Resisi vs Corona Disalib Perebutan Kursi JabatanTernyata oh ternyata corono tidak hanya menghentikan aktifitas manusia, perekonomi juga ikut berimbas bukan hanya didalam negeri saja bahkan Negara paman syam saja sudah memasang alarm.
Kehadiran corona yang menghantarkan perekonomian dunia menuju jurang resesi, IMF ekonomi diperkirakan minus 2,2% dan Fitch Rating Agency minus 1,9% membuat dunia kehilangan potensi ekonomiOleh karena itu pluit resesi telah dibunyikan, ditandai dengan pasar saham mengalami tekanan jual yang masif dan anjlok signifikan disusul dengan gelombang tsunami PHK bagi para karyawan menyebabkan banyaknya pengangguran.
Bagaimana kita Indonesia melawan corono yang dibayangi dengan resesi?
Kita ketahui bahwa mentri keuangan Sri Mulyan yang juga telah mengatakan scenario terberat yang dihadapi perekonomian Indonesia.pertumbuhan ekonomi akan mengalami tekanan pada level turun sampai level 2,3% dan mungkin saja sampai negativeBerdasarkan hasil penghitungan pemerintah, situasi ini akan membuat angka kemiskinan di Indonesia meningkat 1,1 juta orang.
Bahkan dalam skenario terberat, bukan tidak mungkin jumlah orang miskin bertambah hingga 3,78 juta orang.Begitulah Skenario Berat yang dikatakan oleh mentri keungan Ibu Sri Wahyuni.
Lalu apakah Pilkada Serentak yang disepakati Komisi II, Mendagri dan KPU dilaksankan pada 9 Desember 2020 mengurangi kefokusan untuk percepatan penangan Virus Corona.
Kebijakan yang ada seolah olah saling salib menyalib, dimulai dari Permenkes yang tidak memperbolehkan Ojol membawa penumpang ternyata Permenhub memperbolehkan, semajak bukti koordinasi mentri lemah.
Dan sekarang masyarakat atau kalangan elit politik harus memulai start lagi berbicara politik untuk memenangkan perebutan kursi jabatan di Pilkada serentak 9 Desember mendatang, sebelumnya semua kalangan masyarakat focus untuk percepatan penangan virus corona.