambaran jawaban Heru saat berkomentar terkait pengadaan belanja modal di Undip pada masa pandemi ini. Di akhir sesi Ia bertutur bahwa pembelanjaan akan tetap berjalan sekalipun pengadaan infrastruktur ditunda eksekusinya.
“Hanya saja disesuaikan jadwalnya. Risiko terbesar itu adalah (infrastruktur, red) yang tadinya bisa selesai tahun ini, bisa jadi bergeser di awal tahun depan,” tutupnya.