Menu

Mode Gelap
Kasus Pembakaran Rumah Sempurna Pasaribu di Tanah Karo: Polda Sumut Tambah Tersangka Baru Polri Gunakan Teknologi Canggih untuk Seleksi Akpol 2024 Terungkap! Identitas dan Peran 2 Eksekutor dalam Pembakaran Rumah Sempurna Pasaribu Rektor UM Tapsel Kukuhkan 146 Guru Profesional, Kepala LLDIKTI Wilayah I: Jangan Berbisnis Apapun Di Sekolah Kejahatan Siber Merebak: Pembelajaran Preventif Masyarakat Kunjungan Mahasiswa MBS UIN Syahada Sidimpuan ke UMKM: Memahami Proses Bisnis dan Pemasaran Digital

Opini

Menyongsong Kereta Cepat Jakarta-Surabaya: Peluang Emas atau Beban Ekonomi?

badge-check


					Kurnia Faizatul Muna (22) mahasiswa Prodi Manajemen Dakwah  UIN Raden Mas Said Surakarta Perbesar

Kurnia Faizatul Muna (22) mahasiswa Prodi Manajemen Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya (KJSS) adalah salah satu inisiatif infrastruktur terambisius yang diharapkan dapat mengubah wajah konektivitas Indonesia. Menjanjikan pengurangan waktu perjalanan yang signifikan dan dorongan bagi efisiensi logistik, proyek ini seharusnya menjadi milestone penting dalam pembangunan ekonomi negara.

Namun, seperti proyek-proyek besar lainnya, KJSS juga menghadapi tantangan keuangan yang signifikan. Artikel ini akan mengeksplorasi tantangan tersebut serta bagaimana literasi keuangan dan manajemen bisnis memengaruhi kelangsungan proyek ini.

Dalam pernyataannya pada 24 Juli 2024, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Dwiyana Slamet Riyadi, mengungkapkan bahwa proyek ini masih dalam tahap evaluasi dan prastudi kelayakan. “Lah itu lagi dibahas dengan Tiongkok,” ujar Dwiyana di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta (KumparanBisnis, “Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Tengah Dibahas dengan China,” 24 Juli 2024). Pernyataan ini mencerminkan adanya ketidakpastian mengenai dana dan manajemen proyek yang sangat besar ini.

Sementara itu, laporan keuangan terbaru dari PT Wijaya Karya (WIKA), salah satu BUMN yang terlibat dalam proyek serupa sebelumnya, mengungkapkan kerugian signifikan.

Pada tahun 2023, WIKA mencatatkan kerugian sebesar Rp 7,12 triliun, melonjak dari kerugian Rp 59,59 miliar pada tahun 2022 (KOMPAS.com).

Baca Lainnya

Kejahatan Siber Merebak: Pembelajaran Preventif Masyarakat

29 Juni 2024 - 22:56 WIB

Perlindungan Konsumen Terhadap Pembulatan Harga di Swalayan

27 Mei 2024 - 08:13 WIB

Muhammad Fachrul Hudallah (Ketua Gerakan Peduli Konsumen)

Kisah Inspiratif, Dr. JWS Rizki Jadi Sorotan Penutupan Rakernas DWP Kemenag RI sebagai MC yang Memukau

9 Februari 2024 - 19:16 WIB

Dr. Juni Wati Sri Rizki, S.Sos., M.A

Karakter Menjadi Puncak Akhir Pendidikan

3 Februari 2024 - 20:44 WIB

Karakter Menjadi Puncak Akhir Pendidikan

2 Februari 2024 - 17:21 WIB

Trending di News