YOGYAKARTA – Pimpinan Cabang IMM AR-Fakhruddin Kota Yogyakarta Menyelenggarakan pembukaan Madrasah Intelektual Muhammadiyah (MIM) sekaligus Studium Generale secara online melalui platform ZOOM pada, kamis 22 Juli 2021.
MIM merupakan Creative Minority yang dimiliki oleh PC IMM AR Fakhruddin dibawah naungan bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan (RPK). Kegiatan ini juga merupakan identitas dari bidang RPK PC IMM AR-Fakhruddin yang telah banyak dikenal dicabang lain.
MIM sudah ada sejak 2010/2011 sebagai wadah bagi kader-kader untuk meningkatkan kapasitas keilmuan dan menghiasi ruang publik sekaligus menjadi motor penggerak keilmuan komisariat sekembalinya dari MIM.
Gusti Hutri, perwakilan dari panitia acara menyebutkan kegiatan ini dilakukan selama empat hari dan di akhir kegiatan akan ada Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang di tanggung jawabkan kepada peserta MIM 2021.
Pada sambutannya Muhammad Amin azis, Ketua bidang RPK PC IMM AR Fakhruddin mengatakan, MIM pada tahun ini mengangkat tema “Meningkatkan Tradisi Intelektual dalam rangka mencerahkan peradaban”.
Tema ini diangkat sebagai upaya merawat tradisi intelektual yang ada, namun bukan hanya merawat tradisi intelektual yang pada akhirnya hanya sekedar pelepas tanggung jawab.
Dengan gerak yang terbatas MIM ini hadir sebagai ikhtiar bidang RPK IMM AR Fakhruddin untuk melahirkan intelektual-intelektual baru yang kemudian mampu mencerahkan peradaban dengan nalar organisatoris dan akademisnya masing-masing.
Sementara itu Masita, Ketua Umum PC IMM AR Fakhruddin mengatakan, Seluruh kegiatan perlu kiranya kehadiran dan kontribusi serta menghadirkan pikiran-pikiran yang cerah dari para kader.
Periode saat ini dilalui dengan bingkai pandemi yang memungkin bisa melumpuhkan pergerakan dan perkaderan ikatan.
MIM Sebagai Creative Minority
Maka dari itu Creative Minority ini hadir dan perlu diikuti oleh peserta dengan kesadaran diri masing-masing yang kemudian setelah kembali ke komisariat masing-masing para peserta mampu mengembangkan komisariat masing-masing dengan menyesuaikan kondisi saat ini tutupnya yang sekaligus membuka kegiatan.
Setelah pembukaan kegiatan acara dilanjutkan dengan Studium Generale yang mengundang Prof, Hilman Latief M.A,. Ph. D dan IMMawan Muh Akmal Ahsan S. pd,. selaku pemateri.
Prof Hilman Latief, selaku pemateri pertama mengatakan, Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia mengalahkan Pakistan.
Penduduk Islam Indonesia jika dibandingkan dengan Timur Tengah bisa menjadi enam negara yang ada di timur tengah.
Namun permasalahannya Masyarakat muslim Indonesia belum mampu untuk mewarnai tradisi intelektual Islam, hal ini di tandai dengan tidak banyak pemikir-pemikir Islam Indonesia yang pikirannya tidak banyak dikutip pemikir-pemikir timur tengah.
Tradisi Intelektual IMM
Maka dari itu IMM harus tetap mengelola tradisi intelektual, MIM sebagai tradisi yang sudah ada maka perlu dirawat untuk tetap berkembang dan perlu bagi kader-kader IMM untuk apresiatif dengan tradisi-tradisi intelektual yang ada. Banyak tokoh-tokoh besar Indonesia lahir dari tradisi-tradisi intelektual tutup.
Kemudian IMMawan Muh Akmal Ahsan, selaku pemateri kedua mengatakan, Orang terpelajar diibaratkan lampu, sebagai mana fungsi dari lampu itu adalah mencerahkan, maka demikian juga dengan orang-orang yang terpelajar harus mampu mencerahkan sekitar dengan ilmu yang dimilikinya.
Tradisi keilmuan merupakan upaya mencerahkan, namun saat ini ada gejala tradisi intelektual yang tidak sehat ditandai dengan sifat eksklusifitas, opertunistik, tidak mampu membedakan antara kritis atau cerewet dan pengkerdilan intelektual.
Tradisi intelektual yang perlu dilakukan saat ini dan MIM perlu menjadi wacana MIM adalah pertama, Mengisi media atau ruang publik dengan ide-ide yang segar kedua, Melahirkan karya berupa buku atau penelitian ketiga masuk pada wilayah akademis (Terbiasa menulis jurnal) keempat, membaca realitas sosial secara multi aspek.
Kemudian sebagai penutup akmal mengatakan, IMM AR Fakhruddin sudah memiliki modal intelektual, hal ini ditandai dengan adanya Creative Minority, Blue Print dan tokoh intelektual IMM AR-Fakhruddin yang sudah menyebar dimana-mana.