Diskursus Pengilmuan IMM
Terma ‘Pengilmuan’ sudah menjadi istilah yang taka sing di telinga kita. Kuntowijoyo yang menggagas mengenai pengilmuan islam sebagai kritik pada upaya islamisasi ilmu/ islamisasi pengetahuan. Pengilmuan islam memiliki kerangka konseptual Dalam pengilmuan islam terdapat dua metode yang perlu ditempuh, yakni; integralisasi dan objektifikasi.
Integralisasi ialah upaya agar ilmu dan khazanah ilmu keagamaan mampu ter-integralkan secara proporsional dengan metodologi yang tepat dalam Menyusun suatu kerangka ilmu yang mampu menjawab masalah dan di saat yang sama ia berangkat dari landasan teoretis yang memiliki nilai-nilai profetik (keislaman). Dengan demikian, hal tersebut mampu menjadi jembatan bagi ‘agama’ dalam menjawab masalah yang ada di tengah masyarakat.
Mengenai gagasan pengilmuan imm bermula dari perbincangan Abdul Halim Sani penulis “Manifesto Gerakan Intelektual Profetik” dan Makhrus Ahmadi penulis “Genealogi Kaum Merah”. Kedua tokoh tersebut telah membangun kerangka konseptual bagaimana agar nilai-nilai IMM mampu tetap bertahan di atas pijakan ilmu dalam merumuskan kaderisasi yang ideal, Gerakan intelektual, dan agenda Gerakan strategis.
Berangkat dari penghayatan atas dinamika IMM dan ke-IMM-an, IMM yang menginduk pada ideologi Muhammadiyah dalam bentuk organisasi otonom. Setiap ortom meiliki sector dan karaketeristik tersendiri dan IMM pun memiliki karakter yang berbeda. Adalah akademisi islam yang berakhlak mulia sebagai poros perkaderan sekaligus karakter dalam dakwah keagamaan serta kemasyarakatan. Trilogi dan trikoda mnejadi ideologi tersendiri bagi kader-kader yang berada di dalam IMM. IMM dalam konsep yang sederhana merupakan organisasi yang bergerak pada dua ranah yakni; Perkaderan dan Gerakan dakwah.
Maka sejatinya, pengilmuan IMM merupakan agenda Bersama dalam menjaga keberlangsungan perjuangan syi’ar IMM.
Nilai IMM selama ini di segala tingkatan pimpinan khususnya -sepengalaman saya- skala komisariat dan cabang hanya sebagai desain aksiologis belaka, ia tak dibawa sedari kerangka berpikir dan melahirkan Tindakan yang rasional serta memiliki nilai.
Pengilmuan IMM merupakan satu konsepsi gagasan yang memiliki kerangka konseptual (conceptual framework) dan kerangka teoretis (theoretical framework) yang menugpayakan terbentuknya suatu paradigma dan menjadi world-view bagi IMM dalam idealisasi pergerakannya dan memandang realitas social yang berada di sekitarnya. Selain pada ranah Gerakan, gagasan tersebut berjalan seiring sinambung dengan agenda perkaderan khususnya pada perkaderan intelektual.
Sebagai Gerakan social-keagamaan, dalam bergerak ia harus berdampak. Maka dibutuhkan eskalasi Gerakan yang sistematis, masif, dan sustainable. Maka terdapat beberapa agenda strategis untuk merekonstruksi IMM dalam menghadapi beragam tantangan di masa mendatang.