Ekonomi terpuruk membuat beberapa aksi ekstrem dicoba oleh mahasiswa- mahasiswa di Prancis untuk dapat bertahan hidup.
Dikutip dari Anadolu Agency, otoritas Prancis menjanjikan semua siswa makanan dengan harga EUR1 (kurang lebih Rp. 16. 800).
Sayangnya, banyak yang terus menunggu dalam antrean panjang untuk dapat memperoleh bantuan makanan.
Siswa yang bergulat dengan permasalahan keuangan sepanjang pandemi sudah menunggu berjam- jam untuk menerima paket bantuan seberat 7 kg di tengah cuaca dingin.
Mengantre di depan badan amal Linkee di distrik 13 Paris, Sebaa, 26, seseorang insinyur yang sedang mengejar gelar master di Universitas Sorbonne, berkata ia diberhentikan 6 bulan lalu sebab permasalahan ekonomi.
“Saya tidak dapat memperoleh beasiswa sebab saya berumur di atas 25 tahun” kata Sebaa kepada Anadolu Agency dikutip dari suara.com
Veronica, mahasiswa lain yang pindah dari Meksiko ke Prancis untuk kuliah, berkata ia kehabisan pekerjaan paruh waktunya di restoran sepanjang pandemi.
Duit yang ia tabung dikala bekerja habis 2 bulan lalu.
“Aku mengenal banyak siswa yang berada dalam situasi yang sama dengan saya”. Kata Veronica
Veronica menuduh pemerintah Prancis tidak fokus dalam menemukan pemecahan untuk permasalahan nyata di negeri itu, namun malah menduduki masyarakat dengan agenda artifisial.
Julien Meimon, kepala Linkee, berkata kepada Anadolu Agency kalau mereka memberikan paket makanan kepada siapa pun yang mempunyai kartu pelajar.
Meimon menambahkan kalau mereka juga memberikan perlengkapan kebersihan kepada siswa, yang terdiri dari masker, handuk dan sembako.
Mayoritas orang yang bekerja dengan Linkee merupakan sukarelawan, kata Meimon, dengan lebih dari 450 siswa menemukan manfaat dari bantuannya tiap hari.
Berita ini telah tayang di Suara.com dengan judul:
Miris, Mahasiswa di Prancis Antre Supaya Bisa dapatkan Bantuan Makanan karena Pandemi