Berani Mengakui kesalahan

Warta166 Dilihat

Banyak orang yang bersalah, baik itu terhadap Tuhan maupun terhadap sesama, tetapi sedikit yang mau mengakui kesalahan.

Bukan hanya tidak mengakui kesalahan, malah terkadang berusaha menutup-nutupi kesalahan atau mencari-cari cara agar kesalahan yang dilakukan tampak benar di mata orang lain.

Untuk semua itu, tak sedikit biaya dikeluarkan. Ironis memang, hanya untuk menutupi kesalahan harus keluar biaya begitu banyak.

Kita patut belajar dari sikap para nabi dan Rasul Allah ketika mereka melakukan kesalahan. Mereka segera mengakui kesalahan, kemudian meminta maaf dan bertobat, dan Allah pun menerima taubat mereka.

Mereka tidak pernah menutupi kesalahan mereka, apalagi mencari-cari alasan pembenaran atas kesalahan mereka. Itulah jiwa tercerahkan dan lapang, menyadari apa yang telah diperbuat.

Kita bisa menyimak, misalnya kisah Nabi Adam dan hawa, istrinya. Ketika Allah menyuruh mereka untuk tidak mendekati sebuah pohon di Surga, tetapi mereka khilaf karena godaan setan sehingga memakan buah tersebut.

Mereka benar-benar menyesal telah melanggar perintah Allah, dan mereka mengakui telah berbuat salah, kemudian mereka memohon ampunan kepada-Nya dan Allah pun mengampuninya.

Sesaat setelah Adam dan Hawa menyadari kesalahannya, mereka berkata, Ya tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.(Q.S Al-A’ raf[7]:22-23)

Mereka mengakui kesalahan yang telah diperbuat, bukan mencari-cari pembenaran atas kesalahan mereka. Mengakui kesalahan adalah sikap seorang pemberani dan berjiwa besar.

Sebaliknya,menutup-nutupi kesalahan adalah sikap orang penakut dan pengecut. Allah sangat suka dengan orang yang mengakui kesalahan baik kesalahan yang besar maupun kesalahan yang kecil.

Semua Orang pasti pernah melakukan kesalahan termasuk orang yang pertama kali ada di Dunia ini dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mengakui kesalahan dan meminta maaf atau memohon ampun atas kesalahan tersebut

Oleh Muhammad Ikhsan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *