Tepatlah saatnya mencari teman satu kelompok untuk diajak berkumpul membicarakan langkah apa saja yang akan diambil.
Di taman kampus awal kami bertemu satu kelompok, disini kami saling memperkenalkan dulu. Seperti biasa awal pertemuan pasti masih malu-malu.
Tapi disitu aku merasa amat terasing dan kayanya tidak masuk sama merek. Tapi entah kenapa pada saat itu juga aku di pilih sebagai ketua kelompok.
Yaa mau tidak mau, tawaran itu pun ku terima begitu saja (maklum laa, sebenarnya diri ku sejak sekolah dulu memang suka terdepan dan mengketuai, hehehe)
Selepas pertemuan itu dan kami pun membuat group di whatsapp untuk memudahkan komunikasi, aku mengingat nama nama kawan satu kelompok ku itu yakni Yanto, Inul, Ayu, Nazmi, Bedah, Maimunah, Putri, Lesti, Restu, Yuli dan Uswah .
Tapi entah kenapa aku penasaran dengan Inul yang baru saja ku kenal, seperti ada yang beda tampak dengan dia.
Yaa walaupun aku melihat inul seperti orangnya sombong dan setelahan tinggi laaah.
Beberapa hari setelahnya pembekalan dari pihak kampus pun telah dilaksankan, maka kami kumpul juga bermaksud untuk survey dahulu ke desa penemapatan KKN kami.
Naaah disitu aku memberanikan diri membuka pembicaraan dengan inul untuk menyarakan ke dia sebagai bendahara selama berKKN
“Nuul”. Sapa ku
“Iyaa, apa tu”. Jawab inul sambil bertanya
“Begini, kau jadi bendahara yaa. Biar keuangan kita kau yang ngurus”. Jawab ku lagi
“Akh gak usah aku laaa, kawan yang lain aja”. Saut Inul
“Kau aja la pala Res”. Jawab Inul lagi sambil menawarkan ke Restu
“Ahhh, gak bisa aku itu daah”. Tolak Restu
“Kok enggak gini aja laa, kau Bendahara 1 aku wakilnya”. Jawab inul sambil member saran
“Naah mantaaap tuuu, sekretaris ku siapa”. Potong ku
“Udaah aku saja”. Saut putri dari sudut menawarkan diri
Dapatlah kesepakatan bahwa sekretaris ku Putrid an bendaharanya Inul dan Restu. Maklum saat pertemuan pertama tidak terpikir untuk langsung memilik sekretaris dan bendaharanya karena masih malu-malu.
Dilain kesempatan saat malam hari aku mulai membangun hubungan emosional dengan teman sekelompok ku dengan menchat pribadi mereka. Hitung-hitung sekalian memasukkan diri sama mereka.
Karena biasanya kalau mengatur perempuan bakal mudah itu jika sudah terjalin hubungan emosional dengan mereka.
Ilmu ini ku dapatkan dari beberapa orang orang yang ku kenal, sebab agar terciptanya team work itu apabila terjalinnya hubungan emosional.
Tibalah saatnya pemberangkatan ke desa penempatan KKN selama 40 hari ke depan. Kami yang tergabung dalam kelompok ke 20 sudah sampai lokasi yang ternyata tidak terlalu jauh ke pusat ibu kota kabupaten, cuma sekitar 2 KM masuk kedalam.
Desanya pun terlihat bagus dan masyarakat terlihat sunyi ketika kami sampai di desa tersebut.
Singkatnya kami pun memasuki posko yang ditempatkan oleh pemerintah desa disini. meski rumah kosong yang dikasi tapi kami melihat yaa cukup dan layaklah untuk dihuni sementara.
Kami pun bergegas membersihkan posko agar nanti malam sudah nyaman untuk di tiduri.
Sejauh ini aku melihat kekompakan yang begitu kuat dalam kelompok ini, semu bekerja dan memgang alat bersih bersih.
Saat bersih bersih ternyata kami lupa membawa sapu dan pel, karena saya ketua kelompok dan inul yang megang keungan maka kami pergi membelinya di desa ini.
“Ketua, ayoo kawani aku beli sapu”. Ajak Inul pada ku
“Boleeeh, mari kita Tanya disitu”. Sahut ku
(Kamipun pergi dan membeli sapu di desa)
Hari demi hari kami lewati dengan baik sampai rasa kekeluargaan itu sangat terasa hangat disini.