Setelah shalat isya ustadz hamid pun melakukan iktikaf di Masjid yang tidak jauh dari pesantren nya.
Saat ustadz hamid khusyuk berdzikir terdengar lah suara terengah engah dan suara minta ampun kepada Allah dibalik dinding Masjid,ustadz Hamid pun segera bangun dari duduk sila zikir nya dan mendatangi dari mana suara itu berasal,dan ia menemui sosok Pemuda yang dipenuhi keringat dan Lebam di wajahnya.
“Wahai anak muda,ada apa gerangan kamu berada disini,dan mengapa kamu berkeringat separah ini dan berwajah lebam sepertinya kamu baru dipukuli oleh banyak orang”tanya ustadz hamid kepada anak muda tersebut.
“Nama ku azzam ustadz,aku seorang pencuri,aku dipukuli oleh amukkan massa yang begitu banyak,namun aku menyesali perbuatan ku ustadz,aku menyesal,aku manusia keji,apakah Allah mau mengampuni hamba yang penuh dosa ini ustadz”ujar azzam kepada ustadz hamid.
“Wahai nak,jika Engkau benar benar bertaubat,dan mengakui semua dosa dosa mu dan meminta ampunan kepada Allah tidak ada yang tidak mungkin Allah Maha Pengampun,Luas nya ampunan Allah tidak sebanding dengan dosa dosa mu,tapi ketahuilah nak,Allah membenci tiap hamba yang mengingkari nya”ujar sang ustadz
“Ustadz,Bimbing aku ustadz bimbing aku kejalan yang benar,aku takut Allah tidak mengampuni dosa dosa ku”tangis azzam lirih.
“Insyallah nak,jika itu mau mu,ustadz akan membimbing mu kejalan yang benar”ucap ustadz Hamid pada azzam.
“Terima kasih ustadz terima kasih banyak”kata azzam.
“Iya nak,berterima kasih lah pada Allah,untuk saat ini tinggal lah bersama bapak dipesantren untuk mengobati luka mu,di rumah ada anak bapak bernama fatimah dan aisyah,insyallah mereka bersedia mengobati luka mu”ujar sang ustadz.
Ustadz hamid pun membawa azzam ke Rumah untuk dirawat oleh nya,di sekitar rumah nya lah pesantren yang dibina oleh diri nya sendiri.kemudian sesampai nya dirumah ia perkenalkan azzam kepada istrinya umi Salamah, dan kedua anak perempuan nya yaitu fatimah dan Aisyah.
“Azzam,ini istri bapak dan yang berniqob ini namanya aisyah dan yang berjilbab hijau ini bernama fatimah,fatimah yang kakak nya dan aisyah adalah adiknya”ustadz hamid memperkenalkan azzam kepada keluarganya.
“Assalamu’alaikum,nama saya azzam,”azzam pun memperkenalkan diri dengan menjulurkan tangan untuk bersalaman.namun aisyah dan fatimah hanya membalas salam.
“Wa’alaikumussalam”aisyah,dan fatimah serta umi salamah membalas salam azzam.
“Untuk saat ini azzam akan tinggal bersama kita,dia tidak punya keluarga kasihan melihat dia pemuda tanpa keluarga,biar kita rawat dia disini”ucap ustadz Hasan kepada keluarganya.
Hari demi hari dilalui Azzam dirumah ustadz hamid.dan azzam pun diperkenalkan kepada tunangan aisyah yaitu ustadz fikri yang juga merupakan salah satu pengajar di pesantren,di sana lah azzam di bekali ilmu agama oleh ustadz hamid dan ustadz fikri supaya azzam mengerti tentang agama,ustadz fikri pun sudah menganggap azzam sebagai saudaranya sendiri
“Wahai azzam,saudara ku suatu hari nanti kau akan bisa menjadi imam di Masjid kita,Insyallah itu yang abang nanti wahai adinda ku”ucap ustadz fikri kepada azzam
“Abang,saya tak pantas tuk jadi imam,saya sipendosa bang,Allah menutupi Aib aib saya,tidak mungkin seorang azzam yang berlumuran dosa mampu menjadi seorang imam”ucap Azzam.
“Insyallah zam,kamu pasti Bisa,Allah Maha Pengampun,tiap.manusia mempunyai masa lalu,dan engkau telah melewati masa lalu itu dan kembali kepada jalan yang benar”tandas ustadz fikri.
Azzam hanya tersenyum,seakan itu tidak lah mungkin,karena saat ini saja azzam sangat berterima kasih dan bersyukur pada ustadz hamid dan ustadz fikri yang telah banyak membentuk diri nya dan kembali ke jalan Allah.
Pada suatu hari azzam melihat dari kejauhan begitu penuh akhlak dan sopan santunnya antara ustadz fikri dan aisyah di sebuah jembatan didekat danau yang tak jauh dari pesantren,ia begitu takjub melihat kedua nya,karena bukan nya melakukan hubungan pegang tangan atau bermesra mesraan dalam ikatan pertunangan melainkan kedua nya saling mengoreksi dan saling menyambung ayat ayat suci Al Qur’an sebagai bentukan hafalan mereka,sungguh hal yang luar biasa yang tidak pernah terlintas dimasa anak muda sekarang ini.
Pada suatu ketika ustadz fikri pun pamit kepada keluarga ustadz Hamid,dikarenakan ustadz fikri akan melanjutkan study nya ke Arab Saudi.
“Ayah,ijinkan fikri berangkat ke Arab Saudi untuk melanjutkan pendidikan daku”ucap ustadz fikri kepasa ustadz hamid.
“Apakah ini sudah waktu nya nak,ayah mengijinkan kamu untuk pergi menuntut ilmu,dan pulanglah untuk menikahi aishah”
“Iya,ayah daku kan memenuhi janji yang telah terikrar disana daku akan menghafalkan Al quran sebanyak 30 juz insyallah sebagai mahar ku nanti untuk aisyah,wahai aishah doakan abang disana baik baik ya,dan abang akan senantiasa mendoakan mu di sana”ucap ustadz fikri.
“Iya bang,daku akan selalu mendoakan mu,agar sehat sehat disana”balas aishah
“Dan untuk mu,adik ku Azzam teruslah berjuang dalam Hijrah mu,dan doa ku selepas abang pergi nanti nya kau lah menggantikan abang di Masjid sebagai imam dan guru di pesantren yang dibina Ayahanda”ustadz fikri pun memeluk Azzam sebagai ucapan perpisahan
“Masyallah abang,insyallah daku nantinya berusaha untuk itu semua walau aku sipendosa yang penuh dengan buih buih dosa dihamparan laut”azzam pun menangis sembari menyambut pelukan ustadz fikri.
“Assalamu’alaikum semuanya,ijinkan daku pamit”ucap ustadz fikri.
“Wa’alaikumussalam”semuanya serentak menyambut salam perpisahan dari Ustadz fikri.
Selang Beberapa hari saat Kepergian ustadz fikri,Azzam pun ditunjuk lah sebagai Imam shalat magrib untuk menggantikan ustadz fikri.
“Nak,sudah waktu nya”ucap ustadz Hamid pada azzam sambil memberikan sebuah Sal yang langsung di ambil dari leher nya dan di gantungkan dileher Azzam sebagai pertanda azzam pantas menjadi seorang Imam.
“Ustadz,daku tidak pantas,aku tidak pantas jangan amanahi daku dengan ini”ucap azzam
“Tidak nak,kau telah pantas memimpin Shalat kami”ucap Ustadz hamid
Akhirnya Azzam pun memberanikan diri untuk menjadi seorang Imam karena amanah dari ustadz hamid dan juga sepeninggal ustadz fikri.dalam hati azzam (aku pendosa ya Allah,aku pendosa Apa pantas yang dulu pernah mencuri banyak harta orang orang kampung apa Sah memimpin shalat ini)
“Luruskan shaf”ucap Azzam.
“Allah hu Akbar”sembari mengangkat takbir Azzam pun memimpin shalat semua santri santri pesantren dengan suatu haru,merdu dan sesekali Azzam menangis,dan meneteskan air mata di hamparan sajadah.
Saat itu fatimah anak dari ustadz hamid jatuh hati mendengar lantun an ayat dan suara yang Merdu dari azzam,semua makmum pun merasa haru saat selesai shalat tersebut.dan selesai berdo’a Azzam langsung memeluk ustadz hamid dan menangis.
“Terima kasih ustadz,terima kasih untuk semua ini,ustadz telah mengubah jalan hidup ku yang kelam dan mendapat petunjuk”azzam menangis.
“Bersyukurlah dan berterima kasih lah pada Allah nak,kau masih diberi kelembutan hati dan masih menuju jalan Allah,istiqomah nak istiqomah,insyallah”balas Ustadz hamid.
“Iya,ustadz doakan selalu azzam dalam ke istiqomahan”balas ustadz hamid.
Melihat itu semua dari kejauhan fatimah pun semakin jatuh hati melihat kedekatan Azzam dan ayah nya.
Begitulah seterusnya dari tahun ke tahun seorang Azzam telah bertransformasi menjadi seorang ustadz yang dulu dikenal sebagai pencuri ulung dikampung nya namun siapa menyangka Azzam telah taubatan nasuha telah berada dijalan yang Benar melalui perantara ustadz Hamid dan Ustadz fikri serta didasari oleh kemauan hati yang kuat untuk kembali ke jalan Allah subhana wata’ala.
Tahun ini adalah memasuki tahun ke empat dari studi Ustadz fikri ini merupakan tahap akhir ia menyelesaikan studi nya di Madinah.
Keluarga Ustadz hamid,Aisyah tidak sabar menanti kepulangan Ustadz fikri tidak terkecuali Azzam,Azzam sudah menganggap ustadz fikri adalah abangnya sendiri.namun Berita duka datang melalui telepon dan secara langsung mereka saksikan di Televisi dikarenakan pesawat yang ditumpangi Oleh ustadz fikri mengalami kecelaka an pecah di udara.tersiar Kabar bahwa Ustadz fikri salah satu korban nya dengan menampilkan foto yang mirip dengan ustadz fikri.
“Ya,,Allah cobaan apa ini..Astagfirullah,innalilahwainailahirojiun,”ucap ustad hamid menangis menyaksikan kejadian itu di televisi.
Aisyah pun tidak menyangka atas kejadian ini,ia menangis terisak isak dan lari ke dermaga dimana mereka selalu bersama antara aisyah dan ustadz fikri dermaga itu merupakan saksi dimana mereka senantiasa mengoreksi ayat ayat Al qur’an bersama bahkan meningkatkan hafalan hafalan tiap surah demi surah.