Tesich berusaha menggamabarkan apa yang disebutnya “the Watergate syndrome“.
Semua fakta-fakta buruk yang diungkapkan di masa kepresidenan Richard Nixon malah membuat warga Amerika meremehkan kebenaran.
Ia juga menggunakan kata post-truth sebagai refleksinya atas skandal Iran-Kontra dan Perang Teluk Persia.
Dalam artikel tersebut ia menuliskan bahwa kita, sebagai manusia yang bebas, telah memutuskan bahwa kita ingin hidup di era post-truth.
Kalimat ini merupakan cerminan dari kegelisahan Tesich terhadap perilaku para politisi dan Pemerintah yang sengaja memainkan fakta dan data yang objektif.
Bahkan tidak menggunakannya sama sekali demi memanipulasi opini publik.
Defenisi Post-truth
Post-truth dapat didefinisikan sebagai kata sifat yang berkaitan dengan kondisi atau situasi.
Pengaruh ketertarikan emosional dan kepercayaan pribadi lebih tinggi dibandingkan fakta dan data yang objektif dalam membentuk opini publik.
Pemungutan suara saat Brexit pada 23 Juni 2016 menjadi momen pertama dimana terdapat lonjakan frekuensi penggunaan istilah Post-Truth.
Frekeunsi ini semakin menguat lagi pada bulan Juli ketika Donald Trump menjadi nominasi calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik hingga pada momen pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 8 November 2016.
Hingga saat ini, penggunaan istilah ini belum menunjukkan adanya tanda penurunan frekuensi dan membuat Post-Truth menjadi salah satu istilah yang menentukan di jaman sekarang ini.
Menurut David Patrikarakos, jurnalis berkebangsaan Inggris, era post-truth telah menciptakan post-truth leader mulai dari Vladimir Putin hingga Donald Trump.
Mereka menggunakan kelemahan masyarakat untuk dapat mengenali kebenaran demi mencapai kekuasaan.
Semakin banyak keraguan terhadap sebuah informasi yang disebarkan di benak orang-orang , maka akan semakin menguatkan kecenderungan mereka untuk menampikkan kebenaran ketika mereka mendengar atau bahkan melihatnya.
Tujuannya tidaklah lagi untuk membalikkan fakta seperti yang dilakukan politis di jaman dulu tapi jauh lebih buruk, yakni untuk menumbangkan gagasan atau konsep mengenai eksistensi kebenaran yang objektif.
Sikap Kader IMM Dalam Post Truth Era
Dalam defenisi diatas, terang bahwa post truth era menggambarkan kondisi dan keadaan tentaang sesuatu terkait dengan penyebaran dan pertukaran informasi, yang tujuannya bukanlah memberikan penguatan informasi yang valid dan bisa dipertanggung jawabkan, melainkan memiliki fungsi untuk menghilangkan eksistensi dari kebenaran itu sendiri.
https://igemx.blogspot.com