KEHANCURAN GENERASI DIBAWA SISTEM PENDIDIKAN KAPITALISTIK

Opini586 Dilihat

Pendidikan kapitalistik membentuk masyarakat yang manja dan tidak berkarakter, karena isi pendidikan hanyalah formalitas, angka pencapaian belum tentu menjawab sebuah kualitas dan kualitas belum tentu menjadi perhitungan. Setiap sendi kehidupan ini semuanya adalah corong keuntungan sehingga apapun yang terjadi nantinya tetap keuntungan ekonomi menjadi nomor satu. Pendidikan sekularitik telah membentuk masyarakat yang rapuh dan berada pada budaya pesimisme ( budaya serba salah )permasalahan antara intelektual dan spiritual dalam kehidupan khususnya dalam pendidikan membuat orientasi pendidikan ini salah. Lahirnya generasi – generasi bejat yang hanya bisa memerintah namun jauh dari kerasnya pekerjaan karena modal dan kekuasaan terjadi dalam kehidupan. Norma kemanusian telah hilang bahkan punah dengan uang semata, aborsi, vandalisme, dan kekerasan serta kekuasaan hukum tercipta karena adanya kekuasaan akan modal, kehidupan dimaknai hanya selesai pada aspek duniawi dan kepuasan duniawi. Inovasi dunia feshion yang mengumbar Aurat semakin menambah sehinggak kekerasan secara non verbal terjadi dan hasrat melakukan aksi kriminalisasi tidak dapat terbendung.

Kehidupan bejat seperti ini lahir dari sebuah sistem pendidikan yang hanya mencetak manusia – manusia yang paham akan kekuasaan, ekonomi, domisasi untuk mendapatkan keuntungan yang banyak. Kondisi ini membawa msyarakat berada pada lubang kegelapan.

Kegagalan sistem pendidikan kapitalistik juga disebabkan karena kesalahan dalam memandang manusia ideal dan cara untuk membentuk manusia ideal tersebut. Ideologi berpusat pada materi, dunia pendidikan pun harus mengikuti ritme kehidupan kapitalistik dengan menanamkan kaidah –kaidah materialistik-hedonistik- sekularistik. Kondisi ini semakin diperparah dengan pembangunan psikologis individu yang salah. Menseg dibentuk untuk menjadi pekerja dan pengejar target, sehingga kegagalan dalam hidup adalah pukulan telak untuk setiap individu, dan pesimisme dalam perjuangan adalah fakta yang akan terjadi.

Penulis : Arifin Maulana (Pengurus Pusat PB KMB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *