Hal ini dapat kita lihat ketika Surah Al-ma’un diajarkan oleh Ahmad Dahlan secara berulang-ulang.
Pembelajaran yang beruang-ulang ini mendapat kritikan dari muridnya yang menganggap tidak ada kemajuan dalam setiap pembelajaran.
Ketika pernyataan tersebut muncul maka Ahmad Dahlan balik bertanya kepada muridnya
“Apakah memahami Surah ini? Apakah telah mengamalkan surah ini?”
Murid-murid Ahmad Dahlan menjawab belum diamalkan. Mendapat jawaban tersebut Ahmad Dahlan memerintahkan murid-muridnya untuk mencari orang miskin, lalu memandikan dan memberinya makan.
Maka makna dari kajian yang berulang-ulang tersebut harus diamalkan. Apalah artinya ilmu jika tidak di amalkan.
Surah Al-ma’un menjadi teologi Muhammadiyah menjadi semangat memberantas kemiskinan, dengan semangat tersebut.
Pada masa awal Muhammadiyah, Ahmad Dahlan merintas PKO (Pusat Kesengsaraan Oemom).
Setelahnya Muhammadiyah mendirikan amal usaha berbentuk panti asuhan, rumah sakit dan lain sebagainya.
Semangat tolong menolong Ahmad Dahlan tersebut, menjadi dasar gerak Muhammadiyah hingga saat ini, semangat tersebut tetap teguh dalam tubuh Muhammadiyah.
Sebagai kader Muhammadiyah hendaknya kita menjadikan Ahmad Dahlan sebagai teladan dalam setiap gerakan.
Ditulis Muhammad Amin Azis