Bulan Ramadhan segera kita jalani, umat Islam akan dipertemukan kembali dengan bulan yang penuh dengan kemuliaan. Terdapat di dalamnya malam yang lebih baik daripada seribu bulan.
Di mana, semua amal kebaikan sebisa mungkin dioptimalkan dan segala bentuk keburukan sedapat mungkin diminimalkan.
Ada 2 hal yang harus dipersiapkan dalam menyambut bulan suci ramadhan
1. Meningkatkan Iman di Bulan Ramadhan
Usaha peningkatan iman adalah salah satu bentuk pengoptimalan amal kebaikan. Perkara mungkar yang biasa dikerjakan, sedikit demi sedikit ditinggalkan. Memang sulit. Karena mencoba meninggalkan sesuatu yang biasa dilakukan, adalah bentuk kesulitan terhebat. Namun inilah saatnya untuk mengupayakan hal tersebut.
Terkadang kita memang harus memaksakan diri untuk melakukan sesuatu meski dirasa sulit, karena dengan cara itulah rasa terbiasa akan muncul. Alah bisa karena biasa. Penolakan akan bentuk ketidakbaikan yang biasa dilakukan akan memberi dampak hebat dalam diri, namun itulah poin terbaiknya. Menekan nafsu jahat yang kerap membayangi adalah bentuk kesuksesan diri dalam melawan keburukan. Kemenangan telah berada di pihak kita.
Dan di bulan ramadhan inilah saat yang tepat untuk umat muslim mencoba memperbaiki hubungan dengan Allah Swt. dan juga kepada sesama manusia, hingga hablum minallah dan hablum minannas dapat terlaksana dengan sempurna.
Tilawah quran yang sering tertinggal tersebab urusan dunia atau pun ibadah sunnah yang jarang sekali dikerjakan ketika hari biasa di luar bulan ramadhan. Ketika bulan suci ini hadir, amalan itu dikerjakan dengan baik dan sepenuhnya. Tidak setengah-setengah. Pun dengan sedekah yang biasanya hanya seribu atau maksimal lima ribu, di ramadhan menjadi berpuluh kali lipat. Masya Allah.
Keberkahan akan benar-benar menghampiri kehidupan kita jika begitu adanya amalan yang dilakukan. Apalagi di bulan suci ini, segala amal kebaikan akan dilipatgandakan. Tidak ada yang perlu diragukan lagi perihal kesulitan. Karena Allah akan selalu memberi jalan kepada hambanya yang kerap melaksanakan amal kebajikan.
2. Menjaga Imun Agar Kuat dalam Melaksanakan Ibadah
Usaha pengoptimalan amal dan peningkatan iman, diperlukan imun yang kuat. Karena tanpa imun yang baik, ibadah puasa tidak akan dapat maksimal. Tidak makan dan tidak minum selama 12 jam lamanya bukanlah hal yang mudah, apalagi untuk mereka yang belum terbiasa melaksanakan ibadah puasa. 5L akan datang menghampiri. Lemah, lesu, lunglai, letih, dan Lemas.
Oleh Karenanya, sebelum satu ramadhan, seluruh jiwa dan raga harus dipersiapkan. Seperti disebutkan dalam bahasa latin, “Mens sana in corpore sano, “Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.”
Jika tubuh sehat kemudian imun kuat, Insya Allah ibadah puasa dengan segala amalan kebaikannya akan dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Caranya adalah dengan banyak mengonsumsi air putih dan makan-makanan bergizi (4 sehat 5 sempurna) agar gizi dapat terpenuhi dengan baik. Jika perlu, berolahragalah. Yang ringan dan seperlunya saja. Tidak perlu menyiksa diri dengan dalih ingin sukses meningkatkan imun. Seperti lari maraton 5 km misalnya atau mungkin sengaja ke tempat gym khusus untuk berolahraga berat. Bukannya meningkatkan imun, itu malah akan meningkatkan rasa lelah yang akan berakibat fatal pada saat berpuasa. Tubuh akan menjadi kurang tenaga. Cukup lakukan olahraga ringan seperti lari pagi atau mengerjakan pekerjaan rumah, sepertinya itu bisa menjadi bagian dari olahraga.
Apalagi, sekarang adalah tahun kedua kita melaksanakan ibadah puasa bersama dengan hadirnya virus corona yang begitu meresahkan. Imun dalam tubuh harus dijaga ekstra. Nutrisi sedapat mungkin terpenuhi, agar ibadah puasa dapat dilakukan dengan lancar sampai sebulan lamanya.
Kendala Ibadah tersebab Covid
Tahun covid ini adalah tahun yang sulit untuk umat muslim khususnya. Karena kebijakan untuk beribadah di rumah saja, akan mungkin ditegakkan kapan saja. Tarawih yang biasanya dilaksanakan di masjid secara berjamaah, terpaksa harus dilaksanakan di rumah. Syukur-syukur berjamaah. Karena bisa saja semua keluarga akan sibuk dengan urusannya masing-masing. Ibadah pun menjadi kurang maksimal.
Andai saja semua umat muslim sadar akan pentingnya peningkatan iman itu, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Semuanya akan aman terkendali. Namun, tidak semua orang sama dalam berbagai urusan. Ada saja pihak yang tidak merasa senang dengan hadirnya bulan mulia ini. Na’udzubillah.
Dalam hal ini, kitalah yang harus mengontrol diri dengan sebaik-baiknya. Akan kemana arah ramadhan kita. Baik atau burukkah? Tergantung kepada pribadi masing-masing.
Semoga kita bukanlah golongan orang yang tidak terpuji itu dan semoga kita dapat melaksanakan ibadah puasa dengan semestinya dan amalan kita dapat diterima selepas sebulan berpuasa. Aamiin.
Tingkatkan iman, jaga imun agar semua urusan menjadi aman.
Oleh : IMMawati Wadiyah Nur Pardede