Berbicara tentang mahasiswa, maka kita berbicara tentang seorang yang telah lulus jenjang SMA atau setingkatnya kemudian melanjutkan studi ke tingkat universitas.
Yang mana pada tingkat ini kita akan belajar berpikir, belajar dewasa serta mampu memecahkan suatu problematika kehidupan tanpa menghasilkan problematika baru.
Sementara dalam tulisannya yang berjudul “Apa Saja Sih Peran Mahasiswa itu” pada kanal zona intelektual, Amin Azis (ketua bidang RPK PK IMM FAI 2019) mahasiswa berasal dari dua kata, yaitu maha “ter” dan siswa “pelajar” maka arti mahasiswa berarti seorang yang terpelajar.
Oleh karena itu, seharusnya seorang yang terpelajar mampu mengembangkan serta mengaplikasikan ilmu yang dia dapat.
Terlepas dari itu mahasiswa juga terkenal sebagai orang yang memiliki kapasitas keilmuan yang mumpu dan kerap digelari sebagai intelektual.
Harapannya mahasiswa mampu memberi perubahan bagi kehidupan masyarakat serta menjadi generasi penerus bangsa.
Posisi Mahasiswa
Mahasiswa dengan segala kelebihan serta hal yang dimilikinya berada ditengah dua kubu, yaitu masyarakat dan pemerintah.
Posisi mahasiswa beradara antara idealisme dan realita.
Tak jarang mahasiswa memperjuangkan idealismenya, kerap hal tersebut berbanding terbalik dengan realitasnya atau tanpa sadar mahasiswa terlalu realistis dan meninggalkan idealisme dan menegasikan ilmunya.
Ali Shariati dalam bukunya “tugas cendekiawan muslim” memberi nasehat agar kita membentuk manusia yang intelek.
Kemudian Antonio Gramsci menyatakan bahwa semua orang adalah intelektual, tetapi tidak semua orang memiliki fungsi intelektual (pada masa modern,2020).
Sehingga intelek harus sesuai dengan fungsinya yaitu melakukan perubahan terhadap segala problematika, baik social, politik, budaya, ekonomi dan lain sebagainya.
Terlepas dari itu, acap kali masyarakat tidak menerima tawaran gagasan ataupun wacana kaum intelektual, hal ini karena gagasan tersebut terlalu teoritis.