Manusia yang sempurna itu seperti apa sih?
Seribu tanya mengawang dalam pikiranku yang terus menerus berputar tak berhenti dan menyelimuti. Apakah orang easy-going yang selalu ‘ya’ diajak ke mana-mana, orang yang selalu ceria dengan kehebohannya? Atau apakah bisa orang pendiam dengan gaya bisu seribu bahasanya?
Hal ini membuat diriku terus menerus mencari seperti apa bentuknya. Eitzz, sebelum pikiran berkelana ke antah berantah, alangkah baiknya jika kita berhenti sejenak dan mengenal diri lebih dalam terlebih dahulu.
Supaya paham konsep diri kita sendiri itu seperti apa, sebelum mencerna lebih jauh tentang pandangan dunia terhadap kita. Jika kita menuruti itu semua, kujamin tidak akan ada habisnya.
Cobalah menepi, mengenal diri lebih menyeluruh lagi tidak karena tidak semua hal indah itu baik untuk mu.
Aku paham aku orang yang tidak se-supel atau se-gapyak orang-orang, tetapi aku tidak akan membahas introvert dan ekstrovert pada tulisan ini.
Aku tidak akan menggunakan hal itu sebagai pembelaan atas perkembangan yang terhambat ini.
Tulisan ini bukan bermaksud untuk menyalahkan dunia atas apa yang terjadi padaku. Memang sulit sepertinya, apalagi pribadiku yang tidak enakan.
Jujur, aku hanya tidak ingin menyakiti perasaan orang lain. Tapi apalah daya, lagi dan lagi perasaanku sendiri yang aku sakiti. Menekan terlalu keras pada diri.
Sungguh aku sadar dan aku akui kesalahanku ini dan aku juga sedang berusaha mengubahnya, karena kalau boleh jujur siapa yang mau berada di posisi seperti ini.
Aku tidak akan menyesali posisiku ini, karenanya aku ingin berangkat dari sini.
baca juga: Tren Unik Berpelukan Dengan Sapi Dapat Mengurangi Stress, Mau Coba?
Konsep diri dan Pola Komunikasi
Mengawali tulisan tentang konsep diri, menurut buku “Penghantar Ilmu Komunikasi” karya Prof. Deddy Mulyana buku wajib anak komunikasi, yang direkomendasikan seniorku waktu itu, ia melihat aku sangat kurang pada bagian ini.
Sehingga tanpa aku sadari orang akan salah mengartikan apa yang aku lakukan, inilah yang dibicarakan dalam buku ini.
Secara tidak langsung cara kita berinteraksi dengan orang itu akan menciptakan konsep diri, apa yang kita lakukan itu akan menjadi penilaiannya.
Mau tidak mau ya begitulah kehidupan, menilai dan dinilai sudah suatu yang lumrah.
Hal inilah yang akan menjadi deskripsi bagi diri kita, yang nanti outputnya menjadi gambaran bagi orang lain.
Sehingga ketika kita tidak berada pada perkumpulan itu, orang-orang akan membicarakan diri kita itu seperti apa, itulah konsep diri timbul lewat interaksi yang terjadi.