Cerpen || Memudarnya Inai Sang Calon Pengantin Oleh Khairil Ahyar Harahap

Warta450 Dilihat

Disebuah kampung yang sangat terpencil bernama desa sukamakmur ada seorang pemuda yang bernama akmal,akmal seorang pemuda yang sederhana,ia hanya dibesarkan oleh kedua orang tua yang bernama pak syamsul dan buk aini.

Akmal adalah lulusan aliyah untuk melanjutkan ke perguruan tinggi akmal masih belum siap karena orang tuanya hanya lah bekerja sebagai petani dan ibunya hanya bekerja sebagai pekerja anyaman tikar.

Namun,akmal tidak seperti pemuda kampung yang lain yang ikut ikutan pergaulan bebas,balap liar,penyabu dan lain sebagainya kebiasaan akmal setiap harinya adalah menjaga surau yang berada tidak jauh dari rumahnya.

Berbekal lulusan aliyah akmal sudah pandai membagikan ilmu nya pada adik adik dikampung tersebut sebagai guru mengaji dan sebagai muadzin disurau tersebut bahkan akmal sudah bisa menjadi imam untuk shalat shalat fardhu karena akmal sudah belajar mendo’a dengan seorang guru besar yang bernama ustadz Hasan,ustadz hasan di kecamatan sudah dikenal sebagai tokoh agama namun ustadz hasan bertempat tinggal juga didesa suka makmur.

Sedikit demi sedikit ilmu agama diperoleh akmal dari ustadz hasan,bahkan akmal sudah banyak yang memberi gelar ustadz muda,namun ia tidak berbangga hati dengan gelar itu karena rasanya gelar itu tidak lah pantas disandang olehnya karena untuk mendapat kan gelar itu banyak yang harus kuliah diperguruan tinggi islam yang bergelar lulusan sarjana agama,atau sarjana pendidikan islam,akmal hanya lah seorang yang lulus aliyah tentu tak pantas mendapat gelar itu.

Apapun gelar itu akmal terus mengasah kemampuan nya,namun untuk menambah uang saku dan membantu orang tua akmal bekerja sebagai tenaga angkut padi,dari rumah warga kekilang untuk digiling menjadi beras.itulah kegiatan akmal setiap harinya.

Pada suatu hari akmal sedang mengajar adik adik di kampung nya,ada seorang gadis yang mengenakan cadar masuk kedalam masjid. Sepertinya Akmal mengenal sosok gadis itu. Karena Akmal melihat sorot mata matanya seperti tidak asing,mengingatkan dengan sahabat kecil nya dahulu waktu sekolah ibtidaiyah.

“Assalamualaikum ustadz”.ucap perempuan yang mengenakan cadar itu kepada akmal.
“Wa’alaikumussalam ya ukhti,jangan panggil saya ustadz panggil saja akmal,apa yang dapat saya bantu ya ukhti”.sahut akmal kepada perempuan sebaya nya itu.
“Nama kamu akmal,Muhammad akmal ya kan”ujar perempuan muda itu kepada akmal.
“Iya..saya akmal.kamu kenapa bisa tahu nama lengkap saya,sebenarnya kamu siapa”tandas akmal.
“Mungkin karena saya mengenakan cadar,akmal tidak mengenal ku”ujar nya.
“Baiklah,nama ku Humairoh nur hisyam,apa kamu mengingat nama itu ustadz akmal.ucap humairoh.
“Ya..aku ingat,teman waktu ibtidaiyah,anak buya hasan,apakah itu kamu”akmal menjawab.
“Iya…ini saya,humairoh,teman waktu semasa ibtidaiyah dahulu,mungkin karena saya memakai cadar akmal sulit mengenal ku”ujar humairoh.
“Masyallah,itu kamu,ya humairoh kita sudah lama tak berjumpa,semenjak kamu melanjutkan kuliah ke yogkarta,kamu tak ada kabar”ujar akmal.
“Alhamdulillah kabar ku baik,bagaimana kabar mu akmal,masyallah sekarang kamu sudah mengajar santri mengaji yang cukup banyak.ujar humairoh pada akmal.
“Alhamdulillah,kabar ku juga baik roh,ini juga karena buya hasan,buya hasan yang memberikan ku banyak ilmu dan ada pun santri mengaji ini juga terkumpul berkat bantuan buya,ini semua santri santriwati yatim piatu.
Ucap akmal.
“Masyallah,Semoga Allah membalas atas ilmu yang diberikan oleh mu”,tandas humairoh kepada akmal.

Kedua sahabat kecil itu pun larut dalam perbincangan dimana mereka berbagi pengalaman,akmal banyak bertanya kepada humairoh tentang ilmu agama karena humairoh diyogyakarta mengambil jurusan pendidikan agama islam dan menginjak pada pasca sarjana.waktu pun senantiasa bergulir mentari senja menampak kan sinarnya kedua teman kecil itu pun menyudahi pembicaraan karena sudah waktu menjelang magrib.

Selepas sholat magrib di surau,akmal pun langsung pulang kerumah,ia menceritakan kepulangan humairoh kepada pak syamsul dan bu aini.

“Mak…mak kenal kan dengan humairoh putri buya hasan teman waktu ibtidaiyah akmal,ternyata humairoh pulang kampung mak”akmal memulai cerita ke pada buk aini.
“Iya..mak kenal humairoh sedari kecil emak kenal dengan nya,anak semata wayang dari buya hasan,humairoh kan sebaya dengan mu mal”kata buk aini sambil membentang tikar anyaman nya.
“Gadis itu sangat sopan sejak ia kecil,didikan seorang ayah nya yang faham ilmu agama menjadikan ia wanita yang soleha”pak syamsul menyahut percakapan.
“iya,yah..humairoh memang wanita yang soleha,terlebih nanti humairoh kelak akan mendapat suami yang soleh pula mungkin akan lah sebanding dengan gelar dan pendidikan nya”ujar akmal sambil menuangkan air dari teko ke gelas dan duduk di kursi dekat dengan meja makan.
“Iya,,suami nya kelak pasti orang yang terpandang,dan punya gelar akan sebanding lah dengan keluarga buya hasan”sahut buk aini.

Perbincangan keluarga kecil itu pun terjadi,namun waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam waktu sholat isya pun tiba akmal pun bergegas ke surau untuk adzan,karena tiap masuk waktu sholat isya akmal sering menjadi bilal nya.sayup sayup suara akmal terdengar begitu syahdu membuat masyarakat didesa suka makmur bergegas untuk melaksanakan ibadah sholat isya secara berjama’ah.

Pada suatu hari didesa suka makmur mengadakan pemilihan kepala desa,tentunya semua orang yang terlibat dalam pemilihan itu amat lah sibuk tidak terkecuali akmal,akmal dipilih sebagai ketua pelaksana pemilihan tersebut dan juga humairoh,karena humairoh dikampung tentunya pemerintah desa memanfaatkan jasa humairoh untuk andil dalam pesta demokrasi daerah itu karena humairoh tergolong perempuan yang cerdas tentu nya mereka memilih humairoh untuk andil bagian didalamnya.

Pemilihan kepada desa kali ini di ikuti oleh dua calon saja yaitu pak budi dan pak makmur. Detik detik memasuki tahapan pemilihan kepala desa pun sudah dimulai tiap orang yang ikut berpartisipasi sangat sibuk serta antusias masyarakat sangat lah besar dalam pemilihan desa itu dan selesai acara pemilihan itu masuk tahapan penghitungan ternyata yang menang adalah pak budi.

Proses penghitungan memakan waktu sampai larut malam begitu terkurasnya tenaga akmal dan humairoh wajah capek dan lesu terlihat pada dua orang sahabat itu,namun akmal dan humairoh beserta teman yang lain mengalami kendala dikarenakan untuk memperbanyak dokumen hasil rekapitulasi itu harus difoto copy untuk diperbanyak dan di serahkan pada kecamatan karena sifatnya desa untuk larut malam jasa untuk fotocopy tidak ada yang buka lagi,namun humairoh mempunyai inisiatif untuk mengcopy dokumen nya dirumah humairoh saja memanfaatkan fotocopy printer milik buya.

Namun akmal keberatan tidak mungkin menganggu istirahat keluarga humairoh karena jam sudah menunjukkan pukul 02.00 subuh dini hari.tapi harus bagaimana lagi tidak ada alternatif lain maka inisiatif dari humairoh diterima oleh akmal.maka bergegas lah akmal dan humairoh ke rumah nya untuk memfoto copy.

Sesampainya dirumah,
“Assalamu’alaikum abie.Assalamu’alaikum abi,umi..buka pintu,ini humairoh abi..umi”Humairoh sambil mengetuk pintu namun tidak ada satu pun yang mendengar dan membuka pintu..
“Coba lah lagi…mana tau buya dan umi dengar”kata akmal mempertegas.namun usaha mereka tidak berhasil.namun salam dan ketukan tidak berbunyi akhirnya humairoh pun mengambil anak kunci dari tas nya dan membuka pintu rumah mereka.
“Bukankah ini perbuatan yang lancang roh…nanti bagaimana buya terbangun dan melihat kita masuk kerumah tanpa salam”kata akmal dgn sopan.
“Tidak…insyallah tidak mal.abi pasti faham jika pun terbangun dan bukankah saya bisa memperjelas apa yang terjadi kita sudah berusaha memberi salam dan mengetuk pintu tapi abi dan umi tidak mendengarnya”
Namun akmal tidak masuk kedalam rumah tapi humairoh tetap memaksa di karenakan tidak mungkin humairoh membawa sendiri kertas kertas yang hendak di foto copy tersebut.dengan rasa keberatan sambil melihat kedalam ruangan akmal pun terpaksa masuk kedalam rumah buya hasan sambil mengcopy lembaran lembaran hasil pemilihan tadi siang.
“Alhamdulillah,sudah hampir selesai,semua berkas berkas sudah kita fotocopy ya kan mal”ujar humairoh pada akmal.
“Iya roh..tapi aku tetap merasa cemas roh melihat kondisi ini jika buya terbangun,apa yang harus kita jelaskan”kata akmal menyambung.
Ketika mereka berbicara tiba tiba PLN nya padam.
“Astagfirullah..PLN nya padam mal”kata humairoh.
“Iya…coba deh pakai senter hape ku ini”dgn nada cemas dri akmal.
Tiba tiba saja rok yang dipakai oleh humairoh tersangkut dipaku meja,dan koyak..
“Astagfirullah….”ucap humairoh dengan nada kesal.
“Ada apa roh…kenapa dengan mu”sahut akmal membalas cemas istighfar dari humairoh.
Tiba tiba lampu senter menerangi rumah itu ternyata buya hasan terbangun ingin menghidupkan lampu cas miliknya tiba tiba ia melihat akmal dan humairoh sedang berduaan..raut wajah kecewa terlihat diwajah buya hasan
“Astagfirullah,perbuatan tercela apa yang sudah kalian lakukan berdua dirumah ini akmal dan humiroh,dan kenapa rok mu sampai koyak seperti ini,akmal kau biadab akmal ternyata ilmu agama dan akhak terpuji mu hanyalah penyamaran saja,…paaak……paak…buuuk”buya hasan menampar dan menumbuk wajah akmal.
“Abi…abi..apa yang abi lakukan pada akmal…akmal tak bersalah,ini semua kesalahfahaman ayah,semuanya bisa humairoh jelaskan ada pun kami di sini hanya memfoto copy dokumen pemilu tiba tiba PLN padam dan gamis nya humairoh tersangkut dipaku dan koyak ini tidak lah dilakukan oleh akmal,akmal tidak melakukan perbuatan keji itu bi.”perjelas humairoh pada buya hasan.
“Tidak…abi tak percaya..abi tidak percaya penjelasan mu..laki laki miskin ini memang ingin menjatuhkan harga diri mu percuma saja aku banyak memberi mu ilmu dan memberikan mu kesempatan untuk mengajar santri santri ku untuk mengaji,mulai hari ini kau tidak ku beri kesempatan lagi,kau ku berhentikan dari guru mengaji,mulai besok ustadz haikal yang akan mengajar anak anak yatim piatu di surau dan mulai esok jangan injak surau kami lagi”dengan nada geram dan marah dari mulut buya hasan.

Akmal ingin memperjelas namun ia tak kuasa memperjelasnya lagi kepada buya hasan,darah mengalir dari bibir nya dua tamparan dan satu tumbukan menghujam di wajah nya.ia hanya pucat pasi dan lesu dan pamit pulang kepada humairoh dan buya hasan,namun buya hasan tidak mengubris nya dan mengusir nya dari rumah nya.

Akmal pun pulang kerumahnya tepat jam 04.00 subuh pagi,ketika ia mengucap salam dan meminta membuka kan pintu.terkejutlah pak syamsul dan buk aini melihat kondisi dan wajah akmal,akmal menjelaskan semua kronologis perestiwa itu kepada ayah dan ibunya.pak syamsul dan buk aini hanya memberikan dukungan untuk bersikap sabar dan tabah serta menyerahkan kepada Allah saja masalah ini,karena tidak mungkin melawan buya hasan seorang ustadz yang bergelar dan punya martabat yang tinggi,sedangkan keluarga mereka hanya lah keluarga susah tak kan mungkin bisa melawan.

Akmal pun harus kehilangan semua kegiatan nya di desa itu,semua orang menjauhi saat bertemu masyarakat didesa itu akmal selalu menjadi guyonan di cibir sebagai ustadz cabul yang ingin mau merenggut harga diri humairoh anak kesayangan dari buya hasan.

Ketika akmal hendak ke surau pemuda pemudi kampung melarang nya dikarena kan itu atas amanah dari buya hasan,jangan sampai akmal menginjak kan kaki ke surau itu apalagi mengajar anak anak mengaji karena sudah digantikan oleh ustadz haikal.disisi lain humairoh merasa kasihan atas apa yang terjadi pada akmal karena itu semua merupakan kesalahan dan kecerobohan dari nya karena terlalu lancang dalam bertindak malam itu hingga,menyebabkan kesalahfahaman dan semua tidak percaya dengan penjelasan humairoh bahwa semua tuduhan itu tidak lah benar adanya.

Pada suatu hari humairoh secara sembunyi sembunyi datang menemui akmal disuatu tempat dimana akmal sering berada ditempat itu,dan ternyata akmal memang ketepatan berada ditempat itu.

“Assalamu’alaikum akmal..apa kamu baik baik saja mal.bagaimana kondisi wajah mu mal..maaf kan atas perbuatan abi ya mal”ucap humairoh saat menemui akmal
“Wa’alaikumussalam,wahai humairoh..kondisi ku baik..tidak apa apa roh..aku tidak lah seorang hamba yang tidak menerima maaf ketika ada yang meminta maaf,dan buya tidak salah roh,semua kesalahan itu memang terletak pada ku,aku yang tak sadar diri roh,seorang akmal yang terlahir dari keluarga yang miskin ini memang tak pantas berteman dengan mu,dan perangkat perangkat desa ini juga salah kenapa harus aku yang dipilih,aku bukan siapa siapa,aku hanya anak berpendidikan aliyah sebetulnya tak pantas bisa bekerja sama dengan mu pada saat pelaksanaan pemilihan kepala desa itu”tandas akmal dengan nada sedikit lemah.

“Akmal…mal..kamu itu baik mal,cerdas,bertanggung jawab dan amanah pula,kamu itu pantas mal,pendidikan tinggi bukanlah segala nya mal,kalau tidak bijaksana kalau tidak bisa amanah,pernah satu ketika mal aku bermimpi dalam mimpi itu kamu yang menjadi imam dalam hidupku,engkau melakukan prosesi ijab kabul dengan buya dan saat itu semua keluarga sangat senang melihat prosesi itu mal,sebenarnya apa arti mimpi itu semua,apakah memang mimpi itu bersifat nyata dikemudian hari mal,sedangkan hati ini penuh akan kekaguman mal kepada mu walau sebenarnya perasaan itu tidak boleh berlebih semua memang ku serahkan pada Allah mal”humairoh berkaca kaca matanya menceritakan apa yang terjadi dalam hidupnya selama mengenal akmal.

Akmal pun hanya terdiam dengan menunduk kan kepala namun air mata nya menetes satu persatu ke tanah,namun humairoh ingin beranjak pergi dari samping akmal.

“Tunggu roh,jangan pergi dahulu dari tempat ini,ada yang ingin ku sampaikan pada mu roh,walau penuh dengan rasa sakit..kalau aku boleh jujur,tapi ada ketakutan ku kepada Allah jika hal ini kusampaikan,kekaguman ku tak boleh menandingi rasa kagum Sang Pemilik hati ini,jika pun perasaan ini salah,aku akan terima dosa atas perasaan yang tersemat dihati ini.”ucap akmal dengan rasa kesedihan yang mencekam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *