Oleh: Muhammad Fikri Riyanto (Mahasiswa)
SEMARANG-Dalam setiap tahunnya, UIN Walisongo Semarang mengadakan kegiatan OPREC (Open Recruitment) untuk Himpunan Mahasiswa Jurusan dengan tujuan untuk memilih calon anggota yang potensial. Namun, sebuah riset yang dilakukan dengan metode survei menunjukkan adanya dugaan ketidakadilan dalam proses open recruitment ini.
Selain itu, riset tersebut juga mengungkapkan adanya peluang lebih besar bagi anggota organisasi PMII untuk diterima sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan. Selain mengidentifikasi masalah ini, riset ini juga bertujuan untuk memahami bagaimana konsep demokrasi Pancasila yang diterapkan dalam proses open recruitment Himpunan Mahasiswa Jurusan di UIN Walisongo Semarang.
Hasil riset menunjukkan bahwa sekitar 60% responden merasa bahwa proses open recruitment Himpunan Mahasiswa Jurusan di UIN Walisongo tidak adil, karena terdapat peluang yang lebih besar bagi anggota PMII untuk bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan.
Namun, sebanyak 40% responden merasa bahwa proses open recruitment tersebut bersikap adil dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua mahasiswa. Selain itu, sebanyak 70% responden menyatakan bahwa PMII memiliki peran yang signifikan dalam menentukan siapa yang terpilih dan mempengaruhi proses open recruitment.
Meskipun demikian, 30% responden tidak setuju dengan pernyataan ini dan merasa bahwa PMII tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam proses open recruitment Himpunan Mahasiswa Jurusan di UIN Walisongo. Dengan demikian, mayoritas responden berpendapat bahwa pemilihan anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan harus didasarkan pada kriteria objektif, seperti kemampuan dan kompetensi. Beberapa responden juga mengusulkan adanya mekanisme pengawasan yang lebih ketat dalam proses open recruitment untuk mencegah terjadinya ketidakadilan.
Berdasarkan hasil riset ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat ketidakadilan dalam proses open recruitment Himpunan Mahasiswa Jurusan di UIN Walisongo. Adanya peluang lebih besar bagi anggota PMII dapat mengurangi kesempatan bagi mahasiswa yang tidak terafiliasi dengan organisasi tersebut, sehingga menimbulkan ketidakadilan dalam proses open recruitment.
Untuk mengatasi masalah ini, sangat penting bagi pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan untuk berperilaku adil dan menjalankan proses open recruitment berdasarkan kriteria objektif, seperti kemampuan dan kompetensi.
Selain itu, diperlukan mekanisme pengawasan yang lebih ketat dalam proses open recruitment untuk mencegah terjadinya sikap tidak adil atau perilaku pilih kasih demi menguntungkan organisasi tertentu. Dengan menerapkan prinsip-prinsip demokrasi Pancasila, yaitu kesetaraan dan keadilan, proses open recruitment dapat menjadi lebih transparan, inklusif, dan memberikan peluang yang sama bagi setiap mahasiswa yang berpotensi.
Perbaikan dalam proses open recruitment Himpunan Mahasiswa Jurusan di UIN Walisongo tidak hanya akan menciptakan lingkungan yang lebih adil, tetapi juga akan memperkuat hubungan antarorganisasi mahasiswa di kampus. Dalam menghadapi tantangan dan membangun masa depan yang lebih baik, partisipasi aktif dari seluruh mahasiswa, terlepas dari afiliasi organisasi, sangat dibutuhkan.