Suasana pandemi covid -19 memang menghadirkan ragam sikap dan ekspresi terkhusus bagi rakyat Indonesia.
Virus yang mewabah di seluruh wilayah penjuru dunia ini memang cukup mengkhawatirkan dengan menelan banyak korban.
Namun, negara-negara yang diawal memiliki angka covid yang sangat tinggi, kini kian pesat semakin menurun bahkan sudah kembali hidup normal sebagaimana biasa, semisal china, dan sebagian besar negara yang ada dibenua eropa.
Sebaliknya dalam data yang terbaru, Indonesia berada pada peringkat 5 dalam capaian angka tertinggi penularan covid di dunia.
Ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia dan seluruh jajarannya masih dituntut untuk bekerja ekstra dalam menekan penurunan angka covid di republik Indonesia.
Meskipun data menampilkan demikian, namun masih ada saja kita saksikan tampilan-tampilan dalam berbagai ujaran maupun postingan di berbagai media sosial yang menyatakan bahwa covid -19 hanyalah rekayasa global,dengan berbagai dalih dan penguatannya.
Statement-staement ini hampir terus diproduksi bahkan dalam sepersekian detik terus digencarkan, dan menjadi konsumsi publik sehingga merubah mindset publik dalam menyikapi wabah ini.
Dalam kedaruratan ini, ditengah banyaknya tenaga kesehatan yang juga turut menjadi korban, tidak etis rasanya kalimat-kalimat dan ujaran hasutan terus digulirkan.
Alih-alih mengurangi angka covid, justru akan menambah penularan angka covid semakin meningkat jika kita tidak segera waspada dan merubah sikap.
Dalam kekalutan dan kedaruratan ini, berbaik sangka (berhusnuzhon) adalah solusi terbaik untuk kita semua.
Rakyat berbaik sangka kepada pemimpin, begitu juga sebaliknya. secara istilah, husnuzhon memiliki pengertian “berprasangka baik terhadap orang lain,
Ditunjukkan dengan sikap selalu berpikir positif dan hormat serta menjauhkan diri dari rasa curiga”.
Allah memberikan jaminan bahwa tidak ada balasan dari berbaik sangka selain kebaikan itu sendiri, sebaliknya buruk sangka akan menghadirkan keburukan bagi diri sendiri dan orang lain. sebagaimana Allah berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. AL HUJURAT 12 )
Bersikap husnudzon akan membawa keyakinan bahwa segala kenikmatan dan kebaikan yang diterima manusia asalnya dari Allah Ta’ala,
Sedangkan keburukan yang menimpa manusia disebabkan dosa dan kemaksiatan manusia itu sendiri.
Sejatinya, tidak ada seorang pun yang bisa lari dari takdir yang telah Allah tetapkan. Tak ada satupun hal yang yang terjadi di alam semesta luput dari kehendak Allah SWT.
Allah SWT telah menganugerahkan kepada manusia kemampuan untuk memilih dan berikhtiar. Segala perbuatannya terjadi atas pilihan dan kemampuannya yang harus dipertanggung jawabkan di akhirat nanti.
Disisi lain, sikap berbaik sangka akan mempererat tali persaudaraan diantara sesama manusia,
Sebaliknya sikap suuzon atau berburuk sangka hanya akan menimbulkan kegaduhan. bagaimana mungkin covid akan berlalu jika kita tidak seiring dan sirama serta satu tujuan untuk sama-sama mengentaskannya.
Sikap adu domba, hasut, dan ujaran-ujaran provokatif hanya akan melahirkan keburukan baik bagi diri sendiri maupun bagi keutuhan bangsa ini terlebih dalam suasana wabah pandemi yang sedang melanda.
Semoga kita semua mampu bersabar dan saling berbaik sangka dalam suasana ini, dan kita berharap pemerintah benar-benar serius bekerja dalam menurunkan angka coviid,
Serta di dukung oleh sikap masyarakat yang patuh dengan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan, jika kita saling berbaik sangka, saling dukung dan percaya, mudah-mudahan negeri ini akan terbebas dari wabah, dan kita hidup normal seperti sedia kala.
Penulis Adalah Penyuluh Agama Islam Fungsional Kantor Kementerian Agama Kab. Nias Utara