Kyai Ahmad Dahlan merupakan tokoh pendiri persyarikatan Muhammadiyah. Beliau memiliki sikap sederhana, konsisten dan berwawasan luas dalam berdakwah.
Kyai Ahmad Dahlan lahir, di Kauman, Yogyakarta pada tahun 1868 dengan nama Muhammad Darwis.
Sejak kecil Kyai Ahmad Dahlan sudah belajar membaca Al-Qur’an dan pengetahuan agama islam dari ayahnya KH Abu Bakar yang merupakan imam Masjid Besar Kauman.
Memasuki usia dewasa, Kyai Ahmad Dahlan terus belajar ilmu agama maupun ilmu umum dari banyak guru, termasuk para ulama di Arab Saudi.
Seiring berjalannya waktu, Kyai Ahmad Dahlan mendirikan persyarikatan Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 M atau bertepatan dengan 8 Dzulhijjah 1330 H.
Metode dakwah Kyai Ahmad Dahlan sangat sederhana, tetapi mengena. Ia memberi pengajian Subuh di Masjid dan mengupas surat Al-Ma’un secara berulang-ulang.
Dalam rangka mengamalkan surat Al-Ma’un, Ahmad Dahlan mengajak jama’ah untuk mencari orang miskin, kemudian merawatnya dengan baik.
Visi Pendidikan Ahmad Dahlan
Sejarah panjang perjuangan Ahmad Dahlan dalam membangun dan memajukan umat Islam dari keterbelakangan, sangat gigih memperjuangkan cita-cita besarnya.
Ahmad Dahlan merasa tergerak untuk melakukan aktivitas yang menerapkan sistematika kerja pendidikan ala Barat.
Geneologi pemikiran Kyai Ahmad Dahlan pada dunia pendidikan terpengaruh oleh konsep dan ajaran Rasulullah, yakni “hendaklah mempelajari bahasa musuhmu agar tidak diperdaya musuhmu”.
Visi pendidikan Kya Dahlan yang kerap kita dengar yaitu “ menciptakan kiai yang intelek dan intelek yang kiai atau ulama yang intelek dan intelekyang ulama”
Hal ini sejalan dengan penyampaian Kyai Dahlan terhadap murinya yaitu “ Jadilah ulama yang berpikir maju, dan jangan berhenti untuk kepentingan pengabdian kepada organisasi Muhammadiyah”.
Peran Kyai Ahmad Dahlan Dalam Pendidikan
Berbicara mengenai pendidikan Indonesia tidak bisa lepas dari pemikiran serta perjuangan K. H. Ahmad Dahlan. Kenapa demikian?, Sebab K. H. Ahmad Dahlan salah satu tokoh peletak dasar pendidikan modern di Indonesia.
Kyai Ahmad Dahlan telah memainkan peran yang sangat berarti dan strategis dalam melaksanakan modernisasi pendidikan Islam di Indonesia.
Gagasan K. H. Ahmad Dahlan tentang pendidikan berawal dari ketidakpuasan beliau ketika melihat adanya dualisme sistem pendidikan.
Dualisme tersebut ialah sistem pendidikan Islam yang berbasis pesantren dan sistem pendidikan sekuler (Barat) yang berbasis sekolah modern seperti sistem pendidikan pemerintah kolonial Belanda.
K. H. Ahmad Dahlan memandang kedua tipe pendidikan tersebut dengan kaca mata tersendiri. Ia tidak cenderung kepada salah satunya, namun memandang segi- segi posistif dari keduanya.
K. H. Ahmad Dahlan memberikan evaluasi yang besar terhadap ilmu pengetahuan yang dianjurkan di sekolah Belanda, namun tidak mengurangi nilai serta penghargaan yang utuh terhadap ilmu- ilmu agama yang ada dalam lembaga- lembaga pendidikan pesantren.
Baca Juga: Apakah Ada Hikmah Dalam Setiap Musibah ???
Kiranya kemauan untuk mengompromikan segi- segi positif dari kedua tipe pendidikan di atas seperti itu, di samping untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi dalam masyarakat, K. H. Ahmad Dahlan mencetuskan ide- ide serta pemikirannya yang setelah itu menjadi bagian dari sistem pendidikan Muhammadiyah. Sistem pendidikan yang kemudian menjadi sistem pendidikan nasional.
Sekolah pertama yang didirikan oleh K. H. Ahmad Dahlan ialah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah pada tanggal 11 Desember 1911 di Kauman Yogyakarta.
Sekolah yang menyadur sistem pendidikan Barat dengan menggunakan meja, kursi, dan papan tulis.
Materi pembelajaran pada sekolah ini meliputi materi agama dan materi umum. Penggabungan sistem inilah yang menjadi corak dan konsep pendidikan K.H. Ahmad Dahlan