Menu

Mode Gelap
Kasus Pembakaran Rumah Sempurna Pasaribu di Tanah Karo: Polda Sumut Tambah Tersangka Baru Polri Gunakan Teknologi Canggih untuk Seleksi Akpol 2024 Terungkap! Identitas dan Peran 2 Eksekutor dalam Pembakaran Rumah Sempurna Pasaribu Rektor UM Tapsel Kukuhkan 146 Guru Profesional, Kepala LLDIKTI Wilayah I: Jangan Berbisnis Apapun Di Sekolah Kejahatan Siber Merebak: Pembelajaran Preventif Masyarakat Kunjungan Mahasiswa MBS UIN Syahada Sidimpuan ke UMKM: Memahami Proses Bisnis dan Pemasaran Digital

Artikel

Refleksi Hari Bumi: Menilik kembali Bumi sebagai tugas Khalifah Fil Ardh

badge-check


					Refleksi Hari Bumi: Menilik kembali Bumi sebagai tugas Khalifah Fil Ardh Perbesar

Hari bumi merupakan bentuk dukungan terhadap perlindungan lingkungan. Bumi adalah tempat dimana Allah memberikan kehidupan. Dimana kehidupan ada seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Allah menciptakan bumi untuk ditempati makhluk-makhluk-Nya untuk melakukan kegiatan. Dalam melakukan kegiatan manusia tidak terlepas dari bumi. Sejak bangun tidur hingga tidur kembali. Seperti kita berpijak, menghirup udara, makan, minum dsb. Bumi bagaikan separuh ruh dari manusia. Bumi pun diciptakan oleh Allah sejak berabad-abad yang lalu bahkan sebelum Nabi Adam diturunkan di Bumi beserta dengan Hawa.

Karena bumi bagaikan separuh ruh manusia, lantas apakah kita sebagai manusia sudah merawat dan mengelolanya dengan baik sebagai Khalifah Fil Ardh? Sebuah tanda tanya besar bagi kita manusia khususnya umat muslim yang diberikan amanah oleh Allah untuk menjaga dan mengelola bumi ini dengan sebaik-baiknya.

Manusia Sebagai Khalifah di Bumi

Bumi sudah tak seperti dulu, tak seperti beberapa tahun yang lalu. Tak usah jauh-jauh, satu bulan saja. Dari banyaknya bencana yang terjadi saat ini seperti; banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, bahkan kekeringan. Bencana-bencana tersebut merupakan bencana yang tak lain adalah karena perbuatan kita; manusia sebagai Khalifah Fil Ardh yang belum baik dalam mengelola bumi. Sedang kita tahu bahwa kita sebagai manusia ditugaskan oleh Allah untuk menjadi manusia yang dapat mengelola bumi dengan sebaik-baiknya seperti yang terterang dalam firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 30 :

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

Dari ayat tersebut Allah telah memberikan kita sebuah amanah. Yang mana kita menjadi khalifah di bumi untuk bisa mengelola dengan sebaik-baiknya. Namun, jika menilik bagaimana keadaan bumi saat ini. Sangatlah jauh dari apa yang telah Allah tugas kepada kita sebagai khalifah di bumi ini.

Kerusakan Bumi

Saat ini bisa dilihat akan pembangunan gedung-gedung tanpa memikirkan penghijauan, banyaknya kendaraan bermotor yang semakin tak terkendali, sampah-sampah yang berserakan karena ulah kita yang tak peduli lagi dengan lingkungan, plastik-plastik yang saat ini semakin banyak jumlahnya yang merupakan sumber terbesar sampah di bumi ini yang kita tahu bahwa sampah plastik sangat sulit untuk terurai, pengeksploitasi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui dan sebagainya. Dari hal tersebut tentulah menjadi suatu keprihatinan kita akan bumi saat ini.

Menilik akan keadaan bumi saat ini yang sudah tak baik-baik saja perlu adanya gebrakan yang harus dilakukan untuk mengurangi ancaman-ancaman bagi bumi kita ke depannya. Gebrakan itu bisa kita lakukan dengan hal-hal kecil. Seperti membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan plastik/barang sekali pakai, melakukan penghijauan, pembuatan peraturan yang tegas akan pengelolaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan sebagainya.

Pada akhirnya, semua yang dilakukan kita umat manusia sebagai khalifah fil ardh akan kembali kepada kita sendiri. Jika kita mampu mengelola bumi ini dengan baik maka keseimbangan ekosistem tentu akan baik. Namun jika sebaliknya, maka kita juga akan menerima akibat dari yang kita perbuat. Wallahu a’lam bishawab.

Oleh : Suny Izzatun Niswah (PK IMM FIKES UNISA)

Baca Lainnya

Guru sebagai Teladan: Membangun Karakter Siswa Sejak Dini

5 Maret 2025 - 13:51 WIB

AI Dalam Pendidikan Matematika: Solusi Atau Ancaman Bagi Guru Dan Siswa?

20 Februari 2025 - 12:51 WIB

Anak Indonesia Hebat Dengan Penguatan Nilai Karakter dan Kearifan Lokal

31 Desember 2024 - 14:46 WIB

Berempati Tanpa Mengeksploitasi: Bahaya Penyebaran Foto Anak Korban Pencabulan Tanpa Sensor

12 November 2024 - 17:53 WIB

Refleksi Peringatan Hari Santri 2024: Santri Harus Kaya

23 Oktober 2024 - 00:04 WIB

Trending di News