Tapanuli Selatan – Sebanyak 150 orang siswa dari 5 sekolah di Kabupaten Tapanuli Selatan mengikuti kegiatan pendidikan konservasi alam yang berfokus pada upaya konservasi Orangutan Tapanuli dan habitatnya.
Pendidikan konservasi ini mengangkat tema “Generasi Milenial Garda Terdepan Dalam Upaya Konservasi Alam” berlangsung selama 5 hari pada tanggal 25-29 Oktober 2021.
Adapun sekolah-sekolah yang terpilih untuk mengikuti kegiatan pendidikan konservasi alam ini yakni SMP Negeri 8 Satu Atap Sipirok, SMP Negeri 6 Sipirok, SMP Negeri 1 Marancar, SMP Negeri 1 Arse, dan MTs Darul Akhiroh.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Sahabat Alam Lestari (SALi) yang berkolaborasi dengan konsorsium Sumatera Rainforest Institute (SRI) dan Yayasan Pelestarian Ragamhayati dan Cipta Fondasi Indonesia (PRCF Indonesia-Sumatera) yang mendapatkan dukungan dari Orangutan Information Center (OIC) dan Arcus Foundation.
Kegiatan ini digagas oleh anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas SALi dalam upaya memberikan penyadartahuan kepada generasi milenial yang saat ini tidak peduli dengan pelestarian alam termasuk yaitu flora dan fauna.
Sebab pada saat ini sudah banyak flora dan fauna yang berstatus langka dan hamper punah contohnya Orangutan Tapanuli.
Sofian Noor selaku Ketua SALi mengungkapkan bahwa banyak anak-anak generasi milenial saat ini yang tidak peduli dengan konservasi alam.
“Dalam proses pelaksanaan kegiatan ini kita mengetahui ternyata masih banyak anak-anak generasi milenial saat ini yang tidak peduli dengan konservasi alam,” Sofian Noor kepada media.
Sofian Noor dan rekan-rekan SALi serta SRI yang terlibat dalam kegiatan ini menemukan saat dilakukan pre-test masih ada beberapa anak-anak yang tidak mengetahui apa itu hutan, tidak dapat membedakan antara harimau dan macan, serta tidak dapat membedakan antara orangutan dan jenis kera lainnya.
Siswa Tidak Senang Dengan Orangutan
Hal yang paling mengejutkan adalah pernyataan dari siswa bahwa tidak senang dengan keberadaan orangutan.