Menu

Mode Gelap
Kasus Pembakaran Rumah Sempurna Pasaribu di Tanah Karo: Polda Sumut Tambah Tersangka Baru Polri Gunakan Teknologi Canggih untuk Seleksi Akpol 2024 Terungkap! Identitas dan Peran 2 Eksekutor dalam Pembakaran Rumah Sempurna Pasaribu Rektor UM Tapsel Kukuhkan 146 Guru Profesional, Kepala LLDIKTI Wilayah I: Jangan Berbisnis Apapun Di Sekolah Kejahatan Siber Merebak: Pembelajaran Preventif Masyarakat Kunjungan Mahasiswa MBS UIN Syahada Sidimpuan ke UMKM: Memahami Proses Bisnis dan Pemasaran Digital

Opini

Masifikasi Gerakan Kolaboratif Guna Menyongsong Gerakan Yang Progresif

badge-check


					Pheby Mawaddah Situmorang Perbesar

Pheby Mawaddah Situmorang

“…Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah ialah orang-orang yang bertaqwa” (QS. Al-Hujurat : 13).

Keberagaman merupakan sebuah keniscayaan sekaligus rahmat yang diberikan oleh Allah SWT. Hal ini patut disyukuri dan dipelihara sebagai sebuah aset yang dimiliki oleh manusia di muka bumi. Allah meniciptakan manusia berbeda-beda baik dari segi wujud fisik, karakter, agama, bahasa, ras, serta adat istiadat bukanlah tanpa alasan. Coba bayangkan jika Allah SWT menciptakan manusia dengan semua jenis kelamin laki-laki atau semua berjenis kelamin perempuan, semua manusia mempunyai wajah dan fisik yang persis sama, karakter yang sama, agama yang sama, bahasa yang sama dan sebagainya tanpa adanya perbedaan. Lantas, apa yang akan terjadi ?. Tentu banyak kemungkinan yang akan terjadi, jika semua manusia adalah laki-laki bisa jadi tidak akan keturunan di muka bumi begitupun sebaliknya, jika semua wajah manusia persis tentu akan sulit membedakan satu sama lainnya. Artinya kehidupan di bumi ini akan monoton, stagnan, tidak bervariasi, statis dan tidak ada pergerakan dan perubahan yang signifikan.

Berbicara mengenai keberagaman adalah sebuah pembahasan yang sangat luas, keberagaman tidak melulu membahas mengenai agama tetapi juga karakter bahkan sudut pandang antar manusia. Namun, pada pembahasan ini akan dibatasi keberagaman dalam konteks organisasi mahasiswa. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia tidak luput dari dinamika dan pergolakan dalam pergerakannya. Perkembangan zaman yang terus menerus berubah menuntut setiap elemen organisasi tanpa terkecuali Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah untuk turut berkembang dan membawa misi perubahan yang lebih besar. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Medan sebagai kiblat pergerakan IMM di Sumatera Utara harus senantiasa mewujudkan misi yang cukup besar ini. Untuk mewujudkan misi besar tersebut diperlukan kepemimpinan dalam ikatan yang progresif dan juga kolaboratif.

Wajah Kepemimpinan IMM Kota Medan

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan seluruh organisasi jenis apapun di dunia ini adalah statis. Ia hanya akan bergerak oleh orang-orang yang dinamis. Tanpa sosok dan kepemimpinan yang dinamis-progresif mustahil Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ini pun akan menjadi organisasi yang progresif. Di Kota Medan sendiri, IMM bukan satu-satunya organisasi kemahasiswaan dan kepemudaaan. Itu artinya kompetisi antar organisasi dan komunitas akan terus memanas. Sebagai sebuah kota yang multikultural dan beragam, Kota Medan memiliki peluang sekaligus tantangan yang besar dalam membawa perubahan apabila kepemimpinan dalam tiap-tiap organisasi mampu memahami situasi sekaligus menjadi solusi atas berbagai situasi yang ada. IMM diharapkan menjadi source of solution di tengah-tengah mahasiswa dan masyarakat bukan justru menjadi trouble maker yang meresahkan masyarakat. Kader-kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus memiliki kematangan emosional dan kematangan perencanaan dalam setiap program-program yang dijankan ke depan.

Baca Lainnya

Berempati Tanpa Mengeksploitasi: Bahaya Penyebaran Foto Anak Korban Pencabulan Tanpa Sensor

12 November 2024 - 17:53 WIB

Refleksi Peringatan Hari Santri 2024: Santri Harus Kaya

23 Oktober 2024 - 00:04 WIB

Menggapai Asa Di Tengah Keterbatasan

20 September 2024 - 17:38 WIB

Menyongsong Kereta Cepat Jakarta-Surabaya: Peluang Emas atau Beban Ekonomi?

25 Juli 2024 - 19:37 WIB

Kejahatan Siber Merebak: Pembelajaran Preventif Masyarakat

29 Juni 2024 - 22:56 WIB

Trending di News