Menu

Mode Gelap
Kasus Pembakaran Rumah Sempurna Pasaribu di Tanah Karo: Polda Sumut Tambah Tersangka Baru Polri Gunakan Teknologi Canggih untuk Seleksi Akpol 2024 Terungkap! Identitas dan Peran 2 Eksekutor dalam Pembakaran Rumah Sempurna Pasaribu Rektor UM Tapsel Kukuhkan 146 Guru Profesional, Kepala LLDIKTI Wilayah I: Jangan Berbisnis Apapun Di Sekolah Kejahatan Siber Merebak: Pembelajaran Preventif Masyarakat Kunjungan Mahasiswa MBS UIN Syahada Sidimpuan ke UMKM: Memahami Proses Bisnis dan Pemasaran Digital

Opini

Melihat Sisi dari Sebuah Kotak Amal dan Budaya Justifikasi

badge-check


					Kini ramai pemberitaan pendaan terorisme di Indonesia berasal dari Kotak Amal benarkah itu ? Perbesar

Kini ramai pemberitaan pendaan terorisme di Indonesia berasal dari Kotak Amal benarkah itu ?

Akhir-akhir ini, jika mengikuti pemberitaan media kerap kali kita melihat dan mendengar bahwa kotak amal yang tersebar di mesjid, mushalla, minimarket,

Dan warung-warung lainnya merupakan sumber pendanaan jaringan teroris.

Hal tersebut mencuat dan menjadi hangat saat ini disebabkan penangkapan beberapa pimpinan dan anggota jamaah Islamiyah (JI).

Jamaah Islamiyah merupakan organasasi terlarang di Indonesia dan di anggap sebagai organisasi teroris.

Jamaah Islamiyah dilarang dan di anggap sebagai organisasi teroris dikarenakan justifikasi bahwa JI terlibat terhadap tindakan terorisme yang selama ini terjadi di Indonesia,

Pendeknya seperti bom Bali I dan II, Bom JW mariot dan lain sebagainya.

Beredarnya kotak amal di ruang publik saat ini disinyalir sebagai modus organisasi teroris untuk melakukan pendanaan terhadap organisasi mereka,

Baik untuk membeli alat perang, latihan fisik serta memberi gaji pada pimpinan dan anggota-anggota mereka.

Setelah beberapa penangkapan yang terjadi, maka muncul praduga bahwa setiap kotak amal yang beredar luas di ruang publik merupakan usaha jaringan teroris untuk menghidupi organisasinya.

Setelah penangkapan tersebut maka muncul praduga bahwa setiap kotak amal yang beredar luas di ruang publik merupakan usaha jaringan teroris untuk menghidupi organisasinya.

Filantrofi tersebut adalah: One care dan Yayasan Abdurrahman Bin Auf, yayasan Syam Organizer, Hashi dan Hilal Ahmar.

Baca Lainnya

Berempati Tanpa Mengeksploitasi: Bahaya Penyebaran Foto Anak Korban Pencabulan Tanpa Sensor

12 November 2024 - 17:53 WIB

Refleksi Peringatan Hari Santri 2024: Santri Harus Kaya

23 Oktober 2024 - 00:04 WIB

Menggapai Asa Di Tengah Keterbatasan

20 September 2024 - 17:38 WIB

Menyongsong Kereta Cepat Jakarta-Surabaya: Peluang Emas atau Beban Ekonomi?

25 Juli 2024 - 19:37 WIB

Kejahatan Siber Merebak: Pembelajaran Preventif Masyarakat

29 Juni 2024 - 22:56 WIB

Trending di News