Hari Santri dan Pendidikan Pesantren

Narasi164 Dilihat

Hari santri nasional jatuh pada tanggal 22 Oktober setiap tahunnya.

Peringatan hari santri ditetapkan oleh presiden joko widodo pada 22 Oktober 2015.

Penetapan ini merupakan suatu bentuk penghargaan dan apresiasi terhadap semangat jihad para santri dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 

Penetapan 22 Oktober sebagai hari santri merujuk pada seruan K.H Hasyim Asy’ari.

Berisikan semangat jihad untuk melawan penjajah pasca-Proklamasi kemerdekaan.

Selain seruan jihad K.H hasyim Ays’ari penetapan hari santri juga sebagai bentuk pengakuan pemerintah Indonesia bahwa Ulama, santri, agamawan (Umat Islam) memiliki peran penting dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa ini.

Hari santri tak hanya sekedar penetapan dan peringatan semata.

Jika dahulu para santri dan ulama berjuang untuk merebut dan mempertahankan kemederkaan Indonesia.

Maka santri dan ulama zaman ini memiliki misi besar dalam pembangunan bangsa khususnya moralitas masyarakat Indonesia.

Peran pesantren dalam membentuk santri

Pesantren merupkan lembaga pendidikan warisan para ulama dan wali terdahulu. Pesantren masih eksis hingga saat ini.

Bukan hanya eksis saja, tetapi seiring berkembangnya zaman pesantren kian hari kian berkembang mengikuti kemajuan zaman tanpa menghilangkan fitrahnya sebagia wadah yang melahirkan ulama-ulama baru.

Lahirnya pesantren sebagai lembaga pendidikan bukan hanya sekedar wadah mencari ilmu duniawi semata, namun pesantren juga berfungsi membangun karakter santri baik sesama individu, masyarakat, Guru ataupun ulama.

Peran ini bisa kita lihat dari kurikulum dan sistem pendidikan yang diterapkan pesantren.

Sistem belajar yang seimbang antara ilmu dunia dan ilmu akhirat, yang harapannya mampu melahirkan generasi yang mapan dalam berbagai ilmu pengetahaun.

Peran santri untuk kemajuan bangsa

Terdidik secara mandiri selama enam tahun santri harus mempunyai enam sifat ataupun karakter yang harus dibawa untuk membentuk generasi unggul. Sifat itu adalah: sopan, disiplin, hidup sederhana, kejujuran, menjunjung tinggi kebersamaan dan kemandirian.

Keenam sifat tersebut merupakan modalitas santri untuk melanjutkan estafet dakwah para ulama dan wali terdahulu. Dalam bermasyarakat dan bernegara seorang santri

memiliki peran strategis. Maka dari itu peranan yang sangat besar harus diketahui oleh para santri, karena selain sebagai orang yang paham agama santri juga harus peka terhadap keadaan sekitarnya.

Maka dari itu hari santri bukan hanya sekedar peringatan yang monumental dan sehari kemudian hilang, namun hari santri harus kita maknai kembali dengan ghirah yang tinggi untuk membangun karakter bangsa Indonesia.

Peringatan ini harus menjadi ajang refleksi besar-besaran bagi seluruh santri ataupun yang telah lulus dari pesantren.

Tanpa peran santri dan ulama, mungkin hari ini Indonesia tidak akan merasakan kemerdekaan seperti ini.

Selanjutnya seluruh elemen santri harus mengambil peran besar dalam segala lini kehidupan dengan tujuan dakwah dan memperbaiki moralitas bangsa Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 komentar