Pimpinan komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kyai ahmad dahlan IAIN Padangsidimpuan menggelar diskusi jelang milad ke-109 Muhammadiyah. Diskusi ini dilaksanakan melalui zoom meeting pada Rabu, (03/11/21).
Diskusi ini mengangkat tema “Jelang Milad 109 Muhammadiyah; Bagaimana sikap Muhammadiyah menjawab persoalan bangsa dan negara”.
Fatrah Yunus Harahap sebagai Ketua Umum PK IMM Kyai Ahmad Dahlan IAIN Padangsidimpuan menyampaikan bahwa diskusi ini merupakan upaya merawat nalar intelektual kader dan mengingatkan kita kepada perjuangan Muhammadiyah.
“Sebagai kader muda Muhammadiyah, kita perlu mengingat kembali bagaimana perjuangan dan kontribusi yang telah diberikan Muhammadiyah kepada bangsa dan negara. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat kita dalam melanjutkan perjuangan Muhammadiyah tersebut”, sambungnya.
Ahmad Bayu Nugroho sebagai narasumber pada diskusi ini menyampaikan konsep ideologi dalam Muhammadiyah bersifat mendasar yang diistilahkan dengan “Keyakinan dan Cita-cita Hidup.”
Adapun isi atau kandungan ideologi Muhammadiyah tersebut ialah :
- Paham Islam atau Paham agama dalam Muhammadiyah,
- Hakikat Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam,
- Misi, fungsi dan strategi perjuangan Muhammadiyah
Trisula Muhammadiyah
Abad ke- 1.
Menurut Zakiyyudin bahwa keseluruhan gerakan Muhammadiyah dikenal dengan istilah trisula yakni feeding, schooling, dan healing.
- Pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini dapat dilihat dari sekolah-sekolah atau perguruan tinggi yang didirikan oleh Muhammadiyah.
- Kesehatan untuk mewujudkan kesejahteraan umum. Teraktualisasi dengan didirikannya klinik-klinik dan Rumah Sakit Muhammadiyah.
- Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial, serta adanya Lazismu di aspek sosial ekonomi.
Abad ke-2.
Di abad kedua usianya, Muhammadiyah mulai mencanangkan apa yang disebut dengan Trisula Baru Gerakan Muhammadiyah yaitu Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), dan lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah (LAZISMU). Ketiganya merupakan pengejawantahan dari jati diri asli gerakan Muhammadiyah yang berdimensi kemanusiaan sejagad yang melintasi golongan, agama, dan sektarianisme yang parokialistik.
Menurutnya, ada dua aspek yang sampai kini belum dapat dioptimalisasi oleh warga Muhammadiyah :
- Ekonomi
- Politik
Hal tersebut terjadi karena kurangnya mental dan juga kepedulian terhadap muhammadiyah itu sendiri. Misalnya, dengan mencoba memberikan adsense yang tinggi kepada muhammadiyah lewat kepedulian terhadap konten-konten yang disuguhkan oleh muhammadiyah. Seperti pada akun youtube muhammadiyah. Padahal, jika kita bersama-sama membangun adsense tersebut, maka hasil yang akan didapatkan pasti untuk warga muhammadiyah itu juga. Dan aspek ekonomi dapat tertolong.
Di bidang politik, Muhammadiyah memang bukan organisasi partai. Namun tidak menutup kemungkinan, orang-orang muhammadiyah dapat duduk di kursi politik agar suaranya lebih mudah didengar.
Seperti perkataan Amin Rais, “Tokoh muhammadiyah memang tidak berpolitik. Namun, kehadirannya harus memberikan kebermanfaat dan suaranya dapat didengar oleh masyarakat.”
Sebagai penutup, Bayu mengajak kader IMM untuk membangun kesadaran dari diri sendiri dan mendukung media yang dimiliki Muhammadiyah. Hal ini merupakan langkah Muhammadiyah dalam mengambil peran digitalisasi saat ini.