Padangsidimpuan– Puluhan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Se-Cabang Tapanuli Selatan-Padangsidimpuan menggelar aksi unjuk rasa peringatan kepada Rektor Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UM-TAPSEL), Selasa,(04/10/22).
Aksi unjuk rasa tersebut adalah sebagai bentuk perhatian IMM kepada perkembangan dakwah persyarikatan.
Narasi yang dikemas dalam bentuk “Catatan 100 hari kerja Rektor UM-Tapsel” dinilai kebijakannya tidak pro kepada kepentingan persyarikatan.
Hal ini bermula, sejak penggusuran salah satu sekretariat IMM di UM-Tapsel pada 5 Agustus 2022 lalu.
Sesuai dengan pasal 28 ayat 2 dalam pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) menyampaikan “Organisasi kemahasiswaan PTM terdiri atas Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Dewan Perwakilan Mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa, dan Unit Kegiatan Mahasiswa”.
Peserta aksi menilai sebagai organisasi yang sah di PTM, tindakan Rektor melakukan penggusuran salah satu sekretariat IMM di UM-Tapsel merupakan tindakan yang kurang etis.
Tobat wahyudi Nst Ketua Bidang Hikmah, Politik dan Kebijakan Publik PC IMM TAPSEL-PSP mengatakan aksi unjuk rasa tersebut di gelar untuk memberikan peringatan terhadap Rektor UM-Tapsel yang baru untuk tidak membuat kebijakan yang bersifat kontroversial.
“Sedari awal kepemimpinan Rektor UM-Tapsel sudah kita perhatikan dan banyak kebijakan yang bersifat menyinggung hati kita, bahkan sempat menyakiti hati kita sebagai kader IMM,” sambungnya.
“Terlebih lagi kebijakan Rektor UM-Tapsel yang menggusur Sekretariat IMM di Kampus UM-Tapsel secara diam-diam tanpa ada pemberitahuan kepada kader-kader IMM,”tandasnya.