Menu

Mode Gelap
Kasus Pembakaran Rumah Sempurna Pasaribu di Tanah Karo: Polda Sumut Tambah Tersangka Baru Polri Gunakan Teknologi Canggih untuk Seleksi Akpol 2024 Terungkap! Identitas dan Peran 2 Eksekutor dalam Pembakaran Rumah Sempurna Pasaribu Rektor UM Tapsel Kukuhkan 146 Guru Profesional, Kepala LLDIKTI Wilayah I: Jangan Berbisnis Apapun Di Sekolah Kejahatan Siber Merebak: Pembelajaran Preventif Masyarakat Kunjungan Mahasiswa MBS UIN Syahada Sidimpuan ke UMKM: Memahami Proses Bisnis dan Pemasaran Digital

Opini

Bagaimanakah Amanah Seorang Pemimpin

badge-check


					Beratnya tanggung jawab seorang pemimpin  (sumber foto : Kompas.com) Perbesar

Beratnya tanggung jawab seorang pemimpin (sumber foto : Kompas.com)

Pemimpin bukanlah kata yang baru di dengar oleh kita, akan tetapi kata ini sering menjadi pertanyaan untuk kita.

Bagaimanakah Amanah seorang pemimpin tersebut ?

Dalam agama Islam pemimpin sendiri diartikan sebagai pengemban amanah, dan amanah yang emban juga bukan lah hal perkara mudah.

Rasulullah ﷺ amat teliti dalam menyampaikan amanah dari seorang pemimpin ini.

Karena seorang pemimpin harus memiliki rak hanya ilmu tetapi juga herus memiliki integritas, mental, dan kesiapan menghadapi resiko yang ada.

Pada massa Nabi Muhammad ﷺ orang-orang tidak terlalu mengejar posisi sebagai pemimpin, dikarenakan tanggung jawab yang tidak hanya dunia tetapi juga dengan akhirat.

Diceritakan pernah Abu Dzar menemui Rasulullah ﷺ dan menyampaikan keinginannya untuk menjadi pemimpin.

Nabi ﷺ memberikan jawaban yang tegas sembari menepuk pundak Abu Dzar dan Beliau berkata.

“Wahai Abu Dzar, engkau seorang yang lemah, sementara kepemimpinan itu adalah amanat. Pada hari kiamat nanti, ia akan menjadi kehinaan dan penyesalan kecuali orang yang mengambil dengan haknya dan menunaikan apa yang seharusnya ia tunaikan dalam kepemimpinan tersebut” (HR Muslim).

Kata Amanah sendiri berasal dari kata “amuna” yang bererti tidak meniru, terpercaya, jujur, atau titipan.

Salah satu sahabat Nabi ﷺ yang terkenal sebagai sifat kepemimpinan yang tegas dan adil yaitu Umar bin Khattab.

Pernah suatu ketika setelah kaum Muslimin berhasil menaklukkan Kerajaan Persia dan pulang ke Madinah membawa ghanimah dari istana raja.

Umar justru menangis dan sama sekali tidak bangga kerana Umar khawatir harta benda itu akan memalingkan cintanya terhadap Allah.

Juga di kisah yang sangat mahsyur uar rela memanggul sekarung gandul untuk diberikan ke anak-anak yang menangis kelaparan.

Sedangkan si Ibu hanya bisa menghibur si anak dengan merus batu agar sang anak bisa tenang dan melupakan semua kelaprannya dengan tertidur.

Saat hendak dibantu ajudannya mengangkat sekarung gandum itu Umar dengan tegas menolak berkata, ” Apakah kamu mau memikul bebanku di Akhirat?”

Bagaimanakah Menyiapkan Seorang Pemimpin

Dari beberapa kisah yang dibahas tadi Nabi ﷺ memperingatkan bahwa apapbila seseorang gagal dalam memegang amanahnya sebagai Pemimpin maka Ia akan mengalami kehinaan di dunia dan akhirat.

Baca Lainnya

Berempati Tanpa Mengeksploitasi: Bahaya Penyebaran Foto Anak Korban Pencabulan Tanpa Sensor

12 November 2024 - 17:53 WIB

Refleksi Peringatan Hari Santri 2024: Santri Harus Kaya

23 Oktober 2024 - 00:04 WIB

Menggapai Asa Di Tengah Keterbatasan

20 September 2024 - 17:38 WIB

Menyongsong Kereta Cepat Jakarta-Surabaya: Peluang Emas atau Beban Ekonomi?

25 Juli 2024 - 19:37 WIB

Kejahatan Siber Merebak: Pembelajaran Preventif Masyarakat

29 Juni 2024 - 22:56 WIB

Trending di News