Padangsidimpuan| Laskar Gemaku adalah komunitas anak muda kota padangsidimpuan yang juga sebagai pengurus Dewan Mahasiswa Pada Fakultas Tarbiyah UIN SYAHADA Padangsidimpuan yang mempunyai gagasan-gagasan besar dalam mewujudkan program-program keummatan. Laskar ini seperti parlemen jalanan yang mempunyai banyak agenda-agenda besar sosial-keagamaan yang lahir dari berbagai keresahan melihat kondisi anak muda di kota salak yang semakin hari semakin tidak terarah.
Para mahasiswa ini merupakan pemuda-pemuda yang haus kebaikan untuk mengaktualisasikan diri kerah yang posotif. Kini lascar Gemaku yang notabene adalah kumpulan anak muda pecinta qur an mulai resah melihat keadaan anak-anak, remaja, dan masyarakat desa-desa terutama desa pinggiran kota Padangsidimpuan sudah “gelap” bagaikan di timpa asap hitam tebal beracun karena sudah jauh dari ajaran agama Islam. Sudah banyak desa yang tidak terlihat lagi kegiatan-kegiatan keagamaan seperti Magrib mengaji, baca qur’an di masjid dan bahkan yang siap menggantikan Imam Masjid 10 tahun yang akan datang.
Generasi ummat harus saling menyiapkan generasi selanjutnya untuk mencerahkan desa masing-masing dalam berbagai aspek. Aspek moral adalah merupakan pokok persolan utama dalam dunia sosial keagamaan yang semakin hari semakin buram dan kacau-balau karena sudah jauh dari kegiatan-kegiatan Pendidikan agama Islam yang biasa sudah ada di desa-desa. Pada tahun 70-an hingga 90-an aktivitas mengaji magrib masih sangat indah di depan mata karena setipa menjelang magrib anak-anak berlomba dan berlari-lari ke masjid menunaikan shalat magrib dan setelah dari masjid pergi mengaji (belajar baca tulis Al-Qur’an) kerumah guru.
Kini pemandangan ini sudah mulai tidak kelihatan karena kemajuan teknologi sudah menghantam perkembangan anak-anak sehingga yang mereka kerjakan Sekaran adalah hanya bermain gatget berupa smartphone dan bermain game. Keadaan ini tidaklah dapat di anggap sebagai hal yang biasa saja, akantetapi harus di selesaikan secara Bersama-sama dan gotong-royong bahu memabahu sesame anggota masyarakat.
Keresahan-demi keresahan terus menggerutu pada dada anak mud ini, sehingga terjadilah diskusi sambil menyeruput kopi sipirok di warung kopi layaknya kearifan local TABAGSEL “marlopo” bercerita dan merenung Bersama melihat keadaan kota padangsidimpuan yang sedang tidak baik-baik saja. Lama sudah pemandangan ini lewat di depan mata namun tidaklah dapat ide yang tepat untuk menyelesaikannya. Akantetapi setelah banyak berdiskusi di temukan juga solusi yang dapat di kerjakan secara perlahan namun bermanfaat.
Ahmad Gunawan Caniago, Syarif Kasim, Roki Darma Yudha, Ahmad Fauzi, (ise dope) mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN SYAHADA menjadi pelopor Gerakan ini setelah lama merenung melihat ini dan sehingga mempunyai ide untuk berbuat walau hanya setitik Tindakan namun terasa bermanfaat. Pemberantasan buta aksara al-qur an (RanTaSa Qur an) adalah tujuan dari Gerakan ini Bersama teman-temannya yang lain.

Kini mereka sudah mendirikan Desa Binaan Qur an di sebuah desa yang terletak di pinggiran kota Salak Padangsidimpuan yaitu desa Sirpang Maropat keacamatan Anggkola Julu. Desa ini terdapat banyak anak-anak masih berumur sekolah SD dan SMP namun tidak punya tempat belajar mengaji sehingga masih banyak dari mereka tidak mampu baca tulis al-qur an. Bahkan belum tahu sama sekali bacaan-bacaan dalam shalat.
Setiap hari sabtu mereka pergi ke desa ini untuk mengajari anak-anak membaca al-quran mulai dari membaca iqra paling dasar sampai mempelajari tajwid. Kini masyarakat sudah mulai merasakan manfaat dari Gerakan ini karena anak-anak mereka sudah mulai pandai membaca al-quran. Kegiatan ini sudah berjalan tiga bulan dan mempunyai siswa sekitar 30-an yang setia datang menunggu guru-guru hebat dan tulus mereka.
Wajah keihlasan terpancar di wajah mereka walupun terkadang harus bertarung di panas terik Ketika berangkat ke des aini karena mereka tinggal di kota padangsidimpuan sehingga membutuhkan waktu sekitar satu jam ke lokasi tersebut. Hujan bukan alasana mereka untuk tidak mengajar membaca al-qur an, panas itu sudah biasa, bahkan kebutuhan minyak mereka pun dari uang pribadi mereka.
Alhamdulillah sekarang Gerakan ini terdengar ke telinga anak muda sholeh seorang anggota DPRD Kota Padangsidimpuan yang juga pada Komisi Pendidikan Suwandi siap mensuppor kegiatan ini sehingga memberikan bantuan baik moral bahkan material. Tim ini di bawah asuhan bapak Irsal amin yang kini adalah sebagai dosen Bahasa arab di UIN SYAHADA padangsidimpuan selalu mengajak diskusi dan memberik tuntunan sehingga aktivitas-aktivitas seperti harus di hidupkan dan harus ada di setiap desa yang ada di kota padangsidimpuan bahkan seluruh TABGSEL.
Menurut Irsal amin Gerakan ini akan berkembang nantinya keseluruh desa pada kabupaten/Kota di TABAGSEL, jika pada des itu sudah ada pengajian maka gurunya yang di latih, dan jika belum ada maka akan di bentuk dan di latih gurunya dengan metode pengajaran yang dapat menjadikan anak-anak di desa tersebut mampu membaca Al-Quran dengan benar.
Resah nian hati melihat kondisi ini, karena desa ini bukan satu-satunya, akantetapi banyak lagi desa yang mempunyai masalah yang sama yaitu matinya kaderisasi ummat sehingga sangat di kawatirkan kedepan betapa susahnya cari masyarakat yang mampu menjadi imam di masyarakat.
Harapannya banyak anak muda yang terdetak hatinya untuk ikut serta dalam menuntaskan permasalah keummatan ini untuk ikut bekerjasama meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya sehingga cita-cita Padangsidimpuan bersinar dapat di realisasikan oleh seluruh unsur masyarakat.
Gunawan mengajak Marima hita pature hutatta, bahat sannari anakta nasomalo mambaca quraan, golap huta sian ajaran ni agama islam, hita padiar do sanga hita pature on sada pilihan na borat pola hita inda ra barbuat, ringan molo hita paias roha dohot ate-ate.
“MENEK KAREJONA GODANG MANFAATNA”, tutupnya.